Banjir yang melanda Kecamatan Bontocani (Foto: Dok. Istimewa) |
TIMURKOTA.COM, BONE- Kecamatan Bontocani di Kabupaten Bone saat ini menghadapi banjir yang disebabkan oleh hujan intensitas tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Peristiwa ini tidak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari warga, tetapi juga menyebabkan kerusakan yang signifikan pada infrastruktur dan lahan pertanian.
Berikut adalah lima fakta penting terkait dengan peristiwa banjir yang melanda daerah ini.
1. Hujan Intensitas Tinggi dan Luapan Sungai Lita
Sejak beberapa hari terakhir, hujan deras melanda Kecamatan Bontocani, mengakibatkan luapan air sungai Lita. Air yang mengalir deras dari sungai ini menyebabkan jalan poros yang menghubungkan beberapa desa terputus total.
Dalam rekaman video yang diterima oleh timurkota.com, terlihat air banjir mencapai ketinggian dada orang dewasa, khususnya di sekitar jembatan yang menjadi akses kendaraan utama.
Kondisi ini menciptakan tantangan besar bagi warga yang bergantung pada jalur tersebut untuk beraktivitas sehari-hari.
Jalan yang terputus juga menghambat akses ke layanan penting, seperti kesehatan dan pendidikan, yang berlokasi di ibu kota kecamatan dan kabupaten.
2. Dampak Terhadap Pertanian dan Ekonomi Warga
Banjir yang melanda Desa Mattirowalie dan sekitarnya menyebabkan kerusakan masif pada lahan pertanian. Puluhan hektar sawah dipastikan mengalami kerugian, yang diperkirakan menelan biaya ratusan juta rupiah.
Sebagian besar padi yang ditanam oleh petani terancam gagal panen, yang akan berpengaruh langsung pada pendapatan mereka.
Kepala Desa Mattirowalie, Andi Syahrir Natsir, menegaskan bahwa kerusakan ini akan berdampak jauh ke depan bagi perekonomian warga.
Dengan sebagian besar penduduk Desa Mattirowalie bergantung pada pertanian, situasi ini menjadi krisis yang lebih besar.
3. Terisolasinya Warga dan Kesulitan Akses
Akibat banjir, beberapa desa, termasuk Desa Mattirowalie, Watangcani, dan Erecinnong, terisolasi dari akses jalan utama.
Jalur Camba, yang biasanya digunakan oleh warga untuk pergi ke kantor kecamatan, kini tertutup total oleh banjir. Meskipun ada akses alternatif, kondisi jalan tersebut sangat sulit dilalui, terutama bagi kendaraan roda dua.
4. Upaya Pemantauan dan Penanganan oleh Pihak Berwenang
Menanggapi situasi darurat ini, Kepala Desa Mattirowalie bersama dengan warga setempat melakukan pemantauan langsung di lokasi terdampak.
Andi Syahrir Natsir berupaya memastikan keselamatan semua warga dan mengidentifikasi daerah yang paling parah terkena dampaknya.
"Pemantauan ini penting untuk mengetahui kondisi warga dan melakukan langkah-langkah pencegahan lebih lanjut," jelasnya. (*)