![]() |
Sebanyak 33 sekolah di Kabupaten Bone akan melaksanakan uji coba muatan lokal (mulok) Pangan Lokal untuk Ketahanan Iklim mulai November 2024 (Foto: Dok. Istimewa) |
TIMURKOTA.COM, BONE- Sebanyak 32 sekolah di Kabupaten Bone akan melaksanakan uji coba muatan lokal (mulok) Pangan Lokal untuk Ketahanan Iklim mulai November 2024.
Mata pelajaran baru ini dikembangkan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Bone dan ICRAF Indonesia melalui kegiatan riset-aksi Land4Lives, dalam rangka mendukung ketahanan pangan masyarakat Bone di hadapan tantangan perubahan iklim.
Peluncuran uji coba mulok Pangan Lokal untuk Ketahanan Iklim menutup rangkaian kegiatan Bimbingan Teknis untuk sekolah pelopor di hotel Helios, Watampone, Kamis (24/10).
Sekretaris Dinas Pendidikan Bone Nursalam menjelaskan, kurikulum mulok pangan lokal ini akan diuji coba di 18 SD dan 14 SMP.
Kurikulum ini akan diuji coba dalam bentuk intrakurikuler dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Hasil uji coba akan dievaluasi, sebelum kurikulum diterapkan lebih luas.
Disdik Bone, bekerja sama dengan ICRAF Indonesia, telah menggodok kurikulum mulok pangan lokal sejak Maret 2024.
Disdik membentuk tim pengembang kurikulum diketuai oleh Sekretaris Dinas Pendidikan, dan beranggotakan guru pelopor dari sejumlah SD dan SMP di Kabupaten Bone serta peneliti ICRAF.
ICRAF Indonesia saat ini tengah melaksanakan kegiatan riset-aksi Land4Lives di Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Di Sulsel, lokus kegiatan Land4Lives adalah Kabupaten Bone.
Kerja sama dengan dinas pendidikan untuk mengembangkan kurikulum pangan lokal untuk ketahanan iklim adalah salah satu fokus Land4Lives.
Land4Lives bertujuan memperkuat penghidupan dan ketahanan masyarakat rentan di hadapan tantangan perubahan iklim.
Kegiatan riset-aksi ini disokong oleh Pemerintah Kanada, dan dilaksanakan oleh ICRAF Indonesia di bawah arahan Direktorat Pangan dan Pertanian Bappenas.
Research Assistant ICRAF Indonesia dengan spesialisasi di bidang pangan dan gizi, Balgies Devi Fortuna, menjelaskan bahwa kurikulum tentang pangan lokal penting karena pangan lokal dapat membantu menguatkan ketahanan pangan di hadapan tantangan perubahan iklim.
Adapun definisi pangan lokal ialah makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat sesuai dengan potensi dan kearifan lokal.
Perubahan pola cuaca akibat perubahan iklim berdampak pada produktivitas pertanian, mengakibatkan penurunan produksi, meningkatkan serangan hama dan penyakit tanaman, serta gangguan lainnya. Semua ini dapat memengaruhi kesediaan pangan.
“Menurut FAO, ada empat pilar ketahanan pangan: kesediaan, akses, pemanfaatan, dan stabilitas. Pangan lokal mendukung ketahanan pangan dengan memperkuat tiga dari empat pilar tersebut, yaitu kesediaan, akses, dan pemanfaatan,” ungkapnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, pangan lokal sudah beradaptasi dengan kondisi lingkungan setempat sehingga lebih tahan hama dan penyakit. Selain itu, mengonsumsi pangan lokal juga dapat mengurangi emisi karbon karena mempersingkat rantai pasok.
Integrasi kurikulum pangan lokal untuk ketahanan iklim ke dalam pendidikan formal, menargetkan guru, murid, dan orang tua, untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan mengenai pangan lokal dan ketahanan iklim.
World Agroforestry (ICRAF) adalah lembaga riset yang berfokus pada agroforestri, yaitu sistem penggunaan lahan yang menggabungkan pepohonan dengan pertanian dan/atau peternakan.
ICRAF berkantor pusat di Nairobi, Kenya. Di Indonesia, ICRAF telah beroperasi sejak tahun 1993.
Berkantor di Bogor, ICRAF Indonesia meneliti dan mengembangkan praktik agroforestri, melatih petani, dan mempengaruhi kebijakan untuk mendukung sistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan lestari.
ICRAF Indonesia bekerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan melestarikan lingkungan melalui agroforestri.
Land4Lives adalah kegiatan riset-aksi yang dilaksanakan oleh ICRAF Indonesia dengan sokongan pemerintah Kanada.
Kegiatan riset-aksi ini bertujuan memperkuat komunitas rentan di Indonesia, termasuk perempuan dan anak.