![]() |
Inovasi pelestarian budaya Bugis memasuki babak baru dengan hadirnya UPT Wanua Museum, sebuah museum berbasis teknologi Virtual Reality Interaktif (Foto: Dok. Istimewa) |
TIMURKOTA.COM, MAKASSAR— Inovasi pelestarian budaya Bugis memasuki babak baru dengan hadirnya UPT Wanua Museum, sebuah museum berbasis teknologi Virtual Reality Interaktif yang mengangkat tema Sandang, Pangan, dan Papan Suku Bugis.
Museum virtual ini merupakan karya dari Rumah Kreasi Budaya Bangsa (RKBB) Saoraja Bone, dan resmi disosialisasikan kepada publik melalui kegiatan Sosialisasi dan Uji Coba Publik di Kota Makassar.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang perkenalan teknologi budaya, tetapi juga menghadirkan Dialog Kebudayaan bertema “Kawali sebagai Identitas Manusia Bugis” serta pemutaran film animasi "Panre Ambo dan Kawali", karya Dr. Ichsan Hatib, S.Pd., M.Sn. Dialog menghadirkan Prof. Dr. Muhlis Hadrawi, S.S., M.Hum, seorang budayawan dan akademisi, sebagai narasumber utama yang memberikan wawasan mendalam mengenai pentingnya menjaga dan merevitalisasi budaya Bugis di tengah era digitalisasi.
“Wanua Museum VR adalah terobosan digital yang memungkinkan masyarakat menjelajahi dan memahami kekayaan budaya Bugis — khususnya dari Bone, Soppeng, Wajo, dan Sinjai — secara virtual dan interaktif,” ujar Andi Irwandi Paomi, S.T., Founder RKBB Saoraja Bone. Ia menegaskan bahwa museum ini bukan sekadar tempat edukasi, melainkan jembatan yang menghubungkan tradisi leluhur dengan generasi digital masa kini.
Senada dengan itu, Salamatang, S.H., selaku Kepala Bidang Administrasi, Edukasi, dan Kerja Sama, menyatakan bahwa transformasi digital adalah jalan strategis dalam pelestarian budaya.
“Di era percepatan teknologi ini, kami percaya bahwa pelestarian budaya tidak harus bersifat konvensional. Budaya harus hidup, dirasakan, dan dihayati. Di sinilah peran Wanua Museum VR: menjadikan budaya sebagai pengalaman yang dapat dipahami, diserap, dan dicintai oleh masyarakat luas.” ungkapnya.
Kegiatan ini mendapat respons positif dari peserta yang terdiri dari mahasiswa berbagai organisasi dan daerah di Makassar.
Melihat antusiasme tersebut, pihak RKBB Saoraja Bone merencanakan perluasan jangkauan Wanua Museum VR ke berbagai wilayah di Sulawesi Selatan, dengan rencana pengayaan konten budaya dari komunitas-komunitas lokal lainnya.
Dengan pendekatan interaktif dan berbasis teknologi tinggi, Wanua Museum VR diharapkan menjadi pionir dalam memadukan pelestarian budaya dan inovasi digital di Indonesia Timur.
Jika Anda menginginkan versi berita untuk media populer, pers rilis resmi, atau versi untuk media daring dengan tone lebih santai, saya bisa bantu sesuaikan. (*)