Iklan

Soal Kasus Persetubuhan siswi SMKN di Bone, Kakak Kandung Mulyadi Angkat Bicara, Sebut Adiknya Dijemput Oknum Guru PPPK dan Dipaksa Terlibat

tim redaksi timurkotacom
Sabtu, November 01, 2025 | 12:35 PM WIB Last Updated 2025-11-01T05:35:58Z

Mulyadi pelaku kasus persetubuhan siswi SMKN 7 Bone (Foto: Dok. Istimewa)

TIMURKOTA.COM, BONE- Pasca menyerahkan adiknya ke pihak kepolisian untuk diproses secara hukum. Abidin membeberkan sejumlah fakta dalam perkara yang menyeret, Mulyadi.

Kepada tim timurkota.com, Abidin mengatakan, bahwa pihak keluarga kaget setelah mendapat informasi dari awak media terkait dengan keterlibatan adik bungsunya dalam kasus tindakan asusila.

"Kami sekeluarga baru tahu kalau ada masalah setelah membaca berita dari media. Selama ini, Mulyadi tidak pernah lari, bahkan kalau tidak kerja dia selalu di rumah," ungkapnya.

Abidin mengatakan, pihaknya belum pernah menerima panggilan atau surat pemberitahuan penetapan adiknya sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO) dalam kasus tersebut.

"Tidak pernah ada suratnya. Namun setelah saya telusuri, surat tersebut dikirim ke sekolah," tambahnya.

Abidin mengklaim, bahwa keterangan yang dia peroleh. Keterlibatan adiknya dalam perkara tersebut lebih kepada tekanan dan Intimidasi dari pelaku utama, Andi Sahili.

"Adik saya dijemput di tempat kerjanya oleh Andi Sahili kemudian diantar ke kost. Di dalam kost itu sudah ada korban dan adik saya diminta masuk ke dalam dan melakukan aksinya," kata, Abidin. 

Menurut Abidin, adiknya tidak berani menolak perintah dari Andi Sahili karena takut. Selain itu dalam perguruannya haram hukumnya menolak perintah dari guru. 

"Adik saya tidak mungkin melawan. Karena Andi Sahili ini dikenal sebagai gurunya dan punya kelompok perguruan beladiri," ucapnya. 

Abidin mengatakan, adiknya sempat diminta untuk bertanggung jawab oleh Andi Sahili. Namun, hal itu ditolak dengan alasan bukan dia pelaku utama. 

"Memang katanya sempat diminta untuk bertanggung jawab. Namun adik saya menolak, sementara pelaku lain (SA) yang merupakan pacar korban pernah berjanji menikahi hanya saja tidak dilakukan sebelum masuk ke proses hukum," tukasnya. 

Abidin berharap pihak kepolisian segera menangkap pelaku utama, Andi Sahili. 

Sebelumnya, MU Alias Mulyadi (30) pelaku kasus persetubuhan siswi SMKN 7 Bone akhirnya menyerahkan diri. 

Mulyadi menyerahkan diri setelah ditetapkan Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh pihak kepolisian. 

Meski menyerahkan diri, namun informasi yang diperoleh tim timurkota.com, Mulyadi menganggap bahwa dirinya sengaja dijerumuskan ke dalam kasus ini oleh pelaku utama oknum guru PPPK, Andi Sahili yang masih dalam pengejaran polisi.

Pasca menyerahkan diri, Mulyadi langsung menjalani proses hukum di penyidik Polres Bone.

Sebelumnya, Ketegasan Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan dalam memproses, oknum AS atau Andi Sahili Bihri pelaku tindak pidana kasus persetubuhan siswinya sendiri dipertanyakan.

AS yang merupakan ASN PPPK diketahui telah kurang lebih satu tahun meninggalkan tugasnya sebagai tenaga pendidik pasca namanya terseret dalam kasus persetubuhan siswi namun sampai saat ini namanya masih tercatat sebagai guru aktif.

Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, Asriadi kepada awak media mengatakan, bahwa oknum guru yang dimaksud masih berstatus sebagai tenaga pengajar aktif. 

Meski, kurang lebih satu tahun tidak pernah menampakkan batang hidungnya. Terhitung sejak isu kasus persetubuhan siswi terungkap.

"Secara administrasi masih terdaftar namun setahu saya tidak pernah masuk mengajar," ungkapnya.

