Iklan

Apa Kabar Kasus Penembakan Rudi S Gani, Kejahatan Berat yang Mulai Terlupakan

tim redaksi timurkotacom
Senin, April 21, 2025 | 7:08 PM WIB Last Updated 2025-04-21T12:08:02Z

Istri korban bersama keluarga sebelum mayat di bawah ke Makassar (Foto: Dok. Istimewa)

TIMURKOTA.COM, BONE- Hampir 5 bulan berlalu. Peristiwa penembakan Pengacara Rudi S Gani, seorang pengacara di Desa Pattukku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone masih menjadi misteri.

Alih-alih menangkap pelaku, hingga detik ini polisi belum mengungkap ciri-ciri, dan bahkan proyektil yang diangkat dari tubuh Rudi belum pernah dimunculkan di media. 

Kasus yang sempat menggemparkan di Sulawesi Selatan pada malam pergantian tahun itu kini mulai terlupakan. 

Sudah jarang dibahas, pihak kepolisian pun sudah tak mengupdate perkembangan kasus kepada awak media. 

Sejumlah kalangan mendorong agar kasus ini tetap diungkap. Mengingat ada nyawa manusia yang melayang.

"Saya pribadi juga bertanya-tanya, kenapa rekan seprofesi almarhum diam. Padahal kasus ini sangat berbahaya jika tidak diungkap secara transparan," ungkap aktivis mahasiswa, Muh Arfan.

Dia menilai, kasus ini akan sulit untuk terungkap jika tak ada tekanan publik. Terlebih lagi pimpinan Polda Sulsel dan Polres Bone telah berganti.

"Mesti ada tekanan supaya ini diseriusi. Kalau tidak terungkap, kita tidak tahu ke depan siapa lagi korban," tutupnya. 

Sebelumnya diberitakan, Tim gabungan Polda Sulawesi Selatan bersama Polres Bone masih terus melakukan pengejaran terhadap terduga pelaku penembakan pengacara, Rudi S Gani (49).

Perkembangan terbaru kasus ini disampaikan oleh Humas Polres Bone, Iptu Rayendra Muhtar, SH saat di konfirmasi tim timurkota.com.

Dalam keterangannya, dia menyampaikan bahwa mayat korban telah diserahkan kepada pihak keluarga korban untuk dikebumikan.

"Sudah dilakukan olah TKP dari Laboratorium Forensik Polda Sulsel. Berdasarkan proyektil peluru yang diangkat dari tubuh korban," ungkapnya.

Dari hasil otopsi yang dilakukan polisi menemukan hanya satu luka tembak yakni pada bagian bawah mata.

"Luka tembak hanya satu," ungkapnya.

Dia juga mengatakan, bahwa saat ini pelaku masih dalam pengejaran pihak kepolisian.

"Masih dalam pengejaran, belum ditangkap. Saya baru saja dapat info update dari lapangan, pelaku belum didapat, masih dalam pengejaran," tutupnya.

Fakta baru diungkap, Hj Maryam terkait dengan penembakan suaminya, Rudi S Gani (49). 

Kepada awak media, Maryam menyebut bahwa pihaknya sempat mendengar ada mobil yang singgah di depan rumahnya.

Menurut keterangan Maryam, ia tidak begitu memperhatikan lingkungan sekitar karena sedang fokus dengan kegiatan makan bersama suaminya.

"Tak ada yang saya lihat karena gelap, apalagi ada mobil yang terparkir di depan. Hal itu membuat saya tidak bisa melihat dengan jelas keadaan di luar rumah," ucap Maryam.

Maryam menjelaskan lebih lanjut bahwa saat itu ia tidak terlalu memerhatikan keadaan sekitar rumah karena sedang menyantap makan malam bersama suaminya. 

Namun, suara tembakan yang tiba-tiba itu langsung membuatnya terkejut. 

Meskipun begitu, Maryam tidak menyadari dengan jelas siapa yang menembak suaminya, atau bahkan berapa jumlah pelaku yang terlibat dalam kejadian tersebut.

Ketika suaminya, Rudi, terjatuh setelah ditembak, Maryam sempat merasa kebingungan. 

Pada awalnya, ia berpikir bahwa suaminya mungkin hanya mengalami pecah pembuluh darah akibat tekanan yang cukup tinggi. 

Hal ini disebabkan oleh adanya darah yang keluar dari tubuh Rudi. 

"Awalnya saya pikir itu pecah pembuluh darah, karena darah keluar, saya sempat terkejut dan bingung," terang Maryam. (*)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Apa Kabar Kasus Penembakan Rudi S Gani, Kejahatan Berat yang Mulai Terlupakan
« Prev Next »

Jangan lupa ikuti kami di

Konten Berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Wartawan timurkota.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.

Trending Now

Konten Berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Wartawan timurkota.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.

Iklan

.entry-content { line-height: 1.4em; }