Wiwink-Wajo, Jumat 25 Maret 2022 14: 46 WIB
Kader PMII bersama dengan organisasi dibawah NU Kabupaten Wajo melakukan unjuk rasa menolak kedatangan Ustaz Firanda Andirja, Jumat (25/03/22)
TIMURKOTA.COM, WAJO- Puluhan hingga ratusan Kader Nahdatul Ulama (NU) Kabupaten Wajo mengepung Kantor Bupati Wajo di Jl. Rusa No. 17, Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Jumat (25/03/22)
Aksi itu sebagai bentuk penolakan atas rencana Pemerintah Kabupaten Wajo mengundang penceramah Ustaz Firanda Andirja, pada (29/03/22).
Penolakan tersebut dilakukan karena dikhawatirkan akan menimbulkan ketegangan antar umat. Pasalnya materi ustaz yang kerap tampil di Radio Rodja terkadang tak menerima pendapat ormas lain.
Ketua Nahdatul Ulama (NU) Kabupaten Wajo, Andi Hasbi Gani mengatakan, berdasarkan rekam jejak. Firanda merupakan penceramah yang bertolak belakang dengan tradisi dan cara pandang Kabupaten Wajo.
"Kita sementara melakukan penguatan moderasi beragama. Salah satunya dengan mengakomodir tradisi dan budaya-budaya lokal. Sepanjang tradisi itu tidak bertentangan dengan aqidah. Sehingga dibutuhkan penceramah yang moderat," katanya kepada awak media.
Sementara, Firanda dikenal sebagai salah satu ustaz yang mengisi ceramah dengan muatan menolak secara mentah-mentah dan mempersalahkan amaliah yang sudah menjadi tradisi turun temurun bagi masyarakat Wajo.
"Kondisi kita di Wajo sudah sangat harmoni. Saling menerima perbedaan pandangan. Itulah yang kita khawatirkan jangan sampai arah ceramahnya menyinggung masalah seperti itu," katanya lagi.
Sementara Ketua IKA PMII Kabupaten Wajo, Sumardi Arifin menegaskan, tidak akan tinggal diam jika Pemkab Wajo tetap memaksakan mendatangkan Firanda Andirja.
"Ustaz ini sudah ditolak dibeberapa daerah. Kami tidak mau kontroversi itu menimbulkan ketegangan antar umat beragama di Wajo. Kita dijuluki sebagai kota santri. Tentu pengamalan ajaran agamanya secara mutawatir dari para anregurutta, jangan ternodai akibat ceramah-ceramah dari ustaz yang banyak ditolak di berbagai daerah," tegasnya.
Seperti di Nanggro Aceh Darussalam, Sulawesi Barat, dan teranyar di Kabupaten Wajo.