Paranormal Syamsurijal Alias Rijal Nebo yang akhir-akhir ini viral lantaran banyak pasien yang merasa tertipu dengan metode pengobatan yang mahal namun tak kunjung sembuh (Foto: Dok. Istimewa) |
TIMURKOTA.COM, BONE- Syamsurijal Alias Rijal Nebo telah menunjuk tim kuasa hukum untuk menangani jika tudingan yang dialamatkan ke dirinya masuk ke rana hukum.
Tim Kuasa Hukum tersebut diketuai
A. Salahuddin Hasdja SH yang merupakan Direktur Law Firm ASH & Co. Kemudian tiga anggotanya, Dedy Rawan SH, A. Siti Nahdratul Zururah SH, dan Marwan Maulana B SH.
Dalam keterangan tertulis yang diterima tim timurkotacom, A. Salahuddin Hasdja meminta agar semua pihak tidak menggiring opini berlebihan terkait dengan isu yang berkembang akhir-akhir ini.
"Kami mencoba menggunakan hak jawab dalam permasalahan ramai diperbincangkan, kami anggap adalah perkara yang tidak dapat dipertanggung jawabkan. Olehnya bahwa sebelum ada pembuktian secara sah terhadap klien kami melakukan tindakan pidana, agar kiranya tidak perlu menggiring opini berlebihan," ungkap, A. Aso, Kamis (19/12/24) pagi.
A. Aso melanjutkan, sistem hukum di Indonesia menganut prinsip asas equality before the law dimana setiap orang sama di mata hukum.
"Sederhananya bahwa proses dalam penentuan tindak pidana ataukah bukan tentunya yang berhak menentukan adalah sudah kita ketahui bersama yakni APH. Kita jangan main hakim sendiri dan menyimpulkan sendiri," terangnya.
Dia menyampaikan, bahwa kliennya merupakan warga negara yang baik. Sehingga ketika pekerjaan yang selama dia geluti dianggap melanggar hukum, maka tentu dirinya siap diproses sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Insya Allah klien kami adalah seorang warga negara yang baik. Apapun prosesnya kami pastikan klien kami taat aturan. Perlu juga kami sampaikan kepada rekan-rekan sekalian dalam melihat sebuah permasalahan jangan melihat satu sisi saja kiranya dapat melihat dan memperhatikan seluruh aspek," lanjutnya.
Sebelumnya diberitakan, Paranormal Syamsurijal Alias Rijal Nebo membuat gempar media sosial setelah sejumlah pasiennya merasa tertipu dengan metode pengobatan yang dilakukan.
Selain itu, para pasien mengaku telah mengeluarkan banyak uang. Bahkan ada yang sampai patungan dengan keluarganya demi kesembuhan orang tuanya namun hasilnya nihil.
Kini, korban baru kembali muncul. Ia menceritakan bagaimana kagetnya setelah mengetahui pengobatan Rijal Nebo untuk satu kali didatangi mesti mengeluarkan uang sampai Rp4 juta.
"Awalnya saya menyangka tarifnya itu seikhlasnya kalau dalam bugis sering kita istilahkan (Cenning-cenning ati). Namun setelah disampaikan bahwa biayanya Rp4 juta kami kaget," ungkap korban.
Dia melanjutkan, dirinya mengubungi Rijal Nebo pada 2020 lalu disaat orang tuanya terbaring sakit. Berbagai pengobatan dilakukan namun tak kunjung sembuh.
"Setelah berembuk dengan saudara akhirnya terpaksa kami panggil karena melihat kesehatan orang tua yang sakit, dan kami sangat berharap orang tua kami bisa sembuh," tambahnya.
Korban mengaku istrinya sempat curiga setelah mengetahui metode pengobatan yang dilakukan Rijal Nebo. Namun pada saat itu masih tetap berupaya untuk percaya demi kesembuhan orang tuanya.
