Iklan

Sejarah Sumur Tua Majang, Peninggalan Kerajaan Bone yang Kembali Difungsikan untuk Tradisi 'Cemme Sapareng'

tim redaksi timurkotacom
Minggu, Juni 11, 2023 | 9:32 AM WIB Last Updated 2023-06-11T02:36:01Z

-Liputan Khusus timurkota.com Edisi Akhir Pekan 

Ada banyak tempat bersejarah di Kabupaten Bone. Sebagai daerah yang dulunya berbentuk kerajaan ada beberapa situs bersejarah yang mesti dilestarikan.

Warga membersihkan Bubung Karajae yang terletak di Kelurahan Majang, Kecamatan Tanete Riattang Barat, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.


LAPORAN: WIWINK, Watampone

Bone tak hanya dikenal sebagai daerah dengan memiliki wilayah terluas di Sulawesi Selatan. 

Kabupaten yang berbatasan langsung dengan enam kabupaten lain (Maros, Gowa, Sinjai, Soppeng, Wajo dan Barru) ini memiliki beragam budaya dan tradisi yang secara turun temurun masih dilestarikan hingga saat ini.

Ada tradisi di Kecamatan Tellu Limpoe, dimana masyarakat setempat hanya melaksanakan pernikahan selama satu kali dalam satu tahun. 

Artinya, di luar bulan tersebut maka warga tak mau menikahkan anaknya dengan alasan pernikahan tak akan bertahan lama. 

Ketika ingin meningkah lalu waktu yang disepakati penduduk setempat telah lewat, maka calon pengantin harus menunggu selama satu tahun, atau memilih menikah di luar dari kampung tersebut.

Belum lagi tradisi lain, termasuk juga beberapa situs dan tempat bersejarah yang hingga saat ini masih terawat dengan baik. 

Bahkan, tiap tempat bersejarah, selalu ada pesta adat yang dilestarikan penduduk setempat. 

Salah satunya, Bubung Karajae di Kelurahan Majang, Kecamatan Tanete Riattang Barat, Kabupaten Bone. 

Oh ya, sekadar di ketahui Bubung adalah bahasa bugis, jika diartikan dalam bahasa Indonesia artinya Sumur.

Bubung Karajae menyimpan banyak cerita, mulai distinasy wisata religy hingga kisah mistis. 

Sama dengan tempat bersejarah lainnya, ada beberapa pantangan tak boleh dilakukan ketika berkunjung ke Bubung Karajae.

Salah satunya tak boleh angkuh, dan memandang remeh lokasi tersebut. Jika tidak, bisa saja mengalami hal-hal tak dinginkan.

Penulis mencoba menggali sejarah Bubung Karajae melalui seorang tokoh agama Kelurahan Majang, Ustads Awaluddin 

Ia menjelaskan, bahwa dari sejarahnya diketahui pada tahun 1775

La temmassonge toappawali mangkau ke-22 mempunyai anak bernama We Tenri Pakkemme Arung Majang suaminya bernama la Muanneng Arung Pacciro.

"Inilah yang membuat bubung, lalu mendirikan rumah tak jauh dari bubung Karajae," ulas Ustadz Awaluddin kepada penulis.

Belakangan meski belum dapat dirinci kapan munculnya tradisi tolak bala dalam bahasa bugis disebut Cemme Sapareng. 

Yang artinya, mandi dihari Rabu terakhir di bulan safar sebagai bentuk mandi tolak bala. 

Selain tolak bala, warga melestarikan tradisi tersebut yang diyakini sebagai kekayaan dan peninggalan leluhur mereka.

"Namun dalam kurung waktu delapan tahun belakangan. Sumur ini terkesan tak terawat. Begitu juga dengan Cemme Sapareng tak dilakukan lagi," lanjutnya.

Setelah melakukan pertemuan dengan lintas tokoh Majang, akhirnya dilakukan pembersihan dan pembenahan sumur untuk kembali dilaksanakan Cemme Sapareng.

"Warga bersepakat untuk bergotong royong secara swadaya agar kedepannya  bubung (sumur )  karaja E  bisa dijadikan sebagai tempat destinasi wisata sejarah dan wisata religius", imbuhnya.

Untuk melestarikan tempat bersejarah atau bahkan menyulap untuk dijadikan tempat wisata. Tak cukup jika hanya mengandalkan gotong royong warga.

Perlu campur tangan pemerintah, termasuk kucuran dana untuk menjadikan Sumur Karajae tempat wisata  dan menjadi ikon Kabupaten Bone ke depan.

"Kami pun juga berharap agar pemerintah daerah bisa memperhatikan pembangunan bubung Karaja E yang harapan kedepan menjadi salah satu tempat dikunjungi warga Bone dan sekitarnya," tutup, Awaluddin. (*)


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Sejarah Sumur Tua Majang, Peninggalan Kerajaan Bone yang Kembali Difungsikan untuk Tradisi 'Cemme Sapareng'

Jangan lupa ikuti kami di


Konten Berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Wartawan timurkota.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.

Trending Now

Konten Berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Wartawan timurkota.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.

Iklan

.entry-content { line-height: 1.4em; }