Hj Maryam (45) istri dari Rudi S Gani yang merupakan korban penembakan di Desa Pattukulimpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone (Foto: Dok. Istimewa) |
TIMURKOTA.COM, BONE- Sudah 12 hari kasus penembakan yang tewaskan pengacara, Rudi S Gani (49) belum juga terungkap siapa pelaku.
Pihak kepolisian masih kesulitan mengungkap pelaku yang menembak korban dari jarak 15-20 meter, di Desa Pattukulimpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone.
Pelaku diduga kuat merupakan orang terlatih sehingga tembakannya tepat sasaran mengenai bagian wajah korban.
Seiring berjalannya proses kasus, sejumlah fakta terungkap dari keterangan para saksi.
Termasuk pengakuan dari istri korban, Hj Maryam (45) yang menyebut bahwa sebelum terjadi kasus penembakan terhadap suaminya dia sempat mendapat ancaman.
Ancaman itu datang dari seorang pria berinisial, S. Dia sempat menyampaikan bahwa kalau hukum tidak dapat bertindak, dirinya yang akan bertindak sendiri.
Unggahan itu disampaikan, S melalui akun media sosial facebooknya sebelum terjadi aksi penembakan terhadap Rudi.
Menurut, Maryam secara pribadi Rudi S Gani tak ada permasalahan dengan siapapun termasuk pria berinisial S itu.
Namun demikian, dalam proses penanganan perkara. Rudi S Gani diketahui menangani kasus sengketa yang melibatkan sosok S.
"Perkara sebenernya sudah selesai dalam rana hukum. Namun dia (S) masuk lagi melakukan penyerobotan makanya dilaporkan ke polisi dan sudah dinyatakan berstatus tersangka," ungkapnya kepada awak media.
Belum lagi sebelum kejadian keluarga korban sempat melihat S melintas di lokasi.
Diberitakan, Sejumlah kalangan angkat bicara terkait dengan kasus penembakan pengacara Rudi S Gani di Dusun Limpoe, Desa Pattukulimpoe, Kecamatan Lappariaja.
Berdasarkan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) pihak kepolisian posisi pelaku berada di atas tebing dua meter dari atas rumah korban tepat di seberang jalan.
Dalam lokasi yang diduga tempat pelaku menembak mati Rudi terdapat beberapa rumah warga yang berjejeran.
Namun ironisnya, ledakan menurut saksi mata jelas terdengar dari dalam rumah korban denga jarak 15-20 meter. Suara letusan senjata itu terdengar meski di dalam rumah keluarga korban ada suara alunan musik.
Pengamat Sosial, Muh Hamzah mengatakan, ketika bunyi letusan senjata sampai di rumah korban yang notabenenya ada suara musik maka pemili rumah yang tepat di belakang pelaku akan mendengarkan suara ledakan lebih keras.
"Olehnya itu bagi kita kalau rumah yang berjejeran itu ada penghuninya maka mustahil tidak terdengar. Kalau ada letusan seperti itu di kampung maka pasti dicari sumbernya biar ada anggapan petasan tapi pemilik rumah pasti cari sumber ledakan," ungkapnya, Jumat (10/01/25) malam.
Hamzah melanjutkan, kalau memang tidak ada upaya menutup-nutupi maka besar kemungkinan ada saksi melihat pelaku namun tak mau terbuka.
"Kalau mereka tak mau bersaksi pasti banyak alasan. Salah satu mau kita tahu, bagaimana hubungan dengan tetangga, baik istri maupun korban," lanjutnya.
Hamzah kemudian melanjutkan, ketika alasan bahwa seluruh penghuni rumah berada TKP. Dia menyebut bahwa untuk pelaku berada di lokasi bisa saja membutuhkan waktu lama untuk menemukan sasaran.
"Dari keterangan polisi mengatakan bahwa ada tanda sepeti ranting pepohonan di lokasi," tutupnya.
Kasat Reskrim Polres Bone, AKP Yusriadi Yusuf kepada awak media mengatakan, bahwa saksi yang telah diperiksa sudah mencapai 42 orang.
"Selain itu ada 12 pucuk senjata sejenis dengan yang diduga digunakan pelaku diamankan," terangnya.
Sementara itu, Kapolres Bone AKBP Erwin Syah, S.I.K, M.H menegaskan komitmennya untuk menuntaskan kasus ini hingga ke akar-akarnya.
"Kami tidak akan main-main dalam penanganan kasus ini. Tim gabungan telah kami kerahkan dan akan bekerja maksimal sampai pelaku tertangkap," tegasnya dalam wawancara di Mapolres Bone, Sabtu (04/01/25).
Dirinya telah menginstruksikan kepada tim untuk bekerja secara profesional untuk menangani kasus secara serius.
"Saya instruksikan kepada seluruh tim penyidik untuk bekerja secara profesional dan tidak memberikan celah sedikitpun. Kasus ini menjadi prioritas kami dan akan ditangani dengan serius hingga tuntas," tambah Kapolres.
Kapolres menjelaskan, korban yang diketahui bernama Rudi S Gani meninggal dunia akibat luka tembak di bagian wajah.
"Korban langsung dilarikan ke Puskesmas Lappariaja namun nyawanya tidak tertolong," ujarnya.
Hasil koordinasi dengan Laboratorium Forensik Polda Sulsel mengatakan pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap barang bukti yang ditemukan.
"Kami akan bekerja secepat mungkin namun tetap teliti untuk memastikan hasil yang akurat," ujarnya.
Untuk motif penembakan, polisi belum bisa memastikan.
"Kami masih melakukan pendalaman dan menunggu hasil resmi dari berbagai pemeriksaan yang dilakukan," jelas Kapolres.
Kapolres juga menyampaikan pesan kepada masyarakat untuk tetap tenang.
"Kami memahami keresahan masyarakat, tapi kami minta untuk memberikan kepercayaan kepada kami untuk mengungkap kasus ini. Kami tidak akan berhenti sebelum pelaku ditangkap," tegasnya. (*)