Oleh Herman Kurniawan
Sosok Aktivis Perempuan, Andi Fatmasari Rahman |
Fakta Singkat
Nama Lengkap
- Andi Fatmasari Rahman
Lahir
- Bone, 19 Januari 1990
Organisasi
- Srikandi RGPI Sulsel
- LP3LHK
Jabatan
- Ketua
Anak-anak
- Fatik Muhtada Putra Aqsa (14)
- Fauzan Alfaro Putra Aqsa (13)
- Fathiyah Zashy Almeera Aqsa (6)
Andi Fatmasari Rahman adalah sosok aktivis perempuan yang konsen pada pemberantasan korupsi. Andi Sari begitu dirinya familiar di masyarakat.
Selain sebagai motivator kalangan aktivis perempuan. Ia juga momok bagi pelaku tindak pidana korupsi. Beberapa kasus besar yang menyeret nama pejabat terbongkar berkat kolaborasinya dengan Aparat Penegak Hukum (APH), baik Polda, maupun Kejati di Sulawesi Selatan.
Bagi kelompok aktivis perempuan yang tergabung dalam, Srikandi Rajawali Garda Pemuda Indonesia (RGPI) ia bagaikan pelita, yang kadang berjalan di belakang untuk menerangi, kadang di depan untuk membuka jalan, dan kadang di tengah untuk menghangatkan.
Meski terlahir dari keluarga pejabat, jiwa aktivisnya telah ada sejak dini. Sebelum terjun dalam dunia pemberantasan korupsi, ada beberapa kasus kekerasan terhadap perempuan telah sukses dia kawal.
Bagi Andi Sari, gerakan perempuan merupakan urat nadi dari perjuangan untuk mendapatkan hak-hak mereka. Baginya, perempuan harus maju terdepan untuk bersama-sama memajukan bangsa dan negara.
Untuk mendapatkan sebuah perubahan, Ketua Srikandi RGPI Sulawesi Selatan berpandangan tak cukup dengan teriakan di jalan, perlu terjun langsung melakukan investigasi demi mendapatkan fakta lalu menyerahkan ke insitusi terkait untuk diproses.
Di kalangan aktivis, Andi Sari juga dikenal sebagai sosok berpikiran terbuka dan demokratis, dirinya terbuka dalam menerima kritikan dan saran, baik dari kolega, maupun ketika menyerap aspirasi dari masyarakat.
Lawan terberat menurut Andi Sari adalah pelaku tindak pidana korupsi, sehingga dirinya selalu terbuka dengan lembaga lain demi bersama-sama memberantas praktik kejahatan yang menyengsarakan rakyat.
Meski terbilang muda, namun dirinya selalu diajak dan didorong teman-teman aktivis perempuan yang lebih senior dalam gerakan pemberantasan korupsi. Ia tak pernah mau menonjolkan diri, namun para kolega yang mendorong untuk berada di pucuk pimpinan.
Dirinya tak egois dalam berorganisasi. Meski berbeda lembaga, ketika berbicara kepentingan rakyat. Dirinya selalu memberi dorongan dan semangat agar terus berjuang sesuai dengan cara ataupun program organisasi masing-masing.
Perjuangan Tak Boleh Padam
Andi Fatmasari Rahman saat mendampingi penanganan kasus (Foto: Dok. Istimewa) |
Andi Fatmasari Rahman lahir di Bone merupakan anak dari pasangan, Hj Andi Rahmi dan Drs H Andi Anwar M, S.Sos , MM sang ayah pernah menjabat sebagai Direktur PDAM Kabupaten Bone di masa pemerintahan bupati Alh H A M Idris Galigo.
Sejak kecil ia tinggal dan dibesarkan pada lingkungan pejabat. Andi Sari menempuh pendidikan di SD 13 Biru. Kemudian melanjutkan pendidikan ke SMP 4 Watampone, lalu SMAN 1 Bone.
Dirinya kemudian menikah. Dari hasil pernikahannya itu, mereka dikaruniai tiga orang anak.
Meski baterah rumah tangganya tak berjalan mulus dan harus berpisah dengan suami. Andi Sari mengaku tetap berjuang di tengah keterpurukan.
Sejak berpisah dengan suami, ia memberanikan diri melebarkan sayap dalam dunia aktivis. Sembari membesarkan dan menyekolahkan anak-anaknya.
Untuk memperjuangkan orang lain, dirinya terlebih dahulu memperjuangkan anak serta keluarga.
Karir
Andi Fatmasari Rahman |
Andi Sari memulai karir dengan mendirikan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) LP3LHK sekaligus menjabat sebagai Ketua Umum sejak Oktober 2021 sampai sekarang.
Selanjutnya terpilih sebagai Ketua Srikandi RGPI Sulawesi Selatan pada 2022 sampai sekarang.
Meski namanya tak tercatat sebagai kader Partai Politik (Parpol), Andi Sari mengaku sempat diajak, dan bahkan ditawari masuk ke parlemen melalui jalur beberapa parpol pada Pileg 2024 yang baru saja berlalu.
Namun dirinya mengaku masih menolak, bukan karena tak berani bertarung. Hanya saja dirinya mengaku masih ada beberapa pertimbangan untuk terjun langsung dalam dunia politik praktis.
