Iklan

Aktivis Pemuda Desak Polisi Ungkap Orang yang Diduga Bantu Pelarian Sakka

timurkota.com_official
Rabu, Desember 02, 2020 | 6:02 PM WIB Last Updated 2020-12-02T11:03:34Z

Sakka (23)

TIMURKOTA.COM, BONE- 


Memasuki pekan ke dua pasca melarikan diri usai melakukan tindak pembunuhan secara sadis terhadap istrinya sendiri berinisial, S (14). Kini sejumlah pihak mendesak agar polisi menelusuri dugaan orang yang bantu pelarian, Awaluddin Alias Sakka (23).

"Mestinya ditelusuri orang yang bantu kabur. Tidak masuk akal sampai belasan hari tidak terungkap kalau pelaku hanya melarikan diri tanpa membawa motor," kata Aktivis Pemuda, Taswiwin.

Menurutnya, dengan berkeliarannya pelaku. Menjadi tamparan bagi penegak hukum.

"Ini pekerjaan rumah, kalau sampai pelaku tidak tertangkap. Potensi kejadian sama bisa saja terulang," katanya lagi.

Kanit Reskrim Polsek Tanete Riattang, Iptu Samson kepada wartawan mengatakan, pihaknya belum menemukan adanya indikasi orang membantu pelarian Sakka.

"Belum ada indikasi ke arah sana," bebernya beberapa waktu lalu.

Diberitakan sebelumnya, Tim gabungan yang diterjunkan Kepolisian Sektor Tanete Riattang melakukan pengejaran terhadap Awaluddin Alias Sakka (23) mulai menemukan titik terang.

Polisi terus mendeteksi dan melakukan pengejaran terhadap pelaku pembuhan sadis terhadap istrinya sendiri, S (14).

"Kami terus melakukan pengejaran," kata Kanit Reskrim Polsek Tanete Riattang, Iptu Samson.

Mengenai deteksi pelarian terhadap, Sakka dirinya mengatakan terus mengupayakan untuk tak kehilangan jejak.

"Siap insyallah," katanya lagi.

Hingga saat ini Awaluddin Alias Sakka (23) masih dalam pelarian usai menghabisi istrinya sendiri berinisial, S (14).

"Ini namanya diperdaya, pelaku mestinya sudah ditangkap. Kalau polisi ada kendala baiknya minta bantuan sama Polda Sulsel," kata aktivis pemuda, Taswiwin.

Pihak Keluarga Korban Kecewa

Keluarga korban pembunuhan sadis, S (14) meminta pihak kepolisian untuk melakukan pemeriksaan terkait keterlibatan bapak kandung Awaluddin Alias Sakka (23).

Keluarga korban yang diwakili, Supry paman, S mengatakan keterangan pihak orang tua pelaku terkesan ada disembunyikan.

"Salah satunya, Jafar (bapak kandung Sakka) mengatakan bahwa dia melihat anaknya berhenti menikam korban usai memastikan korban sudah meninggal dunia. Kemudian, kenapa korban tidak ditolong setidaknya bawa ke rumah sakit. Atau hubungi kami selaku keluarga perempuan," katanya menjelaskan.

Hal lain yang menimbulkan kecurigaan adalah, pihak keluarga Sakka membiarkan mayat korban tergeletak di TKP padahal kejadiannya pukul 03.00 Wita.

"Sementara yang menemukan adalah orang lain itupun pagi. Jangan-jangan memang mereka sengaja tidak menyampaikan supaya pelaku bisa kabur terlebih dahulu. Dan hal paling kami sesalkan adalah kenapa tidak ada menyampaikan ke kami. Pihak keluarga perempuan baru tahu kejadian ini setelah dihubungi orang lain itupun Pukul 06.00 Wita disaat mayat sudah diambil polisi,"katanya lagi sambil tertunduk.

Kecurigaan ketiga pihak keluarga korban yakni tidak adanya darah ditemukan di lokasi kejadian. Baik, di teras rumah, tangga dan tempat korban ditemukan tergeletak tak ada darah berceceran.

"Ini juga, tidak masuk akal ketika orang ditikam lebih 20 tusukan kemudian tak ada darah keluar. Nah saya menyaksikan sendiri tidak ada darah di sana," ungkapnya.

Selaku korban, Supry meminta penegak hukum untuk memproses kasus ini seadil-adilnya. Termasuk menelusuri keterlibatan orang lain, baik pada saat korban dieksekusi maupun membantu pelarian Sakka.

"Kami percaya kepolisian, olehnya itu melalui media kami berharap agar permintaan kami selaku korban dapat tersampaikan dan menjadi pertimbangan polisi," harap dia mengakhiri pembicaraan.

Menanggapi desakan keluarga korban, pihak kepolisian memastikan akan memproses kasus tersebut seadil-adilnya serta transparan.

