.png)
Penulis: Muis Editor: Herman Kurniawan  |
| Ketua LK KPK Bone, Eko Wahyudi mendorong dugaan penggelembungan SiLPA diusut (Foto: Dok. Istimewa) |
TIMURKOTA.COM, BONE- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bone tampaknya bakal dilaporkan terkait dengan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) 2023 yang diduga digelembungkan untuk mengubah Rencana Kerja Perubahan Anggaran (RKPA) di 2024.
Eko Wahyudi yang merupakan ketua LK KPK Bone mengatakan, pihaknya akan melaporkan dugaan penggelembungan tersebut ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Akan dilaporkan dan semoga saja segera diusut. Karena sepertinya ada yang mencoba bermain-main dengan anggaran di Pemkab Bone," ungkap, Eko.
Sementara itu, berdasarkan pernyataan Kabid Akuntansi BKAD Silpa 2023 hanya sebesar Rp13 Miliar di Kas Daerah, namun pernyataan Kabid Anggaran BKAD peningkatan SiLPA sebesar Rp99 Miliar terjadi pada APBD Partial 1 Ta. 2024.
"Perbedaan pendapat dan pemahaman terkait silpa ini sangat memprihatinkan dalam pengelolaan APBD Bone," tambahnya.
Menurutnya, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) adalah Selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu priode anggaran.
Masi kata Eko Wahyudi, Kabid Akuntansi sudah menyampaikan bahwa SiLPA Ta. 2023 hanya sebesar Rp13 miliar.
"Artinya Kabid Anggaran melakukan penggelembungan silpa di APBD Partial Ta. 2024 untuk membiayai kegiatan yang tak ada di APBD Pokok 2024, sehingga kegiatan-kegitan Tahun 2024 tidak dapat dilaksanakan," lanjutnya.
Penggelembungan SiLPA 2023 kata dia telah merusak tatanan teknokratik Anggaran Pendapatan dan Belanja Kab. Bone.
"Kami akan melihat keterlibatan Anggota DPRD terkait penggelembungan SiLPA yang dilakukan oleh TAPD," tegasnya.
Menurutnya hal itu terjadi dapat dipastikan Bone akan terpuruk karena rakyat tidak berdaya secara ekonomi lantaram keuangan dikendalikan elit dan politisi.
"Kami meminta elit tidak lagi membodohi dan menipu rakyat. Korupsi itu adalah pengkhianatan terhadap tujuan bernegara. Ini adalah penyakit yang membuat kita miskin, generasi muda berpendidikan rendah dan tak kerja. Orang-orang yang melakukan hal itu harusnya dikurung di tempat paling rendah karena mereka merendahkan martabat orang Bone," tutupnya.
.png "timurkota.com_official")