Dirinya juga mengaku ada beberapa tokoh yang mengajak untuk bergabung jelang memasuki tahapan Pilkada 2024. Namun dirinya mengaku untuk saat ini masih fokus pada karir di dunia aktivis.
Bukan menutup peluang berkarir di politik, dirinya merasakan kebahagiaan tersendiri jika mampu membantu masyarakat yang membutuhkan.
"Pada intinya kami siap bantu masyarakat, baik ketika menjadi aktivis maupun dengan profesi lain. Pada intinya, Sari ingin selalu datang membawa solusi dan kebahagiaan bagi masyarakat, itu paling penting. Meski memang sudah ada beberapa ajakan gabung di Parpol," imbuhnya.
Pemberantasan Korupsi
Pada dunia pemberantasan korupsi, Andi Sari pernah menghebohkan publik dengan melaporkan dugaan reses fiktif 45 legislator Kabupaten Bone.
Kemudian melakukan pendapingan terhadap seorang perempuan yang menjadi korban pengrusakan dan penganiayaan yang dilakukan oknum polisi.
Demi menuntaskan kasus, Andi Sari melakukan pemdampingan ke Polda Sulsel dan bersurat ke Mabes Polri.
Membela Hak-hak Perempuan
Andi Fatmasari Rahman (Foto: Dok. Istimewa) |
Perempuan masih menjadi kaum termarjinalkan dalam berbagai sektor. Seperti di sektor, pendidikan, pekerjaan, ekonomi, kebijakan publik, hak-hak dasar, politik, kesehatan dan sektor lainnya.
Bagi Andi Sari, perempuan bukanlah kaum marjinal yang harus pasrah dalam budaya patriarki. Mereka memiliki kekuatan untuk memberdayakan diri sendiri di lingkungan sekitar sesuai dengan bidang ke ilmuan yang dimiliki.
Karena menurutnya, pemerintah atau negara harus selalu hadir untuk melindungi kaum perempuan dan menegakkan keadilan bagi seluruh warga negaranya.
Sesuai dengan undang-undang, perempuan memiliki hak yang sama terhadap, pendidikan, kesehatan, pelayanan publik, politik dan pelayanan lain berkaitan dengan pemerintahan.
Ketika hak perempuan tak terpenuhi, maka tentunya tugas utama dari aktivis untuk memperjuangkan, karena tanpa disuarakan maka akan sulit mendapatkan keadilan.
Salah satu contoh, ketika Andi Sari membela seorang wanita yang menjadi korban akibat perbuatan semenah-menah oknum anggota polisi.
Dirinya tak pernah gentar dalam menghadapi tekanan. Ia menyadari bahwa hukum tetap harus ditegakkan apabila ada pelanggaran, terlebih lagi kaum perempuan jadi korban.
Karena keberhasilannya mengawal kasus tersebut hingga tuntas. Andi Sari mengaku ada beberapa korban dari kalangan perempuan mengadukan kasus yang sama untuk dikawal.
"Karena memang tak pernah ada pungutan atau dalam bentuk apapun itu ketika kami kawal kasus. Malah kami rela berkorban demi tegaknya sebuah keadilan," ungkapnya kepada penulis.
Kendala dalam menegakkan keadilan khususnya kaum perempuan adalah konsistensi berjuang. Terkadang pula diantara mereka ada yang bersikap acuh tanpa memikirkan kejadian sama di masa yang akan datang.
"Ada juga korban kekerasan takut, mereka baru mau berjuang setelah kami temui langsung dan beri penjelasan. Barulah terbuka dan bersedia untuk melaporkan ke APH. Padahal itu hak mereka mendapatkan pelayanan hukum," tukasnya.
Punya Jaringan Kuat Hingga Kejagung, Mabes Polri dan DPR RI
Dalam dunia aktivis dikenal istilah kaum intelektual organik, mereka yang berani menyuarakan dan menentang kemapaman oligarki menggungat kekuasaan hegemoni elit mapan.
Belakangan ini kalangan aktivis lebih cenderung dikenal dengan kelompok anarkis, ada bahkan sampai massa bayaran.
Salah satu jalan yang ditembuh Andi Sari untuk menghindari paradigma yang berkembang di masyarakat yakni dengan memperkuat jaringan hingga ke pemerintahan pusat.
Untuk menyuarakan transparansi dan pemberantasan korupsi khususnya bagi lembaga vertikal dibutuhkan akses ke pucuk pimpinan.
Jika aktivis hanya mampu bersuara di tingkat kabupaten. Kekuatan gerakan seorang aktivis hanya sampai disitu, maka bisa dikatakan mustahil untuk sampai ke pimpinan tertinggi.
Sehingga dalam berbagai kasus salah satu cara yang kerap ditempuh Andi Sari, yakni dengan membuka akses agar tuntutan dan aduan mereka diketahui minimal sampai pimpinan insitusi yang menangani.
Baginya, cara inilah yang ditempuh sehingga sukses dalam memperjuangan beberapa kasus baik pemberantasan korupsi maupun membela kaum perempuan yang termarjinalkan.
Dirinya membuka diri, khususnya kepada pimpinan insitusi Polri, Kejagung hingga DPR RI yang merupakan mitra strategis dalam rangka menyuarakan pemberantasan korupsi. (*)