![]() |
| Foto bersama peserta dan narasumber setelah pelaksanaan dialog (Foto: Dok. Istimewa) |
TIMURKOTA.COM, BONE — Dua tahun pasca disahkannya Peraturan Daerah (Perda) Nomor 6 Tahun 2023 tentang Pemajuan Kebudayaan Daerah Kabupaten Bone, organisasi Menyusuri Jejak Budaya (MJB) kembali menegaskan komitmennya dalam menjaga, melestarikan, dan mengembangkan nilai-nilai budaya lokal.
Melalui kegiatan bertajuk “Dialog Kebudayaan: Refleksi Dua Tahun Perda Nomor 6 Tahun 2023 Tentang Pemajuan Kebudayaan Daerah Kabupaten Bone”, MJB mengajak masyarakat dan para pemangku kepentingan untuk menelaah sejauh mana kebijakan tersebut telah berjalan dan berdampak bagi pelaku budaya.
Dialog berlangsung di Café Masega Watampone, Senin (10/10/2025), dan dihadiri oleh berbagai kalangan mulai dari akademisi, seniman, pegiat literasi, pelajar, hingga perwakilan pemerintah daerah.
Ketua Umum MJB, Riswan Rusandy, S.Pd, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi refleksi penting terhadap arah pembangunan kebudayaan daerah.
Ia menegaskan bahwa MJB berkomitmen menjadi ruang kolaboratif bagi para pelaku budaya dan lembaga adat.
“Kami ingin memastikan bahwa Perda ini bukan sekadar dokumen hukum, tetapi menjadi dasar nyata dalam memajukan kebudayaan Bone. Sudah sejauh mana implementasinya, itu yang kita bahas secara terbuka,” tegas Riswan.
Ia menambahkan, refleksi ini juga diharapkan menjadi momentum evaluasi bersama agar kebijakan kebudayaan benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat dan pelaku seni.
Dr. Ichsan Hatib, S.Pd., M.Sn, akademisi dan dosen yang aktif dalam riset kebudayaan dan seni pertunjukan, serta.
Andi Irfandi, S.T, praktisi sekaligus pemerhati pembangunan daerah berbasis nilai-nilai kearifan lokal.
Keduanya menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, komunitas budaya, dan masyarakat agar kebijakan pelestarian budaya tidak berhenti di tataran administratif.
“Pemajuan kebudayaan harus dipahami sebagai investasi sosial. Nilai-nilai budaya tidak hanya dilestarikan, tapi juga diberdayakan agar memberikan dampak ekonomi dan sosial,” ungkap Dr. Ichsan Hatib.
Melalui dialog ini, MJB Bone mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memperkuat kolaborasi dalam dokumentasi dan promosi warisan budaya lokal.
Riswan berharap kegiatan seperti ini dapat menjadi agenda rutin yang mempertemukan pemangku kebijakan dan pelaku budaya secara langsung.
“Kita ingin kebudayaan Bone tetap hidup di tengah modernisasi. Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci agar generasi muda tidak tercerabut dari akar identitasnya,” tutup Riswan. (*)


