![]() |
Try Ardiansyah (Foto: Dok. Istimewa) |
TIMURKOTA.COM, BONE- Situasi politik di Kabupaten Bone kembali bergolak. Sebanyak 35 anggota DPRD Bone secara mengejutkan melayangkan mosi tidak percaya kepada Ketua DPRD, Andi Tenri Walinonong.
Langkah itu menimbulkan sorotan tajam dari berbagai kalangan, terutama akademisi muda yang menilai tindakan tersebut sarat kepentingan dan berpotensi merusak stabilitas lembaga legislatif.
Salah satu suara keras datang dari Try Ardiansyah, mahasiswa Ilmu Politik Universitas Andi Sudirman (UNIASMAN). Ia menyebut mosi tersebut sebagai bentuk ketidakbecusan politik yang mencerminkan ketidakdewasaan dan hilangnya etika berlembaga di tubuh DPRD Bone.
“Di saat Ketua DPRD Andi Tenri Walinonong sedang berupaya menjaga wibawa lembaga dan memperjuangkan kepentingan masyarakat, justru 35 anggota DPRD sibuk memainkan politik internal yang tidak produktif,” ujar Ardi kepada wartawan, Selasa (15/10/2025).
Menurutnya, mosi tidak percaya seharusnya diajukan atas dasar pelanggaran serius atau ketidakmampuan dalam memimpin, bukan karena perbedaan pandangan atau perebutan pengaruh internal.
“Kalau hanya karena beda arah politik, itu bukan langkah etis. Justru mempermalukan lembaga di mata masyarakat,” tegasnya.
Ardi menilai langkah politik tersebut lebih didorong oleh ambisi pribadi dan kelompok daripada kepentingan rakyat Bone. Ia juga memperingatkan bahwa praktik semacam ini bisa menggerus kepercayaan publik terhadap DPRD.
“Ini bukan sekadar dinamika politik biasa, tapi sinyal bahwa ada yang lebih mementingkan kursi daripada amanah rakyat,” tambahnya.
Mahasiswa asal Bone itu juga mengajak masyarakat untuk lebih kritis dan berani bersuara terhadap perilaku para wakil rakyat. Menurutnya, DPRD seharusnya menjadi simbol kehormatan dan integritas, bukan arena perebutan kekuasaan.
“Sudah saatnya publik bersuara. DPRD ini milik rakyat, bukan milik segelintir elit yang sibuk mempertahankan posisi dan kekuasaannya sendiri,” pungkas Ardi. (*)