![]() |
Ade Fitriawan (Foto: Dok. Istimewa) |
Penulis: Muis Pamungkas
Editor: timurkota.com.
TIMURKOTA.COM, BONE- Pasca beredarnya pemberitaan harga pupuk yang tidak sesuai dengan HET di Kecamatan Bontocani, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan - Selatan.
Mendapat kecaman dari berbagai pihak tak terkecuali aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Revolusioner Karya Mahasiswa (Gerilya).
Salah seorang Mahasiswa asal Bontocani yang juga tergabung dalam Gerilya, Ade Fitriawan menyampaikan dirinya sangat menyayangkan hal tersebut dan merasa sangat prihatin terhadap apa yang dialami masyarakat Bone.
"Oleh karena itu kami meminta kepada pemda dalam hal ini Bapak Bupati Bone dan pihak terkait agar memberikan subsidi pengangkutan agar masyarakat betul-betul mendapatkan harga yang sesuai dengan HET (harga eceran tertinggi),untuk sedikit meringankan beban mereka" Ungkapnya kepada timurkotacom, Rabu (22/01/2025).
Kemudian, Mahasiswa yang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Makassar tersebut menjelaskan Pupuk adalah bahan organik atau anorganik yang digunakan untuk memperkaya kesuburan tanah dan meningkatkan pertumbuhan tanaman.
"Pupuk memberikan nutrisi penting seperti nitrogen, fosfor, kalium, dan lain-lain yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dan berkembang" Katanya.
Selanjutnya, dirinya menyampaikan pupuk adalah nyawa bagi petani demi keberhasilan tanaman mereka,namun dalam hal ini harga pupuk sesuai dengan edaran Menteri Pertanian RI No. 644/kPTS/SR.310/M/11/2024.
"Dalam keputusan tersebut, HET pupuk bersubsidi di tingkat kios atau pengecer ditetapkan sebesar Rp2.250/kg untuk Urea, NPK Phonska Rp2.300/kg, NPK untuk Kakao Rp3.300/kg" Terangnya.
Lebih lanjut, Akan tetapi wilayah kecamatan Bontocani Kab Bone yang terbilang cukup jauh dan medan yang sulit sehingga menjadi alasan bagi para distributor/pengecer untuk mengenakan biaya jasa pengangkutan sebesar Rp.35.000 sampai Rp.50.000.
"Biaya tersebut dibebankan kepada petani,menambah keresahan para petani terkait harga pupuk yang beredar, dengan keberhasilan panen yang tak menentu,kasihan para petani Kecamatan Bontocani jika dibebankan lagi jasa pengangkutan, belum lagi permainan pengecer/kios dalam keterlambatan pendistribusian pupuk" Ujarnya.
Lebih lanjut lagi, Ade mengatakan pihaknya akan menduduki kantor Bupati Bone jika tidak menindaki dan menangani hal tersebut karena melihat kondisi masih banyak wilayah terpencil lainnya di Kabupaten Bone yang mengalami hal serupa.
"Apabila tidak ada tindakan yang jelas dan pasti untuk menangani keluhan masyarakat Kecamatan Bontocani maka yakin dan percaya kami yang tergabung dalam Gerakan Revolusioner Karya Mahasiswa (Gerilya) akan menduduki kantor Bupati Bone" Tutupnya. (*)