Ilustrasi (Foto: Dok. Istimewa) |
TIMURKOTA.COM, BONE- Pernyataan yang dilontarkan tokoh politik, Said Didu dalam podcast bersama mantan ketua KPK Abraham Samad menyita perhatian publik.
Dirinya menyebut, agar masyarakat di Sulawesi Selatan tidak mendukung kandidat di Pilkada yang diduga dibekingi bandar narkoba.
Abraham Samad yang bertindak selaku host kemudian menyinggung terkait dengan pilihan terbaik di Pilkada Sulawesi Selatan.
"Seperti kita tahu, pak Said ini selalu mengkritisi pemerintah pusat. Nah, bagaimana untuk di kampung sendiri, ada gubernur yang didukung oleh oligarki dan Jokowi. Gimana tanggapan terkait hal ini, jangan pilih siapa?," ungkapnya dengan nada bertanya.
Said Didu kemudian sempat membahas bahwa berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia agar tidak memilih pasangan yang didukung oleh Jokowi dan gengnya.
Lalu, secara khusus Putra Kelahiran Kabupaten Pinrang itu menyebut bahwa di Sulawesi Selatan, rawan para bandar narkoba ambil peran dalam Pilkada 2024.
"Ini persoalan baru, pilkada khususnya Pilgub ada gembong narkoba yang membiayai kesan itu yang muncul. Sekarang polisi harus cari tau itu, betulkah itu," tukasnya.
Ia kemudian mengimbau kepada warga Sulawesi Selatan agar tidak memilih kandidat yang diduga ada kaitan eratnya dengan jaringan bandar narkoba.
“Saya hanya ingin mengimbau rakyat Sulawesi Selatan, kalau Sulsel masih mau selamat dan menghasilkan orang besar seperti Abraham Samad dan lain-lainnya, maka jangan pilih calon (gubernur) yang dibekingi atau terkait dengan yang kita kenal sebagai bandar narkoba di Sulawesi Selatan," tutupnya.
Dia kemudian menyebut sejumlah daerah yang diduga kuat menjadi pusat peredaran narkotika. Ada tiga kabupaten yang disebut, pertama Sidrap, Pinrang hingga Parepare.
Semua daerah di Sulawesi Selatan telah dimasuki kalangan bandar narkoba untuk memasarkan barang haram tersebut.
Termasuk Kabupaten Bone, di daerah ini pernah muncul sejumlah nama yang disebut sebagai bandar besar mulai dari Arman Alias Saddang atau sering dikenal Bang Toyib yang telah divonis hukuman mati.
Baru-baru ini, Koko Jhon yang tertangkap dan telah dijatuhi hukuman penjara selama 13 tahun dari hasil banding di Pengadilan Tinggi Sulawesi Selatan.
Selain itu, masih ada beberapa bandar yang pernah disebut namanya terlibat belum tertangkap.
Kalangan aktivis mahasiswa berharap pemimpin yang terpilih nantinya betul-betul punya komitmen untuk memberantas narkoba.
"Kami berharap pihak kepolisian menindaklanjuti pernyataan ini. Jangan hanya di tingkat Pilgub, kita juga ingin ada kepastian bahwa di Bone tidak ada kandidat yang dibelakangnya terdapat bandar narkoba," ungkap, Muhammad Irfan.
Dirinya mengatakan, masyarakat harus selektif dalam memilih karena bisa saja ada kandidat yang mendapat dukungan dari para bandar narkoba secara diam-diam.
"Kita hanya mengantisipasi, jangan sampai pihak-pihak yang selama ini terlibat dalam peredaran narkoba malah ikut mendukung paslon," terangnya. (*)