![]() |
Safee Sali Satu-satunya pemain Malaysia pernah berkiprah di Liga Indonesia |
TIMURKOTA.COM, ASIA- Perubahan regulasi legiun impor di Liga Indonesia yang terjadi di musim 2009-2010 membuat klub kebingungan untuk melengkapi kuota. Siasat sejumlah tim ketika itu adalah memakai jasa pemain asing dari kawasan Asia Tenggara (ASEAN), khususnya dari Singapura.
Badan Liga Indonesia (BLI), operator kompetisi Liga Indonesia kala itu, menetapkan regulasi 3 pemain asing non-Asia dan 2 pemain asing Asia per 2009-2010. Tim-tim semodel Arema Indonesia dan Persija Jakarta bergerak cepat dengan memboyong pemain dari Singapura.
Yang pasti, kriteria pemainnya harus level tim nasional. Arema FC memboyong Noh Alam Shah dan Muhammad Ridhuan. Adapun, Persija menggaet Baihakki Khaizan dan Mustafic Fachrudin. Keempatnya adalah anggota Timnas Singapura saat itu.
Singapura menjadi negara ASEAN penyumbang pemain terbanyak ke Liga Indonesa sejak era 2000-an. Tercatat, sembilan pemain dari Negeri Singa pernah merumput di Tanah Air.
Selain Alam Shah, Ridhuan, Baihakki, dan Mustafic, pemain lainnya adalah Itimi Dickson, Precious Emuejeraye, Khairul Amri, Agu Casmir serta Shahril Ishak.
Dari daftar tersebut, Alam Shah dan Ridhuan menjadi pemain Singapura tersukses di Liga Indonesia. Keduanya mengantar Arema Indonesia menjuarai Liga Indonesia 2009-2010.
Selain itu, Ridhuan tercatat sebagai pemain Singapura terlama di Liga Indonesia. Gelandang berusia 24 tahun ini selama empat tahun memperkuat Arema dan semusim berbaju Putra Samarinda.
Thailand menjadi negara ASEAN kedua dengan sumbangan pemain terbanyak ke Liga Indonesia. Totalnya ada enam nama mencakup Sinthaweechai Hathairattanakool, Suchao Nuchnum, Phipat Tonkaya, Phaitoon Thiabma, Tanasit Tong In, dan Pradit Taweechai.
Kosin, panggilan Sinthaweechai dan Suchao membela Persib Bandung pada periode yang berbeda. Nama pertama bergabung pada 2006 serta 2009. Sosok kedua pada 2009.
Sebelum Kosin, Persib punya pemain Thailand lainnya yaitu Pradit Taweechai dan Nipont Chanarwut. Keduanya membela tim berjulukan Pangeran Biru itu pada 2004-2005.
Kepindahan Safee Sali dari klub Liga Malaysia, Selangor FA, ke Pelita Jaya pada 2011 begitu menggegerkan. Penyerang Timnas Malaysia itu menjadi pemain Negeri Jiran pertama yang berkarier di Liga Indonesia.
Sinar Safee Sali di tanah kelahirannya membuat Pelita Jaya yang waktu itu serius membangun tim juara, sangat tertarik. Penyerang berusia 36 tahun ini adalah top scorer Piala AFF 2010 dengan lima gol.
Safee Sali, yang merapat di pertengahan musim, mengemas tujuh gol dari 13 penampilannya bersama Pelita Jaya pada musim 2010-2011.
Produktivitas Safee Sali dihadiahi perpanjangan kontrak dua tahun oleh Pelita Jaya hingga 2013. Dia didapuk sebagai kapten tim pada musim berikutnya.
"Sebenarnya Pelita Jaya menawarkan kontrak tiga tahun dan saya hanya mau memperpanjang kontrak selama satu tahun lagi. Tetapi setelah pihak saya mengadakan perbincangan yang panjang, kami mengambil jalan tengah, yaitu menyambung kontrak selama dua tahun lagi," ujar Safee Sali dinukil dari Bernama seperti dilansir Liputan 6
Kemesraan Safee Sali bersama Pelita Jaya berakhir pada musim 2013 setelah lisensi klub dijual ke Bandung Raya dan seluruh anggota tim dimerger dengan Arema FC. Saat itu, penyerang berkarisma ini memilih hengkang ke Johor Darul Ta’zim (JDT).
Berdasarkan rangkuman Soccerway, Safee Sali mengemas 20 gol dari 29 pertandingannya untuk Pelita Jaya pada musim terakhirnya di Liga Indonesia.
(rill/as)