Penulis : Ishak
Tim OKP kemahasiswaan lslam dan ormas. PB.PMII
TIMURKOTA.COM-- Setiap tanggal 17 April, kita kembali diingatkan pada sebuah tonggak sejarah penting dalam perjalanan intelektual dan spiritual mahasiswa Islam Indonesia hari lahirnya PMII.
Bukan sekadar peringatan rutin tahunan, momentum ini adalah momen reflektif, di mana kita melihat ke belakang, menakar langkah yang telah diayun, sekaligus merancang masa depan dengan lebih matang.
PMII lahir bukan dari ruang kosong. Ia hadir dari kegelisahan, dari keinginan untuk menjawab tantangan zaman lewat bingkai nilai-nilai keislaman yang moderat dan kebangsaan yang inklusif. Dalam sejarah panjangnya, PMII telah menjadi kawah candradimuka bagi kader-kader bangsa para pemikir, pemimpin, dan penggerak perubahan.
Di tengah derasnya arus informasi yang nyaris tanpa batas, kita hidup di zaman yang disebut sebagai era infodemi, dimana kebenaran dan kebohongan seringkali tak lagi bisa dibedakan. Algoritma media sosial membentuk ruang gema _(echo chamber)_ yang mempersempit cara pandang kita terhadap dunia. Di sisi lain, generasi muda semakin terdistraksi oleh budaya instan, konten viral, dan kehilangan ruang untuk berpikir kritis.
Tak hanya itu, hadirnya kecerdasan buatan (_AI_) dan otomatisasi juga mulai menggantikan peran manusia di banyak sektor. Ini bukan hanya tantangan ekonomi, tapi juga tantangan eksistensial. Pertanyaannya, apakah kader PMII siap mengambil peran dalam revolusi ini, bukan sekadar sebagai penonton, tapi sebagai pemegang kendali arah perubahan?
Kita juga dihadapkan pada krisis lingkungan yang semakin nyata perubahan iklim, bencana ekologis, dan eksploitasi sumber daya alam yang tak terkendali. Sebagai kader yang lahir dari rahim Islam dan cinta tanah air, sudah semestinya kita menjadikan isu-isu ekologis sebagai bagian dari dakwah dan gerakan sosial kita.
PMII hari ini tidak cukup hanya menjadi organisasi pengaderan biasa. Ia harus menjadi ruang kolektif yang mampu menjawab keresahan zaman, membentuk kader yang _tech-savvy_ tapi tetap berpegang pada nilai-nilai Ahlu Sunna Wal jamaah , aktif di ruang digital tapi tidak kehilangan akar spiritual dan sosialnya. PMII harus hadir di ruang-ruang diskusi, media sosial, komunitas, dan inovasi. Bukan hanya bicara soal sejarah, tapi tentang masa depan.
Inilah waktunya kader PMII menjadi agen perubahan yang tidak hanya pandai orasi, tapi juga mampu menulis, membuat konten, menyusun kebijakan, bahkan menciptakan teknologi yang membawa kebermanfaatan.
Hari lahir PMII Bukan Hanya sekadar bernostalgia. Tapi lebih dari itu, ini adalah waktu untuk menguji kembali komitmen kita. Sudahkah kita benar-benar menjadikan PMII sebagai wadah pembentukan karakter, laboratorium intelektual, dan medan perjuangan sosial?
Mari jadikan momentum ini sebagai titik balik, untuk merevitalisasi gerakan, memperkuat solidaritas, dan meneguhkan kembali peran PMII sebagai penjaga nilai-nilai Islam yang rahmatan lil 'alamin dan penjaga keutuhan bangsa.
Selamat Hari Lahir PMII ke-65 Tahun.
Terus berproses, Terus Bergerak dan terus Berdampak.