![]() |
Suasana saat sejumlah pendemo diamankan aparat (Foto: Dok. Istimewa) |
TIMURKOTA.COM, BONE- Sejumlah jurnalis yang terjun langsung melakukan liputan terkait dengan unjuk rasa penolakan kenaikan PBB-P2 di Kabupaten Bone mendapat Intimidasi dari petugas.
Umumnya mereka mendapat perlakuan intimidasi berupa larangan menyalahkan camera. Bahkan ada salah seorang jurnalis televisi yang dipaksakan hapus gambar, Selasa (20/08/25).
Salah seorang yang mendapat Intimidasi adalah, Adry dari jurnalis media lokal setempat. Dia mengaku diancam akan ditangkap jika mereka aksi kekerasan oknum aparat ke pendemo yang diamankan.
"Tadi saya dua kali diintimidasi oleh oknum aparat dari TNI. Mereka meminta untuk tidak melakukan live. Itu karena mereka tak mau ketahuan memukul pendemo," ungkap Adry.
Apa yang dilakukan oknum aparat tersebut membuat Adry dan beberapa jurnalis merasa tidak nyaman dan terancam.
"Kita ini sama-sama bertugas dan diatur dalam undang-undang. Sebagai jurnalis saya sudah menunjukkan id card. Namun tetap diperlakukan seperti itu," ungkapnya.
Adry pun meminta kepada pihak kepolisian dan TNI. Agar melakukan evaluasi khususnya terkait dengan
kemitraan dengan jurnalis ketika bertugas di lapangan.
"Mereka tidak paham kerja jurnalis. Kita ini bukan netizen, jelas aturannya kok," tukasnya.
Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Kabupaten Bone, Herman, S.Sos., M.Si menyangkan perlakuan intimidasi terhadap jurnalis yang bertugas di lapangan.
"Sangat disayangkan, dan ini menjadi catatan buruk bagi APH. Dengan tegas kami minta kepada bapak Dandim Bone untuk mengevaluasi dan menindak tegas oknum anggotanya yang melakukan Intimidasi terhadap kawan-kawan kami di lapangan," tukasnya.
Sementara itu, Adry dan beberapa jurnalis di Kabupaten Bone sementara mengkaji terkait dengan intimidasi tersebut jika memungkinkan akan membuat laporan di Polres Bone. (*)