Asriadi mengatakan, Andi Sahili dalam mediasi sempat berjanji akan bertanggung jawab dengan menikahkan korban dengan anak angkatnya.

"Tapi saya tidak tau siapa yang dimaksud apakah itu (MU atau SA)." imbuhnya.

Kendati menyebut bahwa terkait dengan sanksi, merupakan wewenang dari kepala UPT SMKN 7 Bone untuk menjelaskan ke media. 

Namun dia menyebut kasus tersebut telah sampai ke Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan wilayah III di Kabupaten Bone.

Sebelumnya, Misteri siapa sosok, AS oknum guru yang tersandung kasus tindak pidana persetubuhan anak di bawah umur mulai terkuak.

Satu persatu fakta mulai muncul pasca kelakuan bejatnya tersorot media. Salah satunya adalah tempat, AS mengajar. 

Dari penjelasan, Wakil Kepala SMKN 1 Bone, Andi Hasruddin diketahui bahwa AS dulunya merupakan guru di sekolah tersebut.

Namun, sebelum dirinya terseret kasus persetubuhan ia sempat pindah ke sekolah lain yakni SMKN 7 Bone.

Bahkan diketahui, AS melancarkan aksinya pada saat dirinya mengajar di sekolah barunya tersebut. 

"Jadi memang AS pernah mengajar di sekolah kami. Namun yang kejadian itu bukan di SMKN 1 Bone, karena AS pindah ke SMKN 7 Bone dan korban juga siswi di sana," Ungkapnya.

Andi Hasruddin menyampaikan bahwa dirinya perlu meluruskan karena khawatir nama sekolahnya ikut terseret dalam kasus tersebut.

"Selasa saya mengajar di sekolah ini tidak pernah mendengar ada ada kejadian seperti itu," tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Oknum guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) berinisial, AS di salah satu sekolah SMKN di Kabupaten Bone seakan dirasuki setan. 

Sebagai tenaga pendidik, dia seharusnya melindungi siswinya. Namun dalam perkara ini, AS justru menjadi terdakwa atas kasus persetubuhan terhadap siswi.

Dalam melancarkan aksi bejatnya. Dia menjalankan Modus Operandi dengan cara memanfaatkan posisi dia pada kegiatan perguruan silat di sekolah.

Kasus persetubuhan dilakukan AS diduga terjadi pada 2023. Saat ini kasus tersebut dalam proses persidangan di pengadilan Negeri Watampone.

Selain, AS sebagai pelaku utama. Ada dua orang siswa lain yang juga terlibat dalam perkara ini keduanya adalah, MU, serta siswa SA. 

Ketiganya melakukan aksi bejatnya secara bergantian. 

Pendamping korban dari Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Bone, Martina Majid, kepada awak media mengatakan, bahwa aksi pelaku dilancarkan dengan cara membujuk dan menekan korban melalui latihan bela diri.

"Korban didoktrin untuk tidak boleh melawan. Hingga akhirnya dalam keadaan antara sadar dan tidak kemudian diduga dilakukan persetubuhan oleh pelaku," ungkapnya. 

Martina mendesak agar dua pelaku, AS dan MU dijerat dengan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya. Terlebih AS merupakan pria dewasa yang diduga memiliki dan memanfaatkan pengaruhnya untuk melakukan aksi tak senonoh terhadap korban. 

"Pelaku utama tetap kita upayakan dan harap diproses dan dilakukan pencarian. Karena dalam perkara ini dia telah melakukan tindakan asusila dan bahkan mengikutkan pelaku lain yang merupakan siswanya," tukas dia.  

AS terdeteksi pernah mengajar di dua SMKN di Kabupaten Bone. Namun sejak kasus bergulir dia menghilang. Dalam perkara ini siswa SA telah divonis lima tahun penjara. Untuk AS dan MU masih dalam pengejaran.(*)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Soal Kasus Persetubuhan siswi SMKN di Bone, Kakak Kandung Mulyadi Angkat Bicara, Sebut Adiknya Dijemput Oknum Guru PPPK dan Dipaksa Terlibat
« Prev Next »

Jangan lupa ikuti kami di

Konten Berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Wartawan timurkota.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.

Trending Now

Konten Berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Wartawan timurkota.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.

Iklan

.entry-content { line-height: 1.4em; }