Wiwink-Bola, Minggu 21 Agustus 2022 10:54 WIB
Bernardo Tavares |
TIMURKOTA.COM, MAKASSAR- Direktur Utama PSM Makassar, Munafri Arifuddin mengaku sempat merasa was-was dengan beberapa keputusan pelatih Bernardo Tavares dalam melakukan rotasi pemain.
Meski begitu ia tak ragu memuji keputusan Bernardo yang pada akhirnya mampu memenangkan pertandingan.
"Terkait pemain muda yang mendominasi pertandingan melawan Arema FC. Menurut saya ini adalah berkat dari kemampuan pelatih dalam mendeteksi anak-anak muda dari akademi,"ungkapnya usai pertandingan melawan Arema FC.
Ia juga menerangkan, bahwa proses regenerasi yang dilakukan PSM Makassar hingga saat terbukti berhasil.
"Ini menandakan bahwa alhamdulillah proses pengkaderan yang kita lakukan selama ini tekah membuahkan hasil." Tukasnya.
- Berikut Tiga Keputusan Bernardo Tavares
1. Menurunkan Pemai Pelapis di AFC Melawan Tampines Rovers
Memulai babak penyisihan grup dengan hasil seri melawan Kuala Lumpur City pada Grub B AFC Zona ASEAN mengharuskan PSM Makassar wajib menang lawan Tampines Rovers FC.
Namun saat berhadapan dengan klub asal Singapura itu. Bernardo di luar dugaan malah menurunkan beberapa pemain pelapis sebagai starter.
Ia mencadangkan Everton Nascimento dan memilih menurunkan duet striker muda Ramadhan Sananta berpasangan dengan Ricky Pratama.
Keputusan tersebut membuat jantung seluruh suporter PSM Makassar berdebar kencang. Apalagi Pasukan Ramang sempat tertinggal pada babak pertama.
Tim tuan rumah berhasil unggul lebih dulu lewat aksi gelandang Zehrudin Mehmedovic pada menit ke-29.
Memasuki babak kedua, PSM Makassar baru bisa mencetak gol. Skor berubah menjadi 1-1 berkat gol Rizky Eka Pratama pada menit ke-48 yang menerima umpan dari Wiljan Pluim.
Pergantian pemain kembali dilakukan oleh PSM Makassar dengan memainkan Muhammad Arfan yang mengisi posisi tengah. Hal serupa juga dilakukan oleh Tampines Rovers.
Keputusan pelatih Bernardo memainkan Everton akhirnya membuahkan hasil. Pemain asal Brasil tersebut membuat PSM unggul dengan mencetak gol pada menit 79 setelah menerima umpan dari Rizky Eka. Skor pun berubah menjadi 2-1 untuk PSM Makassar.
PSM kembali bisa mencetak gol saat memasuki tambahan waktu. Lagi-lagi Everton Nascimento yang menjebol gawang lawan pada menit 90+4 dan mengubah skor menjadi 3-1 untuk keunggulan tim berjuluk Juku Eja ini.
2. Memilih Tak Memainkan Stopper Saat Yuran Dikartu Merah
Di era Sepakbola modern, sebagian besar pelatih memilih menarik seorang strikernya kemudian memasukkan pemain bertahan bila mana ada bek atau gelandang bertahan terkena kartu merah.
Namun tidak demikian dengan pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares. Ketika Yuran Fernandes dikartu merah pada menit ke-58 saat PSM Makassar berhadapan Kedah FC ia tetap tenang dan mempercayakan 10 pemainnya untuk tetap bermain.
Keputusan itu membuat pecinta sepak bola tanah air merasa was-was. Namun apa yang dilakukan Bernardo membuahkan hasil maksimal.
Timnya mampu mempertahankan kemenangan meski harus kebobolan satu gol. Bahkan pada menit akhir saat Agung Mannan juga menerima kartu merah Bernardo tetap tenang dan tak ada pemain bertahan baru di masukkan.
3. Mengistirahatkan Pemain Inti Saat lawan Juara Piala Presiden
Sebelum pertandingan melawan PSM Makassar. Tim Arema FC bahkan sesumbar akan mengalahkan Pasukan Ramang di kandangnya.
Andai terpengaruh dengan desakan-desakan seperti itu, arsitek PSM Makassar pasti akan memaksakan semua pemain inti untuk dimainkan.
Namun lagi-lagi, Bernardo Tavares terlihat percaya diri dengan menurunkan hampir setengah starternya dihuni pemain pelapis dan akademi.
Wiljan Pluim tak dimainkan dengan alasan kelelahan. Pemain lain yang dicadangkan adalah, Kenzo Nambu, Yakob dan Yance Sayuri, Akbar Tanjung, Rasyid Bakri.
Namun aliran bola PSM Makassar malah makin cepat. Arema FC dibuat tak berdaya oleh pemain muda Pasukan Ramang.