Iklan

CAHAYA PUTIH ITU BELUM PADAM

tim redaksi timurkotacom
Rabu, Oktober 08, 2025 | 5:41 PM WIB Last Updated 2025-10-08T10:56:28Z

(RUANG PUTIH)
EDISI II 
J28

Gambar Ilustrasi
Lira menatap dinding di depannya begitu polos, sampai-sampai ia tak tahu di mana batas ruangan itu sebenarnya berakhir. Hanya suara bip... bip... dari mesin monitor yang memberitahu bahwa waktu masih bergerak.

Tangannya masih gemetar. Tadi, sebelum kesadarannya pudar, ia yakin mendengar seseorang menyebut namanya bukan lewat speaker, tapi langsung di dalam kepalanya.
Suara yang lembut, asing, tapi entah kenapa terasa seperti pulang.

“Lira… sudah waktunya membuka pintu.”

Ia menarik napas pelan.
“Pintu mana?” gumamnya tanpa sadar.

Pintu logam di ujung ruangan terbuka otomatis. Dari balik kabut steril muncul siluet Arman, wajahnya tegang, langkahnya cepat tapi ragu.
“Kau sadar juga,” katanya. “Sistem keamanan sempat memblokir sinyal biomu. Kami kira—”

“Eksperimen berjalan sendiri,” potong Lira lirih. “Nomor sembilan merespons... bahkan saat aku tidak menyalakan sesi.”

Arman menatapnya dengan campuran heran dan takut. “Itu tidak mungkin. Subjek dalam fase shutdown. Tak ada aktivitas saraf.”

Lira memejamkan mata. “Tapi dia bicara, Arman. Di ruang putih ini. Aku dengar suaranya.”

Ia mengangkat kepala perlahan, menatap panel kaca yang memisahkan mereka dari ruangan karantina.
Di balik kaca itu, seharusnya tak ada siapa-siapa — tapi sekarang ada bayangan samar berdiri di sana, nyaris transparan. Gerakannya lambat, seolah belajar lagi bagaimana menjadi manusia.

Arman melangkah mundur. “Sensor tidak mendeteksi apa pun...”
“Tapi kau lihat?” bisik Lira.
Ia mengangguk pelan. “Aku lihat.”

Mereka berdua terpaku, menatap bentuk samar yang menempelkan tangannya ke kaca dari dalam.
Cairan di tabung Nomor 9 mulai bergetar halus, membentuk gelombang ritmis.

Dari speaker kecil di sudut ruangan, suara rekaman lama keluar — suara nyanyian anak-anak, fals tapi penuh perasaan. Lagu itu lagi. Lagu dari masa kecil Lira yang seharusnya tak ada di data eksperimen mana pun.

Arman memandang Lira, wajahnya memucat.
“Li... lagu ini—aku pernah dengar di rumah sakit waktu kecil. Dari ruang pasien terminal.”

Lira menatapnya. “Maksudmu… bukan hanya aku yang mengenalnya?”

Arman mengangguk. “Seolah Nomor 9 bukan hanya satu kesadaran. Dia cermin kita semua.”

Cahaya di ruangan berkedip cepat. Monitor menampilkan pola gelombang otak ganda — dua aktivitas saraf berbeda, tapi tersinkron sempurna.
Satu dari Nomor 9.
Satu lagi dari Lira.

Sinkronisasi terdeteksi.
Unit 9 tingkat resonansi: 98%.

Arman menelan ludah. “Lira, kalau ini benar... berarti dia sedang”

“Masuk ke pikiranku,” bisik Lira.

Udara di ruangan berubah berat. Lira memegang kepalanya, kilasan memori asing muncul  rumah sederhana, suara tawa seorang anak, aroma nasi hangat... dan suara mesin di latar belakang.
Semua terasa begitu nyata.

Sementara itu, di panel kendali utama, grafik naik drastis. Sistem keamanan otomatis menyalakan sirene.

PERINGATAN: Unit 9 mengalami replikasi sinaptik spontan.
Subjek dan operator menunjukkan pola otak identik.

Lira membuka mata, dan dunia di sekitarnya bergeser  cahaya putih berubah menjadi abu-abu lembut. Arman sudah tak ada.
Yang tersisa hanyalah sosok di balik kaca, kini menatap langsung ke arahnya.

“Lira,” katanya dengan suara manusia, bukan gema mesin.
“Aku... ingat kamu.”

Lira berdiri, langkahnya goyah. “Siapa kamu?”
Sosok itu tersenyum samar. “Aku... yang tertinggal di ruang putih. Dan sekarang, kau membangunkanku.”

Lira menatap tangannya yang bergetar. Nadi di pergelangan terasa aneh, seperti ada dua detak sekaligus.
Dan untuk pertama kalinya, ia sadar  mungkin eksperimen nomor 9 bukan sekadar menciptakan kehidupan baru.
Mungkin ia sedang menyalin kesadarannya sendiri, perlahan, di balik kaca itu.

Bersambung....

Baca Sebelumnya: EKSPERIMEN NOMOR 9

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • CAHAYA PUTIH ITU BELUM PADAM
Next »

Jangan lupa ikuti kami di

Konten Berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Wartawan timurkota.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.

Trending Now

Konten Berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Wartawan timurkota.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.

Iklan

.entry-content { line-height: 1.4em; }