"Istri saya curiga kok Ruqyah modelnya seperti itu ya, bukannya klo Ruqyah itu dibacakan ayat ayat suci Al-Qur'an. Namun saya bilang mungkin memang begitu modelnya dan hari berlalu siang berganti malam tak ada perubahan kesehatan orang tua kami," ujarnya.
Selama empat tahun korban ini mengaku memilih untuk tidak mengungkapkan.
Namun setelah viral di media sosial terkait dengan modus yang digunakan Rijal Nebo.
Ia kemudian ikut mengungkap apa uang yang pernah dialami dengan harapan tidak ada lagi korban berikutnya.
Polisi Pantau Kegaduhan
Media Sosial di Kabupaten Bone gaduh dalam dua hari terakhir. Munculnya sejumlah orang yang mengaku sebagai korban praktik perdukunan, Samsurijal Alias Rijal Nebo jadi penyebab.
Grup WhatsApp dan Facebook yang dihubuni sebagian besar warga Bone menjadikan dugaan praktik perdukunan itu sebagai topik pembahasan.
Pembahasan itu rupanya telah dipantau oleh pihak Kepolisian Resort Bone. Meski begitu mereka belum bertindak pasalnya belum ada korban yang membuat laporan secara resmi.
Sementara itu Syamsurijal Alias Rijal Nebo saat ditantang di grup WhatsApp mengatakan bahwa dirinya siap hadapi jika ada korban yang melaporkan kasus tersebut.
"Tammangking (tidak perlu) sebenarnya di suruh kalau memang merasa kenapa tidak pergi lapor (di polisi)," ungkapnya, Senin (16/12/24).
Namun dia mengatakan, ketika laporan tidak terbukti maka pihaknya akan menuntut balik.
"Tapi ingat ki Jika itu tidak terbukti
Siap siap ki juga kami lapor balik karena ini pencemaran nama baik," tegasnya.
Kasat Reskrim Polres Bone, AKP Yusriadi Yusuf, S.Ik yang dikonfirmasi timurkotacom mengatakan, pihaknya tetap memantau apa yang menjadi pembahasan saat ini.
"Tetap dipantau, namun belum ada laporan dari pihak manapun ke kami," terangnya, Senin (16/12/24).
Seruan Laporkan Polisi
Seruan agar paranormal, Samsurijal Alias Rijal Nebo dilaporkan ke pihak kepolisian makin gencar.
Hal ini setelah munculnya korban baru. Beberapa korban bahkan mengaku telah membayar untuk mendapatkan pengobatan namun hasilnya tak ada perubahan.
Salah seorang pengguna media sosial bernama, Adhar meminta kepada para korban untuk melaporkan kasus tersebut ke pihak yang berwajib.
"Baiknya yang merasa dirugikan langsung melapor ke pihak kepolisian. Nanti biar mereka buktikan secara hukum," terangnya.
Warganet lain bernama, Fadhil mendorong agar kasus yang meresahkan itu dapat diproses secara hukum.
"Ini meresahkan, baiknya dilaporkan saja ke polisi," ujarnya.
Sementara itu per Senin (16/12/24), korban kembali bertambah. Kali ini, bernama Jumardi yang menyebut bahwa dirinya juga pernah jadi korban dan membayar Rp2 juta.
"Yang bayar Rp2-3 juta juga hadir," tulisnya.
Klarifikasi Syamsurijal Alias Rijal Nebo
Setelah muncul beberapa orang yang mengaku sebagai korban dugaan penipuan berkedok pengobatan.
Samsurijal Alias Rijal Nebo akhirnya angkat bicara. Melalui pesan WhatsApp ke redaksi timurkota.com. Rijal menyebut harga obat yang dijual ke pasien masih dalam status wajar.
Dengan alasan bahwa dia merupakan tangan ke empat sehingga dianggap mengalami kenaikan harga dibandingkan membeli dengan tangan pertama.
"Terkait berita penipuan semua itu tidak benar. Mengenai masalah barang (obat), itu kami jelas transaksi dengan pasien dan masalah harga itu hak kami sebagai tangan ke empat. Yang namanya tangan ke empat tentu harga lompat empat kali dan kami tidak mengetahui harga dasar dari tangan pertama," ungkapnya, Minggu (15/12/24) malam.
