Iklan

Tiga Tikungan Pencabut Nyawa di Poros Makassar-Bone, Warga Diminta Waspada

tim redaksi timurkotacom
Sabtu, November 01, 2025 | 7:43 AM WIB Last Updated 2025-11-01T00:43:17Z

Sumpang Labbu salah satu tikungan berbahaya di Poros Makassar-Bone yang kerap memicu kecelakaan, warga dan pengendara diminta ekstra hati-hati (Foto: Dok. Istimewa)

TIMURKOTA.COM, MAKASSAR- 
Jalan Poros Makassar-Bone kembali menjadi sorotan karena terdapat tiga tikungan berbahaya yang kerap memicu kecelakaan lalu lintas. Warga dan pengendara diimbau untuk ekstra hati-hati saat melewati lokasi ini demi menghindari risiko fatal.

Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bone menjelaskan, tiga tikungan tersebut memiliki tingkat kecelakaan tinggi karena kombinasi jalan menanjak, belokan tajam, serta kurangnya rambu peringatan. 

"Kita telah mencatat beberapa kasus kecelakaan serius di titik ini, sebagian besar disebabkan pengendara kurang berhati-hati," ujarnya.

Pengendara lokal menyebutkan, tikungan di Desa Pattaneteang, Tellu Limpoe, dan Ajangale paling rawan.

Beberapa warga berharap pemerintah memperbaiki rambu lalu lintas, pemasangan speed trap, dan pembatas jalan untuk meminimalkan risiko kecelakaan.

Selain itu, pihak kepolisian intens melakukan patroli rutin dan sosialisasi keselamatan lalu lintas. 

Edukasi mengenai kecepatan aman, penggunaan helm, serta etika berkendara terus digalakkan agar pengendara lebih waspada di jalan Poros Makassar-Bone.

Masyarakat Bone diminta bekerja sama dengan pihak berwenang, menjaga kecepatan, dan berhati-hati saat melewati tikungan berbahaya. 

Langkah-langkah preventif ini diharapkan dapat menekan angka kecelakaan dan menyelamatkan nyawa pengendara di jalan strategis tersebut.

Jalan poros menghubungkan antara Makassar yang merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan dengan Kabupaten Bone dikenal cukup ekstrim. 

Selain kondisi jalan yang terbilang sempit. Tikungan tajam juga cukup banyak, hingga beberapa pengguna jalan menyebut tikungan pencabut nyawa.

Berikut daftar tikungan yang hampir setiap tahun menelan korban:


1. Kappang

Kecelakaan di Kappang (foto: Istimewa)

Terletak di Wilayah Kabupaten Maros, Kappang yang belum lama ini dilakukan pembangunan jembatan layang, dinilai merupakan jalan paling ekstrim di trans sulawesi.

Kondisi jalan yang sempit, ditambah dengan jurang dan tebing disempanjang jalan menjadikan jalur ini layak menyandang predikat tikungan pencabut nyawa. Berdasarkan catatan kecelakaan dari Satuan Lalu Lintas Polres Maros hampir setiap tahun ada pengendara merenggang nyawa di wilayah ini.

2. Tompo Ladang

Kondisi tikungan maut di Tompo Ladang (foto: Istimewa)

Masih di wilayah Kabupaten Maros. Tak jauh berbeda dengan Kappang. Tompo Ladang memiliki tikungan patah di tanjakan. Selain dikenal kerap memakan korban jiwa.

Wilayah ini hampir setiap pekan mengalami kemacetan cukup panjang. Ketika mobil truk besar mengalami kerusakan di tikungan, terkadang menimbulkan kemacetan selama dua hari.

Berbeda dengan Kappang yang telah mengalami pembenahan. Tompo Ladang masih tetap dengan kondisi jalan sama.

Bagi pengendara patut berhati-hati jika melintas di wilayah ini.


3. Sumpang Labbu/Batu Goroe

Laka Sumpang Labbu (foto: Istimewa)

Sumpang Labbu atau batu goroe letaknya berada di Kabupaten Bone. Selain tikungan tajam, wilayah ini juga dikenal memiliki cerita mistis. 

Konon dalam setahun, ada saja nyawa melayang di wilayah ini. Sumpang Labbu bisa dikata juga memiliki nilai wisata khususnya batu goroe yang merupakan gunung batu dibuat jadi trowongan oleh warga pada masa penjajahan belanda.

Semua pengendara patut berhati-hati jika melintas di wilayah ini.


***

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Tiga Tikungan Pencabut Nyawa di Poros Makassar-Bone, Warga Diminta Waspada
« Prev Next »

Jangan lupa ikuti kami di

Konten Berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Wartawan timurkota.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.

Trending Now

Konten Berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Wartawan timurkota.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.

Iklan

.entry-content { line-height: 1.4em; }