![]() |
Sejumlah netizen mempertanyakan kaitan tulisan copot Ketua DPRD Kabupaten Bone dengan Polemik gagalnya dilantik Plt Sekwan (Foto: Dok. Istimewa) |
TIMURKOTA.COM, BONE- Tulisan bermuatan provokatif yang menurut pengakuan Jendlap FMPD di luar kendalinya sampai saat ini masih menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Kedatangan Fahri Rusli sebagai orator dalam aksi tersebut menimbulkan persepsi netizen bahwa ada perseteruan antara Calon Sekwan Hj. Faidah dengan Ketua DPRD Kabupaten Bone, Andi Tenri Walinonong, SH.
Mereka mengaitkannya karena Fahri Rusli hadir sebagai orator dalam aksi lantaran ia merupakan saudara kandung dari Hj Faidah. Plt Sekwan sendiri sejatinya telah dilantik namun batal karena surat rekomendasi dari Ketua DPRD Kabupaten Bone yang menjadi salah satu syarat gagal dipenuhi.
Bahkan dari informasi yang dihimpun tim timurkota.com, hingga berita ini diturunkan rekomendasi Plt Sekwan belum di tandatangani dan stempel sebagai syarat dilakukannya pelantikan.
Meski demikian, Fahri sudah membuat klarifikasi bahwa dirinya sama sekali tidak mengetahui adanya tulisan yang meminta Ketua DPRD Kabupaten Bone dicopot.
Fahri mengaku dirinya hanya datang ke lokasi karena diundang menjadi orator aksi. Ia menegaskan, seandainya sejak awal mengetahui adanya tulisan tersebut, maka ia pasti menolak undangan itu.
Dalam unggahan berita timurkota.com di akun resmi TikTok, sejumlah netizen menanyakan apakah ada hubungan keluarga antara Hj. Faidah dengan Fahri Rusli.
“Saya ingin bertanya, ada hubungan apa antara Fahri Rusli dengan Plt. Sekwan DPRD?” tulis akun bernama Toko Mamasitashop.
Pertanyaan itu dijawab oleh netizen lain yang menyebut bahwa Fahri Rusli dan Hj. Faidah merupakan saudara kandung.
“Saudara kandung,” tulis akun bernama Batara Tungke.
Selanjutnya, akun Toko Mamasitashop, menyimpulkan bahwa tidak perlu dipertanyakan lagi terkait munculnya tulisan yang meminta Ketua DPRD Kabupaten Bone dicopot.
“Tak perlu dipertanyakan dengan adanya pamflet bertuliskan copot Ketua DPRD,” tulisnya.
Sementara itu, dalam siaran langsung TikTok bersama H. Saifullah Latif, mantan anggota DPRD Kabupaten Bone dari Partai Gerindra, Fahri Rusli membenarkan bahwa dirinya dan Hj. Faidah memang bersaudara kandung.
“Iya betul, saya bersaudara kandung,” ungkap Fahri Rusli menjawab pertanyaan netizen.
Salah seorang tokoh pemuda, Muh. Arfan, mengatakan wajar jika publik mengaitkan tulisan tersebut. Pasalnya, hingga saat ini belum ada kepastian terkait pelantikan Sekwan.
“Saya kira wajar jika publik berpikir seperti itu. Karena memang mengagetkan, orator pada saat demo adalah saudara kandung Plt. Sekwan. Kemudian, tidak pernah ada isu sebelumnya soal keterlibatan Ketua DPRD Bone dalam demo. Bahkan polisi pun tidak pernah menyebutnya, tiba-tiba muncul tuntutan copot,” ungkapnya, Senin (25/08/25)
Arfan menduga tulisan permintaan pencopotan itu merupakan pesanan dari pihak yang tidak senang dengan Ketua DPRD Kabupaten Bone.
“Kalau kita berbicara kaitan dengan demo ricuh, mestinya ada pernyataan dari polisi bahwa pihak yang diminta dicopot itu terlibat. Ini tidak ada angin, tidak ada hujan, tiba-tiba minta dicopot dan dikaitkan dengan dalang demo rusuh,” lanjutnya.
Arfan mendorong polisi mengungkap siapa sebenarnya yang memesan hingga tulisan itu viral di media sosial.
“Harus diusut siapa yang memesan itu. Apalagi Jendlap dan tokoh yang menjadi orator dalam aksi itu sudah membantah bahwa tulisan tersebut tidak menjadi bagian dalam tuntutan mereka. Berarti besar kemungkinan ada yang sengaja memperkeruh suasana, dan itu yang harus diusut,” ujarnya.
