Kericuhan mewarnai tarkam di Bone (Foto: Dok. Istimewa) |
TIMURKOTA.COM, BONE- Laga sepak bola antar kampung (tarkam) yang mempertemukan Kesebelasan Kauma FC dan Cina Utama FC di Turnamen Mattoanging CUP II di Desa Mattoanging, Kecamatan Tellu Siattinge, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, berakhir ricuh.
Insiden ini terjadi pada Senin, 23 Desember 2024, dan menimbulkan sorotan mengenai kepemimpinan wasit dalam pertandingan tersebut.
Kericuhan bermula saat tim Cina Utama FC berhasil mencetak gol di babak kedua. Gol tersebut awalnya disahkan oleh Wasit Utama Fadli.
Namun, beberapa menit kemudian, keputusan tersebut dibatalkan. Hal ini memicu kemarahan para pemain dan penonton, yang merasa keputusan wasit tidak adil.
Ardi, salah satu penonton, mengungkapkan, Gol yang disahkan tiba-tiba dibatalkan, makanya ricuh dan penonton masuk mengejar wasit.
Situasi semakin tegang ketika penonton mulai mengejar wasit, meminta penjelasan mengenai pembatalan gol tersebut.
Kekecewaan dan amarah para pendukung Cina Utama FC memuncak, mengakibatkan kericuhan yang sulit ditahan.
Andi Yusuf, manajer tim Cina Utama FC, menyatakan bahwa ketidakadilan dari wasit menjadi penyebab utama kericuhan.
“Wasit yang memimpin pertandingan sangat tidak adil. Awalnya gol itu disahkan, tetapi setelah teriakan penonton, ‘Kalau sah itu gol, wasit tidak pulang,’ tiba-tiba wasit Fadli membatalkan gol tanpa alasan yang jelas,” jelasnya.
Andi Yusuf menambahkan bahwa Fadli sudah dikenal sebagai wasit yang sering terlibat dalam kericuhan di pertandingan-pertandingan sebelumnya.
“Memang wasit ini sering menjadi penyebab kericuhan dengan keputusan-keputusan yang memihak. Banyak pertandingan yang dipimpinnya selalu berakhir ricuh, terutama jika melibatkan tim Bhayangkara FC,” tambahnya.