Wiwink-Bola, Minggu 2 Oktober 2022 18:14 WIB
Suasana kerusuhan di Kanjuruhan Malang |
TIMURKOTA.COM, JAKARTA- Apa boleh buat, kini nasi telah menjadi bubur. Sanksi FIFA telah menanti, hal terburuk bisa terjadi adalah Sepakbola Indonesia dibekukan.
Namun PSSI menegaskan, tetap akan melakukan upaya-upaya untuk meyakinkan FIFA bahwa Indonesia tak mesti dijatuhi hukuman berupa pembekuan atas insiden yang menimbulkan korban jiwa ratusan jiwa.
Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi dalam konferensi pers di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (02/10/22) mengatakan, sejak kejadian FIFA langsung meminta keterangan terkait dengan insiden tersebut.
Menurutnya, FIFA merespon serius kerusuhan yang terjadi di Stadion Kajuruhan Malang. Bukan tidak mungkin kata dia, FIFA akan menerjunkan timnya melakukan investigasi terhadap kerusuhan tersebut.
"Kami berharap kejadian ini tidak menjadi rujukan atau landasan FIFA untuk mengambil keputusan-keputusan yang tidak baik dan tidak menguntungkan Indonesia dan, khususnya PSSI,” katanya.
Ia melanjutkan, ada hal menjadi pertimbangan FIFA yakni korban meninggal bukan karena terlibat bentrok antar suporter.
Menurutnya, korban meninggal dunia kebanyakan karena terinjak dan berdesakan saat hendak keluar meninggalkan stadion.
"Ada yang jatuh, terinjak, saat mencoba keluar dari pintu stadion. Ada puluhan ribu penonton yang ingin keluar sehingga terjadi tragedi tersebut,” kata Yunus menjelaskan.
Perkembangan Terbaru Jumlah Korban Meninggal Dunia 182 Orang
Korban jiwa akibat kerusuhan di stadion Kanjuruhan usai laga Arema vs Persebaya bertambah menjadi 182 orang.
Kabar itu disampaikan oleh Arema Indonesia melalui cuitan di akun twitter resmi @AremaFC.
"Data terkumpul korban jiwa mencapai 182 orang," tulis Arema Indonesia pada Minggu, 2 Oktober 2022.
Sebelumnya, jumlah korban jiwa dilaporkan oleh Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta yaitu sebanyak 127 orang tewas dengan 183 korban lainnya.
Angka 182 itu masih terus bertambah karena proses rekapitulasi dan verifikasi korban masih dilakukan.
"Kami masih terus membantu proses rekapitulasi dan verifikasi terutama korban tanpa identitas yang jumlahnya terus bertambah," tulis sang Arema FC masih dalam satu cuitan sebelumnya.
Seperti yang diketahui, kerusuhan besar terjadi di lapangan Kanjuruhan setelah pertandingan antara Arema vs Persebaya usai pada Sabtu, 1 Oktober 2022.
Kerusuhan itu bermula ketika Persebaya memenangkan laga 3-2 atas Arema sebagai tuan rumah.