"Kita tentu proses sesuai hukum yang berlaku. Mengenai adanya permintaan pihak keluarga, itu juga kita jadikan catatan. Namun alasan tidak menelepon saat kejadian, itu bisa saja tidak dilakukan karena panik," beber, Kanit Reskrim Polsek Tanete Riattang, Iptu Samson.

Mengenai, bapak kandung Sakka. Iptu Samson mengatakan telah melakukan pemeriksaan. Terkait kesaksian dia pada kasus ini.

"Menurutnya sempat melerai namun kalah kuat dengan si pelaku (Sakka)," bebernya lagi.

Informasi Pelarian Terbaru Sakka

Sudah tujuh hari, Awaluddin Alias Sakka (23) pelaku pembunuhan sadis terhadap istrinya, S (14) buron.

Adanya jeda tiga jam sebelum korban ditemukan menjadi salah satu kendala polisi dalam melakukan pengejaran.

Kanit Reskrim Polres Bone, Ipda Samson kepada wartawan mengatakan, semua Buru Sergap (Buser) diterjunkan untuk melakukan pengejaran.

"Semua kekuatan diturunkan, begitu juga bantuan dari Resmob Polres Bone," katanya.

Sebelumnya, Awaluddin Alias Sakka (23) sempat menyampaikan kepada pihak keluarga istri bahwa dirinya telah bertaubat dari segala hal negatif termasuk konsumsi minuman keras.

"Setelah berumah tangga, Fatir (nama lain Sakka) mengaku tidak konsumsi miras lagi dan lebih banyak habiskan waktu bersama istri. Makanya kami tidak  habis pikir kenapa tiba-tiba dia tega melakukan aksi keji seperti ini," kata, Puang Ruma, nenek dari, S korban pembunuhan yang tak lain istri Sakka.

Tak pernah terlintas sekalipun dipikiran keluarga S (14) korban pembunuhan oleh suaminya sendiri, Sakka bahwa akan terjadi hal-hal tidak diinginkan pada malam itu.

Pasalnya, sebelum meninggalkan rumah mertua pada Kamis (19/11/20) pukul 22.00 Wita, Sakka tidak pernah menunjukkan gerak-gerik mencurigakan. Dia malah sibuk membantu mertua dengan mengangkat beberapa kayu karena pada saat itu rumahnya tengah direnovasi.

"Tidak ada masalah pak, malah waktu mau pergi keduanya senyum dan bilang 'Jokkana Pale Ambo' (kami pergi ayah). Kalau ada bilang sempat bertengkar atau berdebat sebelum pergi itu tidak benar sama sekali," kata nenek korban Puang Ruma.

Puang Ruma mengaku baru mengetahui kejadian yang menimpa cucunya ketika mendapat kabar dari tetanggga Sakka.

"Saya sebetulnya kecewa karena informasinya malah kami dapat dari orang lain bukan pihak keluarga laki-laki. Terus, kejadianya jam 03.00 Wita, kenapa baru pagi ketahuan. Kenapa cucu saya tidak dibawa ke rumah sakit, kenapa dibiarkan begitu saja?." Ujarnya lagi.

Sakka (23) adalah pelaku penikaman yang menewaskan Irwandi (26) asal Pallengoreng, Kelurahan Biru, Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Selasa (24/01/17).

Sehari setelah itu, Sakka ditangkap tepatnya, Rabu (25/01/17) oleh tim Reskrim Polsek Tanete Riattang dipimpin, Aiptu Tahir.

Singkat cerita, Sakka pun dipenjara hingga dinyatakan bebas awal 2020. Kini Sakka kembali berkasus dia diduga kuat menikam istrinya hingga tewas.

Tak tanggung-tanggung, S (14) ditikam dengan 27 kali tusukan. 

Awaluddin Alias Sakka dalam Pengejaran Polisi

Hingga kini, Sakka (23) asal Talumae, Kelurahan Bukaka, Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan masih dalam pengejaran polisi setelah diduga kuat menikam istrinya sendiri berinisial S hingga tewas.

Kepolisian Sektor Tanete Riattang yang bekerjasama tim Sat Reskrim Polres Bone mengimbau agar pelaku segera menyerahkan diri.

Jika tidak, maka bisa saja dilakukan tindakan tegas, apalagi Sakka diketahui sudah pernah terlibat kasus sama yakni menikam seorang pemuda di kawasan Lapangan Merdeka Bone.

"Pelaku masih dalam pengejaran kita, imbau segera menyerahkan diri," kata Kapolsek Tanete Riattang, Kompol Bahsar melalui Kanit Reskrim, Iptu Samson.

Motif peristiwa berdarah pada Jumat (20/11/20) hingga saat ini belum terungkap. Korban S awalnya ditemukan warga dalam keadaan tergeletak di pematangan sawah.


***



Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Aktivis Pemuda Desak Polisi Ungkap Orang yang Diduga Bantu Pelarian Sakka

Jangan lupa ikuti kami di

Konten Berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Wartawan timurkota.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.

Trending Now

Konten Berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Wartawan timurkota.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.

Iklan