![]() |
Tim Bulog Bone saat turun melakukan penjemputan gabah (Foto: Dok. Istimewa) |
Penulis: Syamsul Bahri Arafah
Editor: timurkota.com
TIMURKOTA.COM, BONE-- Petani di Dusun Ujung, Desa Arasoe, Kecamatan Cina, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, mengungkapkan keluhannya terkait dengan pelayanan Ferum Bulog Kancab Bone.
Petani mengakui, keinginan mereka agar hasil panen terserap masuk ke Bulog hingga saat ini belum terpenuhi. Petani berharap Bulog turun langsung menjemput hasil panen mereka.
"Gabah kami yang sudah bermalam ditolak oleh Bulog dengan alasan bahwa gabahnya sudah rusak. Ini masalah karena selamanya transportasi siap, sementara Bulog juga tak menjangkau wilayah kami," kata seorang petani, Aswandi, kepada wartawan timurkota.com.
Aswandi melanjutkan, dirinya bersama beberapa petani lain berharap hasil panen ke depan dapat terserap ke Bulog dengan alasan harga yang lebih tinggi.
"Gabah saya jual di tengkulak di bawah harga Rp6.300 per kilonya, sementara harga Bulog tinggi, yaitu Rp6.500," tuturnya.
Pemimpin Cabang Perum Bulog Kancab Bone, Maysius P., yang dikonfirmasi timurkota.com, mengatakan bahwa kendala yang dialami saat ini adalah sarana pabrik gabah di Bone telah over kapasitas.
"Bukan kurang armada, tetapi sarana pabrik gabah di Bone sudah over kapasitas. Di mana mitra makloon di Bone sudah penuh dengan gabah serapan lokal. Jadi kami memanfaatkan kondisi apabila ada ruang kosong lagi, bisa masuk gabah ke pabrik. Kami akan masukkan gabah lagi ke pabrik," ungkapnya, Selasa (25/03/25).
Ia menerangkan bahwa kondisi yang dialami Bulog saat ini belum dipahami oleh semua petani. Masih ada yang beranggapan bahwa Bulog sengaja tidak menyerap gabah mereka.
"Setiap hari kami melakukan serapan gabah tanpa mengenal waktu, namun kami akui tidak semua gabah produksi panen hari itu dapat terakomodasi untuk dibawa ke pabrik," tukasnya.
Dia melanjutkan bahwa proses penjemputan gabah tidak berdasar pada jumlah. Bulog akan berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan penyerapan sesuai dengan kemampuan pabrik gabah yang menjadi mitranya.
"Terhadap isu kami tidak turun ke lapangan mungkin sangat salah. Kami bisa buktikan dengan dokumentasi bahwa setiap hari kami melakukan serapan gabah. Sementara harga, kami sudah melakukan sosialisasi bahwa harga gabah itu sebesar Rp6.500/kg," tukasnya.
Dia melanjutkan bahwa pihaknya menemukan ada indikasi yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu yang sengaja menjual gabah kualitas terbaik ke luar daerah.
"Kemudian menyisakan gabah rusak atau calon gabah untuk ditawarkan ke Bulog dengan alasan biar bagaimana kondisi gabahnya, Bulog akan beli juga," tutupnya. (*)