Wiwink-Bola, Selasa 13 Juni 04:40 WIB
Aksi pemain PSM Makassar dan PSIS Sleman |
TIMURKOTA.COM, MAKASSAR- Persaingan antar tim musim depan diprediksi makin ketat. Para pelatih bisa saja jadi tumbal keganasan persaingan merebut prestasi.
Jangan Lewatkan: Mantan Pemain Timnas Indonesia Resmi Gabung PSM Makassar, Tandem Ideal Adilson da Silva
Jangan Lewatkan: Resmi Gabung PSM? Bernardo Bakal Siapkan Penyambutan Khusus Buat Duet Top Skor Liga 1 Musim Lalu
Pelatih yang menjadi pesaing PSM Makassar musim depan bahkan mengatakan sejak dini bahwa dirinya siap mundur jika gagal membawa perubahan.
Marian Mihail mengatakan, musim depan timnya minimal harus mampu berada di jajaran klub kandidat juara.
Pelatih PSS Sleman, Marian Mihail siap terima konsekuensi mundur dari tim jika tidak memberikan dampak positif terhadap kemajuan Laskar Sembada di kompetisi Liga 1 musim ini.
Marian Mihail menganggap konsekuensi mundur dari jabatan pelatih kepala adalah hal yang normal di sepak bola. Menurutnya di liga manapun, pelatih yang gagal membawa prestasi bakal didepak.
Jangan Lewatkan: Kental Darah Makassar, RANS Bakal Jadi Pesaing Terbaru PSM Dalam Perebutan Juara Musim Depan
"Itu normal, di sepak bola memang begitu, ketika kami menang, kami benar, sebaliknya, ketika kami kalah, kami salah. tapi saya di sini datang untuk meningkatkan tim lebih kompetitif dan meningkat," kata Marian Mihail, Senin (12/6/2023).
PSS Sleman beberapa tahun terakhir terkenal cukup rajin gonta ganti pelatih. Tak adanya progres positif di kompetisi, membuat posisi pelatih yang paling terancam untuk diganti.
Misalnya, musim 2021 lalu PSS Sleman sampai berganti pelatih dua kali. Dejan Antonic didepak pada paruh musim, diganti Putu Gede di putaran kedua.
Sayangnya, pergantian ini tak membuat performa Super Elja meningkat. Mereka bahkan harus bertarung hingga laga terakhir untuk lolos dari zona degradasi.
Pada musim berikutnya, Seto Nurdiyantoro direkrut kembali setelah musim sebelumnya menangani PSIM Yogyakarta.
Kedatangannya mendapat apresiasi positif dari seluruh pendukung Super Elja, optimisme pun mulai muncul.
Namun, alih-alih prestasi meningkat, dibawah arahan Seto Nurdiyantoro, PSS justru finish di zona degradasi. Beruntungnya, musim itu kebijakan degradasi dihilangkan. PSS pun masih bermain di kasta tertinggi musim ini.
"Kalau semisal tidak ada progres positif, saya akan pindah, itu tidak masalah. Di sini saya merasa cukup kapabel untuk membawa perubahan positif. Saya ingin bantu untuk meningkat," tandas dia.