![]() |
Hj Maryam (45) istri dari Rudi S Gani yang merupakan korban penembakan di Desa Pattukulimpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone (Foto: Dok. Istimewa) |
TIMURKOTA.COM, BONE- Sejumlah kalangan menilai sikap yang ditunjukkan oleh Hj Maryam istri korban penembakan Rudi S Gani (49) akan menyulitkan proses penyelidikan yang dilakukan polisi.
Salah satu yang disoroti yakni menyebut nama orang yang dia curigai saat memberikan keterangan kepada awak media.
Aktivis Mahasiswa, Akbar kepada timurkota.com mengatakan, bahwa seharusnya H Maryam mengambil peran dalam mengungkap kasus pembunuhan suaminya.
"Dia bisa membantu polisi yang kesulitan untuk mendapatkan saksi. Sebagai seorang korban Hj Maryam mestinya menyampaikan kepada pihak kepolisian terkait data yang dimiliki," ungkapnya.
Akbar meminta Hj Maryam berkata jujur terkait dengan hubungan emosionalnya dengan para tetangganya.
"Patut juga dipertanyakan bagaimana hubungan ibu Hj Maryam dengan tetangganya. Karena ada kabar berkembang warga setengah hati bersaksi, bahkan semua tertutup," lanjutnya.
Akbar mengatakan, adapun nama yang disebut dia curigai. Ketika misalnya tidak punya bukti kuat, maka tentu akan menimbulkan masalah baru.
"Kalau data yang diberikan bisa dipertanggungjawabkan. Maka kita bisa sampaikan bahwa polisi yang setengah hati. Namun yang disebut sepertinya tidak memiliki data akurat, hanya menyebut nama orang dan itu bahaya," lanjutnya.
Sebelumnya diberitakan, Sudah dua pekan kasus penembakan yang menewaskan pengacara, Rudi S Gani (49) belum juga terungkap.
Alih-alih mengejar pelaku, polisi hingga saat ini belum mengungkap siapa pelaku penembak yang sebenarnya.
Banyak kalangan mulai meragukan terkait dengan kecurigaan istri korban bahwa diduga kuat pelaku merupakan warga setempat yang punya keahlian menembak burung.
"Kalau dari keterangan istri korban semestinya polisi sudah menangkap pelaku. Karena disitu disebut inisial," ungkap seorang aktivis mahasiswa, Muh Arfan.
Dia curiga kasus ini bukan sekelas penembak burung pelakunya. Hal itu juga berdasar dari keterangan polisi.
"Sudah berapa kali melakukan konferensi pers tidak pernah dimunculkan proyektil yang diangkat dari tubuh korban," ungkapnya lagi.
Bahkan kata dia dari keterangan pertama oleh Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Didik Supranoto yang menyebut bahwa jenis senjata yakni senapan angin.
"Namun dalam keterangan bapak Kapolda yang dijelaskan hanya jarak tembak tidak disebutkan jenis senjata," imbuhnya.
Kapolres Bone AKBP Erwin Syah, S.I.K, M.H menegaskan komitmennya untuk menuntaskan kasus ini hingga ke akar-akarnya.
"Kami tidak akan main-main dalam penanganan kasus ini. Tim gabungan telah kami kerahkan dan akan bekerja maksimal sampai pelaku tertangkap," tegasnya dalam wawancara di Mapolres Bone, Sabtu (04/01/25).
Dirinya telah menginstruksikan kepada tim untuk bekerja secara profesional untuk menangani kasus secara serius.
"Saya instruksikan kepada seluruh tim penyidik untuk bekerja secara profesional dan tidak memberikan celah sedikitpun. Kasus ini menjadi prioritas kami dan akan ditangani dengan serius hingga tuntas," tambah Kapolres.
Kapolres menjelaskan, korban yang diketahui bernama Rudi S Gani meninggal dunia akibat luka tembak di bagian wajah.
"Korban langsung dilarikan ke Puskesmas Lappariaja namun nyawanya tidak tertolong," ujarnya.
Hasil koordinasi dengan Laboratorium Forensik Polda Sulsel mengatakan pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap barang bukti yang ditemukan.
"Kami akan bekerja secepat mungkin namun tetap teliti untuk memastikan hasil yang akurat," ujarnya.
Untuk motif penembakan, polisi belum bisa memastikan.
"Kami masih melakukan pendalaman dan menunggu hasil resmi dari berbagai pemeriksaan yang dilakukan," jelas Kapolres.
Kapolres juga menyampaikan pesan kepada masyarakat untuk tetap tenang.
"Kami memahami keresahan masyarakat, tapi kami minta untuk memberikan kepercayaan kepada kami untuk mengungkap kasus ini. Kami tidak akan berhenti sebelum pelaku ditangkap," tegasnya. (*)