 |
| Gambar hasil tangkapan layar video syur yang beredar (Foto: Dok. Istimewa) |
TIMURKOTA.COM, MAROS- Publik banyak yang bertanya terkait dengan siapa sosok pengusaha ternama di Sulawesi Selatan yang diduga kuat istrinya terlibat video syur dengan oknum perwira polisi yang bertugas di Polres Maros.
Sosok pesohor dunia dunia usaha di Makassar sedang dalam sorotan netizen. Pasalnya, istrinya telah ketahuan membuat video syur dengan oknum polisi namun masih tetap diam.
Bahkan sikap sang suami yang sampai saat ini belum membuat laporan resmi ke pihak yang berwajib juga menimbulkan tanda tanya besar.
Apakah, pengusaha ternama yang disebut sengaja menutup diri karena menganggap hal itu merupaka aib. Atau memang hubungan dengan istri sudah tiba baik-baik.
Itulah sederetan yang menjadi pertanyaan dalam menangani kasus yang saat ini sementara bergulir di Polda Sulawesi Selatan.
Sementara disatu sisi, proses pidana pelaku akan bergantung pada laporan resmi dari pihak suami pelaku. Jika memilih untuk berdamai, besar kemungkinan kasus ini akan berhenti.
Pihak oknum perwira hanya kena pelanggaran kedisiplinan. Sementara pasangan wanita hanya sebagai korban.
Polisi kemungkinan besar justru akan mencari siapa pihak yang menyebarkan video syur tersebut.
Kapolres Maros, AKBP Douglas Mahendrajaya, menegaskan bahwa pihaknya serius menangani kasus ini.
"Kami sudah menerima informasi tentang keterlibatan salah satu anggota kami dan saat ini yang bersangkutan dalam pemeriksaan oleh Propam," jelas Douglas.
Kapolres Douglas menyatakan bahwa meskipun belum ada laporan resmi yang masuk terkait insiden ini, pihaknya akan bertindak proaktif.
"Kami tidak akan menunggu laporan resmi. Kami berkomitmen untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh," tambahnya.
Ipda RN saat ini sedang menjalani proses penahanan di Polda Sulawesi Selatan.
Proses hukum ini dilakukan setelah video syur yang diduga melibatkan dirinya tersebar luas dan menjadi viral di berbagai platform media sosial.
Dari hasil penyelidikan, terungkap bahwa Ipda RN merekam adegan tidak pantas tersebut bersama seorang wanita pada tahun 2019.
Kejadian ini menunjukkan bahwa tindakan tersebut bukan hanya melanggar etika, tetapi juga dapat mencoreng nama baik institusi kepolisian. (*)
