TIMURKOTA.COM, BONE- Sejumlah kalangan menyoroti adanya temuan Satpol PP terkait dengan dugaan Pengutan Liar (Pungli) terhadap Pedagang Kaki Lima (PKL) di Jl dr Wahidin Sudirohusodo Kota Watampone tepatnya di depan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tenriawaru Bone.
Abrar salah seorang aktivis mahasiswa mengatakan, ketika sudah ada indikasi pungli yang ditemukan maka hal itu mesti diproses secara pidana.
"Kalau hanya pelanggaran berjualan di tempat yang dianggap mengganggu penataan kota kan itu hanya melanggar Perda sehingga dilakukan penertiban," ungkapnya.
Namun ketika ada pihak tertentu yang menerima pungutan dengan alasan akan masukkan ke kas daerah namun tidak sampai maka patut diusut tuntas.
"Mestinya diproses hukum, dan saya yakin bukan hanya di kawasan RSUD Tenriawaru. Ada banyak titik dimana pedagang melanggar karena adanya permainan oknum tertentu,"imbuhnya.
Dia berharap, tindakan pelanggaran seperti ini akan ditindak tegas sehingga menjadi cerminan sehingga kejadian sama tak terulang kembali.
"Memang dibutuhkan tindakan tegas agar menjadi perhatian bagi kita semua bahwa hal seperti itu termasuk pidana," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, Kemunculan pedagang baru di Jl dr Wahidin Sudirohusodo tepatnya di depan Gedung Baru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tenriawaru rupanya dibekingi oleh pihak tertentu.
Dari sekian pedagang yang berjualan di lokasi uang setoran mencapai Rp3 jutaan. Namun, setoran pedagang tersebut justru tak ada yang masuk ke kas daerah.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bone, Andi Akbar yang dikonfirmasi tim timurkota.com mengatakan, bahwa oknum yang menerima setoran pedagang itu bukan dari bagian anggotanya.
"Oknum lain, mereka bukan bagian dari Satpol PP Bone," ungkapnya.
Andi Akbar mengatakan, bahwa dengan adanya pedagang di sekitar lokasi menimbulkan banyak pelanggaran dan masalah ketertiban umum.
"Setoran itu sampai ada Rp3 juta perbulan. Di samping memang ada pelanggaran administrasi. Perda terkait dengan PKL. Ketertiban dan Ketentraman masyarakat," ungkapnya.
Keberadaan pedagang di titik tertentu seperti depan RSUD Tenriawaru Bone banyak dikeluhkan warga. Bahkan para pengendara terkadang terjebak macet di lokasi akibat pedagang menjamur di pinggir jalan raya.
"Baiknya di depan rumah sakit jangan ada pedagang di pinggir jalan raya. Karena lokasi di sana rawan macet, hampir setiap hari kami ketika ingin ke kampus selalu terjebak," ungkap Akbar salah seorang mahasiswa.
Akbar meminta agar pedagang ditempatkan dengan ada jarak dari jalan raya. Sehingga pelanggan tidak memarkir kendaraan di bahu jalan.
"Begitu juga pengunjung rumah sakit, sudah ada lahan parkir di dalam tapi masih saja memarkir kendaraan di bahu jalan," tutupnya. (*)