Suasana saat mayat Rosmini dievakuasi (dok) |
Kasus kesurupan massal yang berujung pembantaian terhadap Rosmini (16) yang diduga dilakukan dua kakak kandung prianya masih simpang siur.
Hasil penyelidikan dilakukan Kepolisian Reserse Bantaeng menemukan fakta lain. Fakta ini berbeda dengan kesaksian dan informasi yang beredar di masyarakat setempat.
Paur Humas Polres Bantaeng, Aipda Sandri Ershi mengatakan dalam keterangan persnya. Motif pembunuhan terhadap Rosmini bermula saat dia ditemukan tengah berhubungan layaknya suami istri dengan Usman yang tak lain adalah sepupunya sendiri.
"Jadi setelah ditemukan, kedua kakak korban masing-masing Ramman dan kakak nomor empat membawa korban ke kamar paling belakang dan disitulah dihabisi menggunakan balok kayu dan parang," ujarnya.
Sementara, Usman yang awalnya diberitakan disandera pelaku juga terkena sabetan parang dari para pelaku.
"Jadi murni kasus siri (rasa malu dan harga diri). Untuk dua pelaku kita kenakan pasal kekerasan yang menyebabkan orang meninggal dunia dan kekerasan anak di bawah umur. Kalau yang dugaan penyanderaan kasusnya akan ditangani terpisah," tutupnya.
Guna-guna Setelah Minum Air Obat Corona
Sementara di kalangan masyarakat Dusun Katabung, Desa Pattaneteang, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng tersebar informasi bahwa sebelum kejadian korban sempat meminum air dari seseorang.
"Jadi keluarga ini sangat baik, jangankan melukai anaknya memarahi saja tidak pernah. Tapi kemarin ada orang yang tawari air katanya obat corona. Setelah diminum satu keluarga langsung tak sadarkan diri dan mengamuk," tulis pemilik akun SRN yang mengaku sebagai sepupu korban.
Dilanjutkan SRN, selama ini dalam keluarga pelaku tak pernah ada permasalahan dan keributan.
"Orangnya sangat baik semua, ini karena ada semacam sihir dan guna-guna itu. Jadi tidak benar kalau ilmu hitam," tukasnya.
Akibat Salah Mempelajari Ilmu Hitam
Tragedi berdarah terjadi di Dusun Katabung, Desa Pattaneteang, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng, Sabtu (9/5/2020).
Penghuni salah satu rumah mengalami peristiwa aneh, yakni diduga kerasukan mahluk halus. Delapan orang dirumah tersebut bersamaan berteriak histeris seperti layaknya orang kesurupan.
Penghuni rumah panggung yang diduga kerasukan tersebut diketahui bernama,
Darwis 55 tahun kepala rumah tangga, Anisa 50 tahun, enam orang anaknya, Ramman, Anto, Dilla, Nasir, suci dan Rosmini.
Nasib naas dialami, Rosmini (16) anak kandung dari pelaku itu tewas dengan luka menganga pada leher, sabetan sajam pada pada kepala dan lengan kanan. Rosmini diduga kuat dihabisi saudara kandungnya sendiri.
Aksi satu keluarga yang diduga mempelajari ilmu hitam tak sampai di situ. Warga yang mulanya hendak membantu menyadarkan malah ikut disandera.
Tetangga yang sempat jadi korban diantaranya, Irfan bin Reni (18) Saenal bin Hatim (35) menderitan luka sabetan senjata tajam di kepala.Usman (34) mengalami luka gores pada bagian telinga akibat sabetan senjata tajam.
Saat kejadian berlangsung seorang pelaku, Ramman sempat turun ke jalan menghadang pengendara sambil membawa parang.
Pada pukul 11.30 Wita personel dari Kepolisian Sektor Tompobulu tiba di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Polisi kemudian melakukan negosiasi, agar para pelaku menyerahkan diri. Namun upaya itu tak membuahkan hasil, mereka tetap saja mengamuk di atas rumah.
Kapolres Bantaeng dan Dandim 1410 Bantaeng bahkan turun tangan menangani permasalahan tersebut. Kapolres bersama Dandim bergantian melakukan negosiasi namun negosiasi yang dilakukan tak membuahkan hasil.
Setelah negosiasi panjang, akhirnya pasukan gabungan Polsek Tompobulu dan Polres Bantaeng mengambil tindakan tegas dengan menangkap paksa para pelaku.
"Di saat semua pelaku sudah diamankan. Petugas menemukan mayat Rosmini di kamar paling belakang. Ada juga saya lihat, badik, parang dan tombak disita," beber, Mardan tetangga pelaku yang juga sempat diserang.
Pelaku diduga mengalami gangguan kejiwaan akibat ilmu hitam. Hingga saat ini pihak kepolisian dan pemerintah setempat belum memberikan keterangan terkait peristiwa tersebut.
(rill/as)