Selain itu terkait dengan cara pengobatan yang dianggap menipu dia menyebut itu juga bukan sebagai penipuan.
"Ada pun masalah cara kami pengobatan kami di anggap menipu itu tidak benar, orang itu hanya kecewa karena mungkin Allah belum jodohkan obatnya," terang Rijal.
Selanjutnya, Rijal menanggapi biaya transportasi atau disebut korban sebagai panjar. Menurutnya juga wajar karena timnya lebih dari dua orang.
"Itu sudah wajarlah karena kami tinggalkan pekerjaan, ada tim kami 3-4 orang, makan, bensin, sopir rental mobil kami yang tanggung semua. Jadi jika tidak ada biaya transportasi masa saya yang mau tanggung semua sedangkan itu kami setiap hari keluar," terangnya.
Rijal menyebut tidak ada paksaan terkait dengan harga barang dan biaya transportasi.
"Adapun itu masalah cara kami mengobati ketahuilah itu bukan hipnotis,maaf beda orang beda cara yg Allah berikan," jelasnya.
"Kami menggunakan cara media perantara itu karena keadaan pasien tidak layak di obati langsung karena usia sudah tua rentah, kami khawatirkan nanti lelah dan drop maka dari itu kami pakai media perantara dan perantaranya itu dari keluarga pasien sendiri," jelasnya lagi.
Muncul Korban Baru
Setelah pengakuan dari Syamsurijal terkait dengan dugaan praktik perdukunan yang menimbulkan kerugian, sejumlah korban lain bermunculan.
Bukan hanya di Kabupaten Bone, bahkan ada seorang pemilik akun Facebook bernama, Lis Meronda jika dilihat dari profilnya beralamat di Siwa Kabupaten Wajo.
Dirinya bahkan mengalami kerugian lebih banyak. Pasalnya dia menyerahkan uang sebagai panjar Rp5 juta sebelum Rijal Nebo bersama timnya datang untuk mengobati.
"Saya juga pernah alami. Uang DP sebelum datang ke rumah yakni mencapai Rp5 juta," ungkapnya di kolom komentar unggahan Syamsurijal di Facebook.
Sama halnya dengan dialami Syamsurijal. Dirinya juga diberi sejumlah obat yang sebutkan dapat menyembuhkan penyakit.
"Seperti sabun bidara, mintak.kayu putih bidara sama sampo bidara, dan saya bayar Rp5 juta lebih," ujarnya.
Kemudian ada seorang warga Bone dengan akun bernama, Imma juga mengomentari unggahan Syamsurijal dengan menyebut bahwa dirinya juga sempat nyaris jadi korban.
"Saya juga dulu sudah chat minta bajet Rp3 juta langsung mentong saya batalkan," tulisnya di kolom komentar tersebut.
Pengakuan Korban Syamsulrijal
Seorang warga Kelurahan Pappolo, Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, bernama, Syamsurijal (43) mengeluhkan pengobatan yang dilakukan seorang paranormal, Samsurijal Alias Rijal Nebo.
Kepada timurkota.com, Syamsurijal mengisahkan. Ia berkomunikasi dengan Rijal Nebo karena orang tuanya bernama, Hj Sahrah (58) tengah terbaring sakit.
"Awalnya karena orang tua saya ini sudah lama sakit. Beberapa kali berobat medis namun belum juga sembuh. Hingga akhirnya saya menghubungi orang yang disebut pintar atau paranormal bernama Samsurijal Alis Rijal Nebo. Kalau di akun media sosialnya bernama Rijal Nebo," ungkap Symasurijal saat ditemui tim timurkota.com di salah satu warkop di Kota Watampone, Minggu (15/12/24).
Syamsurijal melanjutkan, setelah berkomunikasi. Rijal Nebo kemudian menyampaikan, bahwa untuk diobati harus membayar uang panjar sebesar Rp3 juta.
