Rapat persiapan pelaksanaan kegiatan lokakarya moderasi beragama (Foto: Dok. Istimewa) |
TIMURKOTA.COM, BONE- Yayasan Pawero Tama Kreatif melalui Project Budaya Bone Vol. IV, bekerja sama dengan Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama RI, akan menggelar lokakarya moderasi beragama yang bertajuk “Rekko’ Ota”.
Tema ini terinspirasi dari filosofi lokal yang menekankan titik temu antara dialog dan kearifan lokal di Kabupaten Bone. Kegiatan ini merupakan upaya untuk mempromosikan pemahaman lintas agama dengan pendekatan inovasi sosial dan teknologi.
Sebagai langkah awal, panitia menyelenggarakan “Training of Mentor” pada Minggu, 1 Desember 2024, di Chill Coffee dan Space, Kabupaten Bone. Kegiatan ini bertujuan memberikan pembekalan kepada para mentor yang nantinya akan memandu peserta dalam menyusun karya tulis dan visual berbasis moderasi beragama. Subarman Salim, M.Si., yang akrab disapa Uba, hadir sebagai narasumber utama dalam kegiatan ini.
Dalam paparannya, Uba menekankan pentingnya memandang moderasi beragama dari perspektif dekolonisasi. Ia menjelaskan bahwa masyarakat perlu memiliki pemahaman kritis terhadap perjalanan sejarah, terutama yang terkait konteks keagamaan dan kebudayaan di Kabupaten Bone.
“Moderasi beragama tidak hanya berbicara soal toleransi antarumat, tetapi juga menyangkut bagaimana kita memahami akar sejarah dan budaya yang telah membentuk masyarakat kita saat ini. Di Kabupaten Bone, banyak sekali warisan sejarah yang seringkali dilihat melalui lensa kolonial. Kita perlu merekonstruksi dan mengkritisi hal tersebut agar mampu menghadirkan ide-ide yang relevan dan segar dalam menyampaikan nilai-nilai moderasi,” jelas Uba.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa para pendamping memiliki peran strategis dalam menyelaraskan semangat moderasi dengan kearifan lokal.
“Para mentor bukan sekadar pendamping teknis, tetapi juga fasilitator ide yang akan membantu peserta menggali isu-isu penting di komunitas mereka. Melalui pendekatan ini, kita harap karya tulis dan visual yang dihasilkan dapat berdampak luas bagi masyarakat.”
Andi Geerhand, penanggung jawab Project Budaya Bone Vol. IV mengungkapkan bahwa rangkaian kegiatan ini merupakan wujud komitmen kami dalam mendukung moderasi beragama melalui pendekatan inovatif.
“Kegiatan kali ini tidak hanya berhenti pada lokakarya, tetapi juga dilanjutkan dengan serasehan yang melibatkan para ahli dari PKUB Kementerian Agama RI dan Balai Litbang Agama Makassar. Kami ingin memastikan bahwa moderasi beragama dapat diaktualisasikan melalui dialog yang konstruktif dan berbasis nilai-nilai lokal,” ujar Gege (sapaan akrabnya).
Ia juga menjelaskan bahwa Project Budaya Bone Vol. IV ini mengusung tema Rekko Ota, pada dasarnya ingin memberikan pendekatan pada yang hal yang dianggap lokal.
Dengan begitu, pemahaman tentang narasi kebudayaan bisa sejalan dengan misi yang ada dalam moderasi beragama. Rekko’ Ota mencerminkan upaya kita untuk menemukan jalan tengah dalam setiap perbedaan.
"Dengan mengangkat filosofi lokal ini, kami berharap masyarakat Bone dapat lebih memahami dan mengaplikasikan moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari,” tambahnya.
Lokakarya dan serasehan ini dijadwalkan berlangsung pada Desember 2024, dengan melibatkan kolaborasi dari berbagai komunitas dan berbagai pemangku kepentingan, termasuk tokoh agama, akademisi, dan masyarakat umum.
Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi langkah awal yang konkret dalam mempromosikan dialog lintas budaya dan agama di Kabupaten Bone.