Iklan

Harga Beras Anjlok, Petani Bone Merugi Akibat Serapan Bulog Mandek di Musim Panen

tim redaksi timurkotacom
Senin, November 03, 2025 | 12:57 AM WIB Last Updated 2025-11-02T17:57:37Z

Ilustrasi beras Bulog (Foto: Dok. Istimewa)

Penulis: Syamsul Bahri Arafah 


TIMURKOTA.COM, BONE – Harga gabah di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, terus merosot tajam dalam dua pekan terakhir. 

Kondisi ini terjadi akibat serapan gabah oleh Perum Bulog yang disebut mandek di tengah musim panen raya. 

Akibatnya, petani terpaksa menjual hasil panennya dengan harga rendah ke pedagang pengepul untuk menutupi biaya produksi.

Berdasarkan pantauan di sejumlah wilayah sentra produksi padi seperti Kecamatan Dua Boccoe dan Awangpone, harga gabah kering panen kini hanya berkisar Rp5.200 hingga Rp5.400 per kilogram, jauh di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan sebesar Rp6.000 per kilogram. 

Kondisi ini membuat petani menanggung kerugian besar karena ongkos tanam dan pupuk yang semakin mahal.

Para petani menilai lambannya serapan Bulog sebagai faktor utama anjloknya harga. 

Sejumlah pengusaha penggilingan padi mengaku stok menumpuk karena belum ada penyerapan dari Bulog sejak awal Oktober. 

Situasi tersebut dimanfaatkan pedagang besar untuk menekan harga di tingkat petani, sehingga rantai distribusi beras semakin tidak seimbang.

Ketua Kelompok Tani di Kecamatan Mare, Andi Rahman, menyebut banyak petani kini kesulitan menutup biaya operasional akibat turunnya harga gabah. 

“Kami berharap Bulog segera turun tangan membeli gabah petani. Kalau begini terus, musim tanam berikutnya bisa berkurang karena modal habis,” ujarnya saat ditemui di area persawahan Mare, Sabtu (2/11).

Menanggapi kondisi ini, sejumlah pihak mendesak pemerintah daerah dan Bulog Bone untuk mempercepat penyerapan hasil panen sesuai harga acuan nasional. 

Jika dibiarkan berlarut, anjloknya harga gabah dikhawatirkan memicu gejolak ekonomi di pedesaan dan mengancam keberlanjutan produksi pangan lokal di wilayah lumbung beras Sulawesi Selatan tersebut.

Sejumlah petani di Kabupaten Bone mengeluhkan pelayanan Perum Bulog yang dinilai belum optimal. Keluhan tersebut muncul lantaran gudang Bulog disebut dalam kondisi penuh sehingga tidak lagi menyerap gabah dari petani.

Dampaknya, harga gabah di tingkat petani mengalami penurunan signifikan. 

Para pedagang yang selama ini menjadi mitra petani enggan membeli dengan harga normal dan memilih menurunkan harga karena tidak adanya jaminan serapan Bulog.

NS (56), salah seorang petani, mengaku harga gabah yang diterima hanya Rp6.100 per kilogram. 

Padahal, jika Bulog membuka gudang dan menyerap hasil panen, harga bisa mencapai Rp6.700 per kilogram. 

"Kami rugi besar. Saat Bulog aktif harga lebih baik, sekarang jatuh hingga Rp600 per kilogram," ungkapnya.

Hal serupa disampaikan Anto, seorang pedagang. Ia menyebut, sejak Bulog tidak menerima gabah, pihaknya hanya berani membeli gabah di kisaran Rp6.000 hingga Rp6.100 per kilogram. 

"Kalau Bulog buka, kami bisa mengikuti harga Rp6.700, tapi karena tutup, kami terpaksa menekan harga," jelasnya.

Kondisi ini membuat petani tertekan karena biaya produksi semakin tinggi sementara harga jual gabah terus merosot. 

Mereka berharap ada langkah cepat dari pemerintah maupun Bulog agar gabah kembali terserap sesuai harga pembelian pemerintah.

Menanggapi hal tersebut, Pemimpin Cabang Perum Bulog Kancab Bone, Maysius P, memastikan bahwa harga pembelian gabah oleh Bulog tetap mengacu pada ketetapan pemerintah, yakni Rp6.500 per kilogram. 

"Kalau ada gabah yang dibeli di bawah harga tersebut, mohon diinfokan ke Bulog. Kami akan mendata petani dan menugaskan tim Unit Bisnis Industri Perum Bulog Kanwil Sulselbar untuk menjemput langsung," tegasnya.

Ia juga menambahkan bahwa Bulog berkomitmen menjaga stabilitas harga dan melindungi petani dari praktik permainan harga yang merugikan.

"Kami mengajak petani dan pedagang untuk aktif berkoordinasi agar persoalan harga ini bisa segera diatasi," pungkas Maysius. (*)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Harga Beras Anjlok, Petani Bone Merugi Akibat Serapan Bulog Mandek di Musim Panen
« Prev Next »

Jangan lupa ikuti kami di

Konten Berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Wartawan timurkota.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.

Trending Now

Konten Berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Wartawan timurkota.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.

Iklan

.entry-content { line-height: 1.4em; }