Iklan

Desak Pemerintah Transparan. Warga Makassar: Tunjukkan Pasien yang Meninggal Murni Corona

timurkota.com_official
Selasa, Juni 09, 2020 | 8:59 PM WIB Last Updated 2020-06-09T14:02:23Z

Aksi warga Makassar menolak rapid test (dok)
TIMURKOTA.COM, MAKASSAR-
Serangkaian insiden terkait Covid-19 jadi bukti bahwa masyarakat Sulawesi Selatan khususnya Kota Makassar mulai hilang kepercayaan terhadap isu Covid-19.

Meski ribuan pasien telah terpapar, namun warga Makassar menganggap ada sesuatu yang disembunyikan dari virus yang melanda dunia ini.

"Kami percaya bahwa corona ada. Namun kami tak yakin dengan pemerintah, ada beberapa hal yang perlu ditunjukkan kepada kami agar dapat percaya," ungkap warga Kota Makassar, Riswan Daeng Rani.

Riswan melanjutka, pemerintah harus merangkul masyarakat bukan malah  menakut-nakuti.

"Jangan takut-takuti rakyat, permintaan kami gampang. Tolong tunjukkan hasilnya bahwa ada warga meninggal murni corona. Bukan karena penyakit lain. Itu saja dulu, anggapan masyarakat ada upaya dari oknum tertentu untuk membuat orang sakit biasa berubah jadi corona," beber Riswan.

Gubernur Nurdin Abdullah Geram

Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah geram dengan adanya tudingan bahwa pihak rumah sakit dan tenaga medis mengambil keuntungan di tengah pandemi Covid-19.

Sehingga muncul adanya gejolak di masyarakat. Mereka menolak rapid test serta mengambil paksa jenazah PDP Covid-19.

"Terhadap adanya oknum yang melakukan provokasi dan menyebarkan informasi hoax. Kami telah berkoordinasi bersama TNI dan Polri untuk melakukan tindakan tergas terhadap para pelaku," ungkap NA kepada awak media.

Menurut mantan Bupati Bantaeng dua priode ini. Para tenaga medis justru harus diberi apresiasi karena selama ini telah mengabdikan diri dalam penanganan pasien Covid-19.

"Harus kita support kepada tenaga medis yang rela dan ikhlas memberikan segalanya dalam penanganan pasien Covid-19," ungkap NA menjelaskan.

Kapolda Buru Aktor Intelektual

Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan, Irjen Mas Guntur Laupe mengatakan pihaknya melakukan pengejaran terhadap aktor intelektual terkait penolakan Rapid Test dibeberapa titik di Kota Makassar.

"Justru inilah yang kita selidiki dan memang apa namanya itu kita sangat mengharapkan banyak informasi masuk ke kita," kata Mas Guntur usai berkunjung ke kantor IDI Makassar, Jalan Topaz Raya, Makassar, Senin (8/6/2020).

Pihaknya telah menerjunkan anggota Reserse dan Intelejen melakukan penelusuran terkait dengan aksi yang ramai diperbincangkan belakangan ini.

"Memang anggota kita reserse dan intelijen sudah turun ke lapangan untuk menelusuri siapa-siapa yang bermain di belakang ini," imbuh dia.

Jika ditemukan adanya aktor intelektual yang bermain, polisi akan segera melakukan proses hukum dan mengungkap pelakunya.

"Kalau ditemukan ada pasti akan proses hukum, dan siapa-siapa pelakunya kita sampaikan ke rekan rekan media," janji Laupe.

Pemerintah Kecamatan Wajo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan menanggapi adanya penyegelan akses masuk ke bebeberapa lorong yang dilakukan warga.

Camat Wajo, Ansaruddin AP mengatakan,  terkait adanya warga yang menolak rapid test merupakan buah dari berita hoax alias berita bohong yang tersebar di tengah masyarakat.

"Ada informasi bahwa pemerintah Kecamatan Wajo akan melakukan pemeriksaan Rapid Test ke warga. Padahal itu tidak benar," ungkapnya.

Camat Wajo pun berharap agar warga tidak percaya dengan informasi hoax.

“Jadi saya harap warga segera membuka akses jalan di lorong-lorong dan jangan percaya berita hoax,” kata Camat Ansaruddin AP.

Warga Kota Makassar,  Sulawesi Selatan beramai-ramai menyatakan sikap menolak rapid test.

Terlihat di depan lorong-lorong disegel warga kemudian dipasangani spanduk yang bertuliskan ketegasan warga menolak rapid test.

Ada beberapa coretan tulisan berwarna putih bahkan melontarkan tudingan bahwa Covid-19 adalah kerjaan oknum tak bertanggungjawab.

Seperti yang tertulis di salah satu lorong dengan mengatakan "menolak keras rapid test Covid-19 Barukang 6" tulisan tersebut dimuat dalam spanduk warna putih kemudian terpasang pas di depan lorong.

Di bagian bawah terlihat meja yang digunakan menutup jalan masuk bertuliskan Corona Virus Mafia.

"Kami sudah muak dengan isu Covid-19. Ada kesan sengaja dibesar-besarkan," ungkap, Rian warga, Barukang.

Sederet kasus yang menunjukkan bahwa ada upaya dari oknum tertentu memanipulasi pasien menjadi alasan warga Kota Makassar mulai muak dengan isu Corona.

"Orang sakit biasa saja bahkan korban kecelakaan dimasukkan sebagai pasien Covid-19. Ada apa sebenarnya ini,  kenapa ada kesan untuk menambah-nambah jumlah pasien," kata Rian lagi.

Sementara itu info terbaru Sulawesi Selatan masuk salah satu daerah terbanyak Pasien Covid-19 setelah Pulau Jawa.

(rill/as)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Desak Pemerintah Transparan. Warga Makassar: Tunjukkan Pasien yang Meninggal Murni Corona

Jangan lupa ikuti kami di

Konten Berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Wartawan timurkota.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.

Trending Now

Konten Berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Wartawan timurkota.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.

Iklan