 |
| Petugas lembaga keuangan syariah menjelaskan program pinjaman tanpa agunan berbasis amanah kepada calon nasabah (Foto: Dok. Istimewa) |
TIMURKOTA.COM, JAKARTA – Sejumlah lembaga keuangan syariah kini menghadirkan inovasi layanan pinjaman tanpa agunan berbasis prinsip amanah.
Skema ini diklaim menjadi alternatif pembiayaan yang lebih etis dan transparan bagi masyarakat, khususnya mereka yang ingin menghindari sistem bunga konvensional.
Konsep pinjaman tanpa agunan berbasis amanah mengedepankan asas kepercayaan antara lembaga keuangan dan nasabah.
Dalam sistem ini, dana yang disalurkan bukan didasarkan pada jaminan fisik, tetapi pada reputasi, tanggung jawab, dan komitmen pembayaran yang dinilai melalui rekam jejak keuangan nasabah.
Salah satu lembaga keuangan syariah di Jakarta menyebutkan, sistem ini telah diuji dalam program uji coba selama satu tahun dan mendapat respons positif.
Mayoritas penerima pembiayaan berasal dari kalangan pelaku usaha mikro dan karyawan dengan penghasilan tetap.
Direktur utama lembaga tersebut menjelaskan bahwa mekanisme pembiayaan dijalankan melalui akad qardhul hasan dan murabahah.
Kedua akad tersebut memungkinkan nasabah memperoleh dana pinjaman tanpa riba, dengan kewajiban pengembalian yang disepakati di awal secara adil dan terbuka.
Selain itu, pendekatan berbasis amanah juga mendorong literasi keuangan syariah di kalangan masyarakat.
Nasabah diajak memahami konsep tanggung jawab moral dalam penggunaan dana serta pentingnya menjaga komitmen terhadap perjanjian pembiayaan.
Pengamat ekonomi syariah dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Dr. Ahmad Kurnia, menyebut model pinjaman tanpa agunan ini dapat memperluas akses pembiayaan inklusif.
Menurutnya, selama lembaga memiliki sistem verifikasi yang kuat, pendekatan berbasis amanah justru bisa lebih efektif dibanding sistem agunan konvensional.
“Keunggulannya terletak pada aspek moral dan sosial. Nasabah yang menjaga amanahnya akan memperoleh kepercayaan lebih besar, dan ini menciptakan hubungan ekonomi yang sehat serta berkelanjutan,” ujar Ahmad.
Hingga saat ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memantau perkembangan model pembiayaan syariah tersebut.
OJK menilai, inovasi berbasis amanah sejalan dengan agenda penguatan sektor keuangan syariah nasional yang tengah digalakkan pemerintah.
Selain memberikan manfaat ekonomi, skema ini juga dinilai mampu memperkuat nilai keadilan sosial.
Masyarakat kecil yang sering terkendala jaminan kini memiliki peluang lebih besar untuk mengakses pembiayaan produktif dengan cara yang sesuai prinsip syariah.
Dengan meningkatnya minat terhadap sistem keuangan berbasis nilai, sejumlah lembaga keuangan syariah berencana memperluas jangkauan program pinjaman tanpa agunan ke berbagai daerah di Indonesia.
Diharapkan, langkah ini menjadi tonggak penting dalam mewujudkan ekosistem ekonomi yang berkeadilan dan berlandaskan amanah. (*)