Seorang mahasiswa, Sandi, menambahkan bahwa polisi perlu mengusut tulisan itu lalu menyampaikan hasilnya kepada publik agar masyarakat mendapatkan kepastian.
“Sepanjang tidak ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian, isu ini akan terus bergulir karena tidak ada kepastian. Tulisan itu pasti ada tujuan dan ada yang memerintahkan,” katanya.
Meski belum ada pernyataan resmi dari pihak Ketua DPRD Kabupaten Bone, menurut Sandi tulisan tersebut berpotensi besar menambah ketidakharmonisan antara eksekutif dan legislatif di Kabupaten Bone.
“Tanda-tanda memang ada oknum tertentu di lingkaran eksekutif yang tidak menginginkan hubungan dengan legislatif tetap harmonis,” jelasnya.
Seperti diketahui, aksi unjuk rasa yang dilakukan Forum Masyarakat Peduli Demokrasi (FMPD) Kabupaten Bone menuai kontroversi lantaran muncul beberapa tulisan yang justru tidak mencerminkan gerakan peduli demokrasi dan pejuang kedamaian.
Dalam foto yang viral, sejumlah pria tampak memegang kertas bertuliskan, Copot Ketua DPRD Kabupaten Bone dan Tangkap Zakir Sabhara, A. Singke, dan A. Mantra Bumi.
Klarifikasi Fahri Rusli dan H Saipullah Latif
Dua sosok mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bone, H Saipullah Latif dan Fahri Rusli membuat klarifikasi terkait dengan adanya tulisan bermuatan provokatif dalam aksi demonstrasi Forum Masyarakat Peduli Demokrasi (FMPD).
Melalui live di akun tiktoknya, Fahri mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak mengetahui adanya tulisan bernada provokasi.
"Seandainya saya tahu, saya lihat bahwa ada seperti itu. Waktu orasi saya langsung turun. Karena memang itu sudah saya wanti-wanti dari awal," katanya, Sabtu (23/08/25) malam.
Fahri Rusli mengatakan, bahwa pihaknya ke lokasi itu murni menghadiri panggilan dari pihak perangkat aksi.
"Murni kita dipanggil, dan memang ke datangan ke sana untuk menyuarakan perdamaian dan kita bersilaturahim. Bukan untuk provokasi," kata adik Sekwan DPRD Kabupaten Bone, Hj Faidah ini.
Hal senada juga disampaikan oleh H Saifullah. Dirinya mengaku ke lokasi dengan niat untuk menyampaikan orasi yang menyejukkan.
"Saya ke lokasi, memang menyampaikan bahwa penting menjaga stabilitas keamanan. Aksi demonstrasi itu merupakan hak, namun tidak dibenarkan ada anarkis dan sebagainya," ungkap Pria Kelahiran Kecamatan Lapri ini.
Saifullah juga mengatakan, bahwa dirinya ke Polres Bone itu tidak ada kaitan dengan tuntutan massa yang termuat dalam tulisan yang viral.
"Tidak ada, saya ke Mapolres Bone setelah unjuk rasa bubar untuk menyampaikan kepada bapak Kapolres Bone bahwa aksi sudah selesai dan berjalan dengan lancar dan aman," ungkapnya.
Bantahan Ketua DPRD Kabupaten Bone Terkait Dalam Demo Rusuh
Setelah viral tulisan bermuatan hasutan dan tudingan bahwa Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bone sebagai dalang demo yang berbuntut ricuh pada 19 Agustus lalu.
Ketua DPRD Kabupaten, Andi Tenri Walinonong, SH membantah tudingan tersebut. Menurutnya, dirinya tidak ada kaitan dengan aksi unjuk rasa tersebut.
"Selaku Ketua DPRD Kabupaten Bone, saya membantah dengan tegas bahwa tuduhan mengenai keterlibatan atau mendalangi kasus yang berujung bentrok itu tidak benar," ungkap, ATW nada tegas, Sabtu (23/08/25).
Ketua DPRD Perempuan Pertama di Kabupaten Bone ini mengatakan, bahwa dirinya sebagai wakil rakyat selalu berkomitmen untuk menjaga keamanan bersama.
"Tentunya sebagai wakil rakyat, saya menjunjung tinggi aturan perundang-undangan, serta menjaga ketertiban bersama," lanjutnya. (*)