Ilustrasi wanita cantik dan di sisi lain diduga gadis Michat yang dibatalkan bookingan oleh korban pengeroyokan (Foto: Dok. Istimewa) |
TIMURKOTA.COM, SEPUTAR MAKASSAR– Sebuah insiden pengeroyokan terjadi di kawasan Inspeksi Kanal Selatan, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar, yang melibatkan seorang pria berinisial ASD (33).
Kejadian yang berlangsung pada Rabu lalu ini berawal dari kencan yang diatur melalui aplikasi chatting, Michat, dan berakhir dengan situasi yang mengejutkan.
1. Awal Mula Perkenalan
ASD, yang sedang mencari pasangan, memanfaatkan aplikasi Michat untuk berinteraksi dengan beberapa wanita. Dia kemudian berkomunikasi dengan seorang gadis berinisial SN (16).
Setelah beberapa kali bertukar pesan, keduanya sepakat untuk bertemu secara langsung, dan SN mengarahkan ASD ke kamar kosnya.
2. Ketidakcocokan Penampilan
Saat ASD tiba di lokasi yang dijanjikan, dia merasakan ada yang tidak beres. Foto-foto yang dikirimkan oleh SN melalui aplikasi terlihat sangat berbeda dari penampilannya saat bertemu langsung.
Kekecewaan tersebut membuat ASD memutuskan untuk membatalkan pertemuan yang telah direncanakan.
3. Konsekuensi dari Pembatalan
Keputusan ASD untuk membatalkan kencan ini ternyata memicu reaksi yang tidak terduga.
Dalam keterangan resmi dari Aipda Muhammad Ilham, Kasi Humas Polsek Mamajang, terungkap bahwa SN tidak menerima keputusan tersebut.
"Pelapor bertemu dengan wanita tersebut, namun saat tiba di kamar kos, pelapor membatalkan untuk booking wanita tersebut," ujarnya.
4. Pengeroyokan yang Terjadi
Setelah pembatalan kencan, situasi semakin memanas. SN merasa marah dan meminta bantuan beberapa temannya untuk menghadapi ASD.
Akibatnya, ASD dikeroyok oleh kelompok yang dibawa oleh SN, sehingga dia mengalami luka-luka akibat insiden tersebut. menyatakan,
“Setelah ASD membatalkan, wanita tersebut meminta bantuan temannya untuk menghadapi pelapor.” ujarnya.
5. Respon Polisi dan Dampak Sosial
Insiden ini segera menarik perhatian masyarakat sekitar, mengingat kejadian serupa yang melibatkan aplikasi kencan cukup jarang terjadi.
Banyak yang mengungkapkan keprihatinan atas bahaya yang mungkin ditimbulkan dari pertemuan yang diatur secara daring. Pihak kepolisian pun bergerak cepat untuk menangani kasus ini.
“Kami sudah menerima laporan dari ASD dan saat ini sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut.” tegas Aipda Ilham. (*)