TIMURKOTA.COM, BONE- Banyak yang bertanya mengenai alasan Organisasi Masyarakat (Ormas) Assitobonengeng hanya mematok nominal sumbangan Rp100 ribu per Orang untuk pembangunan rumah adat Bola Subbie.
Ketua Ormas Assitobonengeng, Dr H Andi Singkeru Rukka, MH kepada awak media mengatakan, nominal sumbangan yang disama ratakan tersebut bukan tanpa alasan.
Ia menerangkan, jika tak diberi batasan maka bisa saja ada warga Bone menyumbang lebih dari itu. Namun menurutnya menyamaratakan nominal ada makna yang terkandung di dalamnya.
"Kenapa mesti 100 ribu saja? Karena kita ingin membangun kesamaan, kesederajatan sama tinggi dan rendah antara Arung na to sama'e, antara to sugi dengan to peddi, antara pejabat dengan rakyat biasa dengan tetap menghormati wari sebagai salah satu unsur pangaderetta yang bermakna kepatutan dan kepantasan dengan asas "mappallaiseng"," tukasnya.
Menurutnya, yang ingin dibangun bukan hanya berupa rumah saja. Melainkan ada nilai saling menghargai dan menghormati.
"Yang kita bangun bukan hanya bangunan, tetapi juga nilai-nilai sipakatau sipakalebbi
Dengan dibangunnya bola ade'ta menjadi penanda tegaknya nilai nilai ade' pangaderetta," tambahnya.
Menurutnya, Kebudayaan Bugis Bone terdegradasi peradaban luar yang kontra produktif dengan nilai-nilai yang lahir dan tumbuh dikehidupan masyarakat.
Namun tak dapat dibatasi apalagi dihalangi gempuran peradaban yg sekuler dan liberal. Tegaknya kebudayaan kita juga menjadi supporting utama pembentukan watak, karakter generasi muda kita," lanjutnya.
Andi Singke melanjutkan, sangat ironi jika proses regenerasi kepemimpinan ini tidak di barengi dengan regenerasi nilai-nilai hingga generasi tak mampu menjadi bijak melawan gempuran peradaban.
"Juga menjadi sangat penting pendidikan kita yg berjenjang tidak hanya diajari pengetahuan tetapi juga watak dan karakter agar dapat memiliki kemuliaan perilaku yang "malempu magetteng, ada tongeng, sipakatau sipakalebbi sipakainge, generasi yg dapat mabbulo sipeppa malilu sipakainge mali siparappe nrebba si patokkong," tutupnya.