![]() |
Gambar hasil tangkapan layar video tawuran mahasiswa di kampus UMI Makassar (Foto: Dok. Istimewa) |
TIMURKOTA.COM, MAKASSAR- Bentrokan antara dua kelompok mahasiswa terjadi di Kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) yang terletak di Jl Urip Sumoharjo, Kecamatan Panakkukang, pada hari Jumat (31/01/24).
Kejadian ini tidak hanya mengganggu ketertiban di kampus, tetapi juga mengakibatkan salah satu mahasiswa menjadi korban pengeroyokan.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Makassar, AKBP Devi Sujana, mengungkapkan bahwa pihak kepolisian akan mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku yang terlibat dalam insiden tersebut.
"Kami akan memproses semua pelaku sesuai dengan hukum yang berlaku di negara ini," tegasnya saat dihubungi pada Sabtu pagi.
Insiden ini bermula pada sore hari ketika dua kelompok mahasiswa terlibat dalam perdebatan yang akhirnya berujung pada keributan fisik.
Saksi mata melaporkan bahwa suasana kampus yang biasanya tenang tiba-tiba menjadi kacau.
Bentrokan ini berlangsung cukup singkat tetapi penuh kekerasan, dengan beberapa mahasiswa terlihat saling menyerang.
Dari informasi yang dihimpun, salah satu mahasiswa yang terlibat dalam keributan tersebut mengalami luka-luka akibat pengeroyokan. Korban segera melaporkan kejadian ini kepada pihak berwajib.
"Iya, itu sesuai berita yang beredar. Mahasiswa yang terlibat dalam perkelahian itu sudah melapor," ujar AKBP Devi Sujana.
Pihak kepolisian saat ini tengah melakukan penyelidikan mendalam untuk menentukan penyebab utama terjadinya bentrokan tersebut.
Menurut AKBP Devi, ada beberapa faktor yang mungkin menjadi pemicu.
"Kami masih menyelidiki latar belakang peristiwa ini dan mencari tahu mengapa hal ini bisa terjadi," jelasnya.
Salah satu hal yang menjadi perhatian khusus adalah penggunaan senjata tajam oleh beberapa pelaku.
Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat beberapa mahasiswa membawa senjata tajam saat terlibat dalam keributan.
"Kami sudah mengidentifikasi beberapa pelaku yang terlihat membawa senjata tajam. Kami akan segera mengambil tindakan terhadap mereka," tambahnya.
Banyak pihak yang menyerukan perlunya peningkatan pengawasan dan keamanan untuk mencegah terjadinya bentrokan serupa di masa depan.
Beberapa mahasiswa juga mengusulkan agar pihak kampus mengadakan program edukasi tentang konflik dan resolusi damai.
"Kami perlu belajar bagaimana menyelesaikan perbedaan pendapat tanpa harus menggunakan kekerasan. Pendidikan tentang manajemen konflik harus menjadi bagian dari kurikulum di kampus," ujar seorang mahasiswa.
Dengan segala upaya yang dilakukan oleh pihak kepolisian dan universitas, diharapkan kejadian serupa tidak akan terulang lagi.
Masyarakat kampus harus berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua.
"Kami berharap bahwa semua pihak bisa belajar dari kejadian ini dan berkomitmen untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama," tutup AKBP Devi Sujana.
Pihak kepolisian akan terus berupaya untuk mengungkap tuntas kasus ini dan memberikan keadilan kepada korban.
Masyarakat kampus juga diharapkan dapat berpartisipasi dalam menjaga ketertiban dan keamanan di lingkungan akademik. (*)