Iklan

Cerita di Balik Bubung Burane dan Bubung Komba di Desa Patangnga, Simbol Pencegahan Perbuatan Mesum Sejak Ratusan Tahun Lalu

tim redaksi timurkotacom
Senin, November 13, 2023 | 1:59 PM WIB Last Updated 2023-11-13T06:59:08Z

Suasana proses pembersihan dua sumur yang dinamakan bubung burane dan bubung komba (Foto: Dok. Istimewa)

TIMURKOTA.COM, BONE- Kecamatan Tellu Siattinge kabupaten Bone Sulawesi Selatan merupakan salah satu dari 27 kecamatan yang memiliki beragam jenis kegiatan adat.

Salah satunya adalah kegiatan mattimpa bubung dalam bahasa Bugis, dan dalam bahasa Indonesia disebut membersihkan sumur di desa patangnga yang dilaksanakan pada Senin (13/11/2023).

Menariknya lagi, terdapat dua bubung yang dibersihkan yaitu bubung burane (sumur lelaki) dan bubung komba (sumur perempuan).

Pada prosesnya, laki-laki bertugas untuk membersihkan dan menguras air kedua sumur tersebut menggunakan mesin penyedot air dibantu dengan timba dan ember serta peralatan lainnya.

Sedangkan perempuan betugas untuk menyiapkan makanan khas yang disebut Lawa bura dan buras. Lawa bura tersebut terbuat dari inti batang pisang yang dicampur dengan ikan mentah sehingga menjadi lauk.

Pada kegiatan ini, terkadang kita lihat aksi saling melempar lumpur yang dilakukan oleh para pria yang sedang membersihkan sumur. Itu bertujuan untuk menambah semarak tradisi tersebut dan juga memperlihatkan bentuk keakraban masyarakat tersebut.

Menurut informasi salah seorang warga, Abd Muinul Mubin mengatakan bahwa ini adalah kegiatan yang turun temurun dilaksanakan.

"Ini adalah warisan dari nenek moyang kami dan sampai hari ini kami masih melaksanakannya" ucapnya.

Selanjutnya, ia juga mengatakan bahwa kegiatan adat ini dilakukan setiap tiga tahun sekali yang menyimbolkan pensucian dan kesyukuran warga terhadap hasil panennya.

"Setiap tiga tahun sekali kami melaksanakannya sebagai bentuk pensucian dan kesyukuran kami terhadap hasil panen yang diterima" ungkapnya.

Selanjutnya, ia juga menyampaikan bahwasanya warga di sini percaya ketika tradisi ini tidak dilaksanakan maka banyak terjadi kesurupan.

"Kalau tidak dilaksanakan maka sering terjadi hal-hal mistis seperti kerasukan roh halus" tuturnya.

Kemudian, pemuda desa patangnga tersebut menjelaskan bahwa dulu kegiatan adat ini berlangsung selama dua Minggu namun sekarang sudah bisa selesai dalam sehari karena alat sudah canggih.

"Dulunya kegiatan ini dua Minggu baru selesai tapi sekarang karena zaman sudah modern dan sudah ada pompa air jadi sehari saja sudah bisa selesai " tutupnya.

Menurut informasi yang dihimpun tim timurkota.com, kedua sumur tersebut katanya sudah ada sejak zaman dahulu.

Sejarah yang berkembang dimasyarakat bahwasanya kedua sumur itu dibuat untuk memisahkan kaum laki-laki dan perempuan.

Agar pada saat mandi di sumur ini tidak berbuat mesum, dan mereka yang melanggar aturan itu maka akan dibuang.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Cerita di Balik Bubung Burane dan Bubung Komba di Desa Patangnga, Simbol Pencegahan Perbuatan Mesum Sejak Ratusan Tahun Lalu

Jangan lupa ikuti kami di


Konten Berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Wartawan timurkota.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.

Trending Now

Konten Berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Wartawan timurkota.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.

Iklan

.entry-content { line-height: 1.4em; }