 |
| Kegiatan Haul ke-311 La Patau Matanna Tikka tahun 2025 akan menjadi salah satu agenda penting dalam rangkaian Festival Bone Riolo. |
TIMURKOTA.COM, BONE– Kegiatan Haul ke-311 La Patau Matanna Tikka tahun 2025 akan menjadi salah satu agenda penting dalam rangkaian Festival Bone Riolo, yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Bone melalui Dinas Kebudayaan bekerja sama dengan berbagai organisasi masyarakat adat dan budaya.
Pelaksanaan haul yang dijadwalkan berlangsung di Masjid Jami Mursyidul Thullab, Desa Nagauleng, Kecamatan Cenrana, menjadi momentum untuk mengenang jasa dan keteladanan La Patau Matanna Tikka, tokoh besar yang pernah memimpin sebagai Mangkau Bone XVI, Datu Soppeng XVIII, dan Ranreng Tuwa Wajo XVII.
Ketua Panitia Haul, Dr. Ir. Andi Ilham Samanlangi, ST., MT., menjelaskan bahwa kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan memperkuat nilai-nilai budaya dan spiritual masyarakat Bone melalui penghormatan terhadap warisan sejarah leluhur.
“Haul ini menjadi sarana untuk mengenang keteladanan dan warisan budaya La Patau Matanna Tikka yang berperan besar dalam membangun peradaban dan diplomasi tiga kerajaan di Sulawesi Selatan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Festival Bone Riolo, Andi Irfandi, ST., MHP., menyampaikan bahwa pelaksanaan Haul La Patau Matanna Tikka merupakan bagian integral dari upaya pemerintah daerah dalam melestarikan nilai-nilai kebudayaan lokal.
“Kami siap berkolaborasi dengan semua organisasi, termasuk PERWIRA-LPMT dan Kerukunan Keluarga Wija Arumpone (KKWA), dalam memajukan kebudayaan dan memperkuat identitas daerah,” kata Andi Irfandi.
Ketua Umum PERWIRA-LPMT menambahkan bahwa kegiatan haul ini merupakan pelaksanaan keempat sejak pertama kali digelar pada tahun 2022.
“Kami berharap seluruh wija atau keturunan La Patau Matanna Tikka dapat hadir dan bersama-sama mendoakan Puatta di Nagauleng, Cenrana,” ujarnya.
Kegiatan ini diharapkan menjadi ruang refleksi bagi masyarakat Bone untuk meneladani kepemimpinan, kebijaksanaan, dan nilai keislaman La Patau Matanna Tikka, sekaligus memperkuat komitmen terhadap pelestarian warisan budaya lokal di tengah dinamika zaman. (*)
