Iklan

Kisah Pilot Sriwijaya Air SJ182, Menolak Terbang pada Hari Jumat Karena Ingin Jumatan

tim redaksi timurkotacom
Rabu, Januari 13, 2021 | 7:33 AM WIB Last Updated 2021-01-13T00:33:45Z

Kapten Afwan identik dengan peci warna putih ketika menerbangkan pesawat (foto: Istimewa)

TIMURKOTA.COM, JAKARTA-

Kapten Afwan merupakan pilot yang menerbangkan pesawat Sriwijaya Air SJ182 dikenal sebagai sosok religius.

Selain rajin beribadah di masjid, Kapten Afwan juga dikenal sebagai dai yang kerap mengisi acara di lingkungannya.

Kisah lain diungkapkan, Andy R Wijaya. Menurutnya, Kapten Afwan memiliki pendirian yang kuat. Termasuk ketika menolak untuk menerbangkan pesawat ketika bertepatan dengan waktu salat jumat.

"Soal SJ182 ini banyak cerita. Ada yang ditolak berangkat karena hasil swab ga berlaku, tau ada musibah, & katakan 'Allah masih baik sama saya' saya di selamatkan. Sisi lain pilot SJ182 rajin ibadah, ga mau terbang klo jam shalat jumat. Emang Allah ga baik sama itu pilot? Ini semua karena takdir," tulis, Andy R Wijaya.

Pergi secara terburu-buru, tanpa sertika baju dan sempat minta maaf ke istri

Keluarga pilot Sriwijaya Air SJ-182 yang hilang kontak dan diduga jatuh di Kepulauan Seribu DKI Jakarta, mengatakan Kapten Afwan pada Sabtu (9/1) berangkat tergesa-gesa dan mengenakan baju yang tidak diseterika.

“Semalam istrinya cerita bahwa ini adalah kali pertama dalam 15 tahun, suaminya pergi tergesa gesa dan tanpa disetrika bajunya,” kata keponakan Kapten Afwan, Muhammad Akbar saat dihubungi dari Jakarta, Minggu (10/01/21) dilansir Antara.

Sebelum berangkat, Kapten Afwan mengucapkan permintaan maaf pada istrinya. Bahkan setelah sampai di bandara, Kapten Afwan juga melakukan video call kepada anaknya.

“Ini hal yang tak lazim dilakukan oleh beliau. Biasanya setiap kali 'landing', Kapten Afwan selalu telpon istrinya tapi sampai waktu 'landing' ternyata tidak ada kabarnya hingga sekarang,” terang Akbar.

Keluarga berharap ada mukjizat dan mendapatkan kabar baik atas keberadaan Kapten Afwan.

Diberitakan sebelumnya, Terlihat di lokasi saat ini, ada beberapa petugas yang datang dengan membawah kantong jenazah.

Menurut sumber terpercaya, kantong jenazah ini berisikan serpihan pesawat dan ada pula beberapa diduga kuat tubuh  korban Sriwijaya Air SJ 182 di Dermaga JICT, Jakarta, Minggu (10/1/2021).

Sejumlah kapal dan personel TNI AL telah mencapai titik koordinat yang diduga kuat lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Salah satu kapal yang telah sampai adalah KRI Teluk Gilimanuk-531 tiba di perairan antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Minggu dini hari sekitar pukul 01.20 WIB. 

KRI Teluk Gilimanuk berangkat dari Dermaga JICT II Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu malam sekitar pukul 22.30 WIB.

Kapal itu merupakan kapan perang jenis pendarat yang turut membantu pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh perairan di Kepulauan Seribu.

Dikutip dari Antara, KRI itu mengangkut puluhan tim penyelam dari pasukan elit marinir, kopaska dan denjaka serta perlengkapan penyelamatan lainnya.

KRI Teluk Gilimanuk berlabuh tidak jauh dari sebuah patok/tanda yang berada di perairan itu.

Belum diketahui apakah tanda dalam bentuk bendera kecil itu, merupakan lokasi koordinat jatuhnya pesawat.

Ketua Bidang Organisasi DPP Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Muliadi dikabarkan mejadi penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ18 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh.

Hal itu dikonfirmasikan Sekjen Partai Hanura, I Gede Pasek mengatakan pihaknya masih mencari informasi soal kadernya itu.

"Beliau baru-baru menikah pada November 2020. Sekarang mau ke Jakarta dari Pontianak. PakMuliadi bersama istri dan mertua,"katanya.

Daftar identitas penumpang dan kru pesawat Sriwijaya Air SJ18 yang jatuh di kepulauan seribu.

Tampak puluhan keluarga penumpang mendatangi Bandara Pontianak guna menanyakan kejelasan informasi.

"Kami ke sini untuk mencari informasi. Keluarga di rumah sementara menggelar doa bersama," kata seorang pria mengaku anaknya bernama, Iwan salah penumpang pesawat.

Tim Basarnas menunjukkan sejumlah foto serpihan pesawat dan dugaan potongan tubuh manusia.

Sejumlah nelayan mengakui melihat pesawat jatuh di laut dan terdengar bunyi dentuman keras.

"Nelayan mendengar dentuman dan terlihat pesawan jatuh," kata, Kaptep Eko Komandan Kapal Trisula di Pulau Lancang.

Pesawat Sriwijaya Air SJ18 Jakarta-Pontianak dipiloti Capten Afwan, dengan Co Pilot Diego.M hilang kontak dalam penerbangan Jakarta-Pontianak.

Pesawat ini diketahui berpenumpang mencapai 56 orang.

"Sriwijaya Air SJ 182 pilot Cap.Afwan,Co.Diego.M,Cabin Crew: Dhika,Okky,Bisma,Mia.T,Gita L. tujuan Pontianak dengan jumlah penumpang : 56 penumpang, terdiri dari : 46 dewasa,7 anak-anak,3 bayi," kata Humas Sriwijaya Air, Willy, Sabtu (09/01/21).

Pesawat hilang contak dengan tower sesuai jadwal take off pukul 13.25 WIB. Sementara landing pukul 15.00 WIB.

"Sempat delay menjadi take off jam 14.14 landing jam 15.50 Wib," ujar dia.

Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air SJ18 Jakarta-Pontianak Hilang Kontak. Belum diketahui kondisi pesawat tersebut.

"Sriwijaya Air sampai saat ini masih terus melakukan kontak dengan berbagai pihak terkait guna mendapatkan informasi lebih rinci terkait penerbangan SJ-182 rute Jakarta - Pontianak," kata Senior Manager Corporate Communication Sriwijaya Air Theodora Erika, Sabtu (9/1).

Management masih terus berkomunikasi dan menginvestigasi hal ini. Mereka segera mengeluarkan pernyataan resmi setelah mendapatkan informasi yang sebenarnya.


***

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kisah Pilot Sriwijaya Air SJ182, Menolak Terbang pada Hari Jumat Karena Ingin Jumatan

Jangan lupa ikuti kami di

Konten Berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Wartawan timurkota.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.

Trending Now

Konten Berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Wartawan timurkota.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.

Iklan

.entry-content { line-height: 1.4em; }