Oleh Asmarjung
Praktek perebutan kekuasaan yang akhir-akhir ini yang cendrung menggunakan Pendekatan Finansial cenderung menjadi alasan utama dalam memilih Pigur Pemimpin.
Namun faktanya menjadi rahasia umum bahwa itu yang menjadi sebab hancurnya tatanan Birokrasi dan akar dari Praktek Korupsi yang merugikan masyarakat selama ini.
Aroma Pilkada di Kab. Bone saat ini yang beredar dipublik mulai mengarah pada hal tersebut untuk me mematikan Nurani, lalu merusak akal sehat masyarakat dalam memilih Calon Pemimpin yang baik.
Hal ini mestinya menjadi perhatian bersama khususnya para elit Politik agar tidak kembali terjebak dengan Praktek Money Politik yang seolah Legal pada momentum PEMILU pemilu baru-baru ini.
Karena ketika praktek Money politik seperti itu kembali terjadi pada momentum PILKADA serentak Tahun ini. Maka hampir dipastikan, Bone yang kita cintai ini akan semakin terperosok pada Kemunduran dimasa yang akan datang.
Pilkada kali ini mestinya Momentum bagi kita semua untuk merintis titik balik kebangkitan Marwah Kepemimpinan Kabupaten Bone, melalui PILKADA yang bermartabat ( PEMILU MAKKIADE).
Dimulai dari seleksi dan penetapan Pigur yang memang layak dari segala aspek sebagaimana di Wariskan dalam sejarah Kejayaan Kepemimpinan Bone yang pernah diraih di masa Lalu.
Bahkan Sejarah kepemimpinan atau AKKARUNGENG Ri Tanah Bone pernah mendunia karena nilai dan keluhuran Kempimpinan yang sarat dengan landasan nilai-nilai Falsafah tentang kepemimpinan yang arif dan juga petuah-petuah leluhur yang berkenaan dengan Kepemimpinan Ri Tanah Bone, sesungguhnya itu masih sangat relevan untuk dihidupkan kembali nilainya pada proses seleksi Bakal Calon Bupati Bone dan Wakil Bupati Bone kedepan, khususnya bagi Partai-Partai politik, yang memiliki peranan utama dalam meloloskan Bakal Calon.
Ini tentu menjadi harapan yang positif ketika Calon yang disungguhkan oleh Partai Politik maupun Calon perseorangan dalam kontestasi Pilkada betul-betul tokoh yang memiliki rekam jejak yang baik, integritas yang teruji, dan Kapasitas yang layak untuk menjadi orang Nomor satu di Kabupaten Bone.
Praktek PEMILU yang baru tersaji, tak ada yang bisa membantah bahwa praktek Money politik terjadi sangat brutal dan tidak terbendung.
Tentu hal tersebut menjadi ancaman besar bagi masyarakat, terhadap potensi terjadinya Praktek KORUPSI yang lebih besar dari Periode sebelumnya, ketika tidak diimbangi oleh lembaga Eksekutif yang berintegritas, tentunya harapan tersebut bisa dimandatkan melalui Pemimpin atau Bupati selaku Nahkoda lembaga Eksekutif yang akan pengendali jalannya pemerintahan.
Karena potensi adanya rayuan-rayuan legislatif untuk mengkebiri hak Rakyat demi penyelamatan atau Pengembalian Modal kampanye oleh oknum legislator yang membuang energi besar pada Pemilihan Legislatif baru-baru ini.
Selanjutnya selain Partai Politik tentunya kita semua dan masyarakat harus berani mengajak dan saling mengingatkan agar bisa menatap PILKADA kedepan ini lebih kritis dan tidak terjebak pada rayuan-rayuan Money Politik dari para kandidat atau Bohir-Bohir yang akan mendanai Calon tertentu untuk menjadi alat kepentingan bisnis atau proyek melalui kekuasan Bupati dan Wakil Bupati yang dibiayai dalam proses pemenangannya.
Ketika kita berkaca pada Pemilu baru-baru ini Hak-Hak politik masyarakat secara hina dihargai dari kisaran Rp. 50.000 sampai Rp. 300.000/orang demi mempeto Nurani rakyat dalam memilih.
Akan tetapi kami melihat sejauh ini masyarakat sesungguhnya hanyalah korban dari aktor-aktor Politisi yang mendesain praktek Money politik untuk memaksakan oknum-oknum tertentu yang ingin diloloskan pada kontestasi perebutan Jabatan atau kekuasan dengan pendekatan Money Politik tanpa peduli pada Kapasitas pigur yang di tawarkan, disamping itu yang lebih mengerikan ialah tekanan tekanan struktural yang membabi buta dan memaksa masyarakat dengan tekanan psikolgi ditambah polesan Amplop melalui tangan-tangan jejaring stake holder ditingkat Desa yang juga mendapat ancaman Hukum dari oknum-oknum pejabat lembaga Negara.
Olehnya itu salaatnya para elit Partai Politik dan Masyarakat mengembalikan Budaya SIRI dalam mewujudkan kepemimpinan Kabupaten Bone kedepan , melalui Bupati dan Wakil Bupati Bone yang mampu dinilai mau dan mampu _Mappideceng_ ( Memperbaiki orang banyak), dengan memiliki karakter _Malempu, Macca, Warani_ ( Jujur, Cerdas, dan Berani). Yang mampu mengelola berbagai potensi Sumber daya Manusia ( SDM) dan sumber daya alam ( SDA) yang dimiliki kabupaten Bone, seperti dalam bidang Kelautan, pertanian, dan perkebunan yang dapat keadilan dan memakmurkan masyarakatnya.