"Jadi ada kesan yang berhasil dia diciptakan bahwa jadwal pengobatannya padat dan Rijal Nebo ini sulit untuk ditemui. Awalnya dia sebutkan bahwa butuh beberapa hari untuk menjadwalkan pengobatan orang tua saya," ungkapnya lagi.
Namun Syamsurijal mengaku sempat kaget, pasalnya setelah ia mentransfer uang muka sebesar Rp3 juta. Rijal Nebo tiba-tiba menghubungi lalu menyampaikan bahwa ibunya sudah bisa diobati pada Jumat (06/12/24).
"Saya dihubungi kemudian disampaikan bahwa mama saya sudah bisa diobati. Dia mengatakan akan datang bersama dengan timnya," ungkap Syamsurijal.
Pada saat melakukan pengobatan metode yang digunakan Rijal Nebo mirip praktik hipnotis. Yakni menggunakan orang ketiga untuk mengungkap penyakit yang diderita korban.
"Karena mama saya dia bilang kondisinya lagi lemah sehingga tidak bisa diobati secara langsung. Maka yang menjadi perantara adalah tante saya. Dia di sugesti dan dengan dibisik-bisik kemudian ditepuk," terangnya.
Setelah melakukan pengobatan, Rijal Nebo kata dia mengatakan bahwa ibunya akan sembuh karena ada dua jin pengganggu yang telah ditangkap dan dimasukkan ke dalam botol.
"Setelah itu saya diminta untuk membuang botol tersebut ke laut lepas di Pantai Bajoe. Namun nyatanya sampai saat ini mama saya malah sakitnya makin parah karena diminta minum obat yang pantangan sakit asam lambung," ujarnya.
Hal yang membuat Syamsurijal yakin telah menjadi korban penipuan pelaku yakni ketika Rijal Nebo mengeluarkan obat dari tempatnya lalu meminta untuk membayar Rp6.720.000.
"Setelah diobati tanpa kami minta dia (Rijal Nebo) tiba-tiba mengeluarkan banyak obat dari tempatnya sambil menjelaskan bahwa obat-obat tersebut akan sangat baik untuk kesembuhan mama saya," bebernya.
Syamsurijal kemudian menanyakan berapa harga total obat tersebut. Kemudian dibalas dengan menyampaikan bahwa harus mentransfer uang Rp6.720.000.
"Saat itu saya sempat mengatakan nanti saya transfer karena ada yang pakai Ponsel saya. Namun dia (Rijal Nebo) mengatakan, harus transfer sekarang karena dia mau bayar obat tersebut di pemiliknya," jelas Syamsurijal.
Usai uang tersebut ditransfer, Rijal Nebo kemudian bergegas meninggalkan lokasi. Beberapa hari kemudian, Syamsurijal merasa ada yang aneh dari pengobatan orang tuanya.
"Akhirnya saya kontak melalui WhatsApp dan tanyakan terkait dengan harga obat yang mahal. Kemudian dikirimlah daftar harga yang dia buat. Di situ, obat-obatnya dia pasang harga sampai Rp200 ribu dan setelah dicek harga sebenarnya hanya Rp20 ribu. Bahkan ada madu, dia klaim terbaik ke dua di dunia dengan harga Rp400 ribu malah seperti sudah diracik dan dicampur alkohol karena kalau dibakar menyalah," tukasnya.
Karena merasa tidak terima, Syamsurijal kemudian terus menghubungi dan menyampaikan bahwa obat yang telah dijual ke dirinya terlalu mahal.
"Setelah itu saya diblokir diakun medsos dan WhatsApp. Saya merasa ditipu dan praktik perdukunan seperti ini harus dihentikan. Kalaupun uang saya tidak kembali tapi setidaknya tidak ada lagi korban lain," tuturnya.
Syamsurijal mengatakan, setelah dirinya mengunggah di akun Facebook terkait dengan pengobatan tersebut. Banyak korban lain bermunculan.
"Banyak sekali orang mengaku juga sebagai korban. Ternyata praktik seperti ini dilakukan sampai keluar daerah," tutupnya.
(*)