![]() |
Pemain PSM Makassar berebut bola dalam pertandingan melawan Bali United (Foto: Dok. Istimewa) |
TIMURKOTA.COM, BOLA INDONESIA– Kenzo Nambu, mantan bintang PSM Makassar, kini mengalami masa sulit setelah meninggalkan klub yang membesarkan namanya.
Pemain yang sempat mendapatkan label top skor bersama Pasukan Ramang ini memilih untuk bergabung dengan Bali United, namun performanya di klub barunya jauh dari harapan.
Dengan hanya mencetak dua gol dari 12 laga yang dilakoni, Kenzo merasakan penyesalan atas keputusan yang diambilnya.
Sebelum bergabung dengan Bali United, Kenzo Nambu dikenal sebagai salah satu winger paling produktif di Liga 1 melalui penampilannya yang cemerlang bersama PSM Makassar.
Di bawah asuhan pelatih Bernardo Tavares, Kenzo berhasil menunjukkan kemampuan terbaiknya, mencetak gol-gol krusial yang membantu timnya meraih posisi teratas di klasemen.
Kepiawaiannya dalam mencetak gol, ditambah dengan teknik permainan yang mumpuni, membuatnya menjadi favorit di kalangan suporter PSM.
Dengan label top skor, Kenzo merasa di puncak kariernya dan memiliki peluang untuk terus berkembang. Namun, keputusannya untuk meninggalkan tim ini ternyata menjadi langkah yang tidak tepat.
Setelah musim yang sukses bersama PSM, Kenzo Nambu membuat keputusan untuk bergabung dengan Bali United, salah satu klub yang memiliki reputasi besar di Indonesia.
Harapan tinggi disematkan padanya untuk bisa bersinar di klub barunya. Namun, kenyataan yang dihadapi Kenzo sangat berbeda.
Bali United, meskipun memiliki tim yang kuat dan dukungan suporter yang besar, ternyata tidak memberikan ruang bagi Kenzo untuk beradaptasi dengan baik.
Dalam 12 pertandingan yang dijalaninya, ia hanya berhasil mencetak dua gol, jauh dari ekspektasi yang diharapkan baik oleh manajemen maupun suporter.
Kenzo tampaknya kesulitan menemukan ritme permainan dan beradaptasi dengan gaya bermain Bali United, yang berbeda dengan yang ia jalani di PSM Makassar.
Ia mengakui bahwa keputusannya untuk meninggalkan PSM adalah langkah yang kurang tepat, dan kini ia merindukan atmosfer serta dukungan yang didapatkan saat bermain untuk Pasukan Ramang.
Dengan performa yang tidak memuaskan, Kenzo mulai merasakan penyesalan. Ia menyadari bahwa PSM Makassar adalah tempat di mana ia bisa berkembang dengan baik.
Kehilangan tempat di hati suporter Bali United juga menjadi salah satu faktor yang membuatnya merasa tidak nyaman.
Ia merasa tidak sebanding dengan ekspektasi yang ada dan mulai mempertanyakan keputusan yang diambilnya.
Dalam analisis performanya, banyak yang berpendapat bahwa faktor adaptasi menjadi kunci utama kegagalan Kenzo di Bali United.
Setiap klub memiliki filosofi permainan yang berbeda, dan dalam hal ini, Kenzo tampaknya belum menemukan posisi dan perannya yang tepat dalam skema permainan Bali United.
Pelatih Bali United, yang dikenal dengan pendekatan taktisnya, mungkin belum sepenuhnya memanfaatkan kemampuan Kenzo.
Dengan karakter permainan yang lebih mengandalkan penguasaan bola, Kenzo mungkin kesulitan untuk berkontribusi maksimal, dibandingkan saat berada di PSM di mana dia lebih sering berperan sebagai ujung tombak.
Meskipun mengalami masa-masa sulit, Kenzo Nambu tidak menyerah. Ia bertekad untuk memperbaiki performanya dan kembali bersinar di lapangan.
Kenzo juga berharap bisa mendapatkan kesempatan untuk bermain lebih banyak dan membuktikan bahwa ia masih layak menjadi striker utama.
Ia mengakui bahwa dukungan dari pelatih dan rekan-rekan satu tim sangat penting untuk membangkitkan kepercayaan dirinya kembali.
Saat ini, fokus Kenzo adalah untuk memaksimalkan sisa musim bersama Bali United.
Ia bertekad untuk menunjukkan kemampuannya dan membuktikan bahwa dia bukan striker yang hanya sekadar mencari tempat di klub besar.
Kenzo ingin mengembalikan reputasinya sebagai salah satu striker handal di Liga 1.
Pelatih Bali United juga diharapkan dapat memberikan kesempatan lebih kepada Kenzo untuk beradaptasi dan menemukan kembali performa terbaiknya.
Dengan waktu yang ada, Kenzo berusaha untuk membangun kembali kepercayaan diri dan meraih kembali posisi yang lebih baik di mata suporter dan manajemen.