Iklan

Jendlap dan Dua Mantan Anggota DPRD Bantah Terlibat, Siapa Dalang Tulisan Bermuatan Provokatif Pada Demo FMPD?

tim redaksi timurkotacom
Minggu, Agustus 24, 2025 | 8:46 AM WIB Last Updated 2025-08-24T01:53:22Z

Jenderal Lapangan dan Orator membantah terkait dengan keterlibatannya dalam foto tulisan bermuatan provokatif pada saat aksi demonstrasi (Foto: Dok. Istimewa)

TIMURKOTA.COM, BONE- Dua sosok mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bone, H Saipullah Latif dan Fahri Rusli membuat klarifikasi terkait dengan adanya tulisan bermuatan provokatif dalam aksi demonstrasi Forum Masyarakat Peduli Demokrasi (FMPD). 

Melalui live di akun tiktoknya, Fahri mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak mengetahui adanya tulisan bernada provokasi. 

"Seandainya saya tahu, saya lihat bahwa ada seperti itu. Waktu orasi saya langsung turun. Karena memang itu sudah saya wanti-wanti dari awal," katanya, Sabtu (23/08/25) malam.

Fahri Rusli mengatakan, bahwa pihaknya ke lokasi itu murni menghadiri panggilan dari pihak perangkat aksi. 

"Murni kita dipanggil, dan memang ke datangan ke sana untuk menyuarakan perdamaian dan kita bersilaturahim. Bukan untuk provokasi," kata adik Sekwan DPRD Kabupaten Bone, Hj Faidah ini.

Hal senada juga disampaikan oleh H Saifullah. Dirinya mengaku ke lokasi dengan niat untuk menyampaikan orasi yang menyejukkan.

"Saya ke lokasi, memang menyampaikan bahwa penting menjaga stabilitas keamanan. Aksi demonstrasi itu merupakan hak, namun tidak dibenarkan ada anarkis dan sebagainya," ungkap Pria Kelahiran Kecamatan Lapri ini.

Saifullah juga mengatakan, bahwa dirinya ke Polres Bone itu tidak ada kaitan dengan tuntutan massa yang termuat dalam tulisan yang viral. 

"Tidak ada, saya ke Mapolres Bone setelah unjuk rasa bubar untuk menyampaikan kepada bapak Kapolres Bone bahwa aksi sudah selesai dan berjalan dengan lancar dan aman," ungkapnya.

Sementara itu, Jenderal Lapangan (Jendlap) Abd Rahman mengatakan, bahwa terkait dengan adanya gambar yang beredar. Dirinya meminta maaf, menurutnya hal itu di luar kendalinya karena ia telah membubarkan massa sebelum kejadian.

“Sebagai Jenderal Lapangan, saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, karena hal tersebut sudah tidak terpantau. Kejadian itu terjadi setelah saya bubarkan massa,” ungkap Abd Rahman.

Dia menambahkan, pada saat aksi berakhir, dirinya sempat mengimbau seluruh peserta untuk pulang dengan tertib tanpa mengganggu pengguna jalan lain. 

“Saya meminta massa bubar secara damai dan aman. Setelah itu, saya bersama empat orang termasuk Bapak H. Saifullah berangkat ke Polres Bone untuk melaporkan bahwa kegiatan aksi sudah selesai dan berjalan aman,” jelasnya.

Rahman mengaku kaget setelah beberapa jam pasca aksi demonstrasi. Ada foto yang beredar dengan menyebut sejumlah nama tokoh termasuk Ketua DPRD Kabupaten Bone.

“Sampai beberapa jam kemudian ada foto yang beredar, saya pun heran. Dengan adanya pertanyaan terkait foto itu dan menyebut beberapa nama, saya mohon maaf karena itu di luar jangkauan dan pengetahuan saya,” tegas Abd Rahman.

Terlihat dalam foto sejumlah warga menunjukkan kertas bermuatan provokatif pada aksi unjuk rasa 23 Agustus 2025.

Dari pihak yang dituding, Ketua DPRD Kabupaten, Andi Tenri Walinonong, SH memastikan bahwa dirinya tidak ada kaitan dengan aksi unjuk rasa tersebut.

"Selaku Ketua DPRD Kabupaten Bone, saya membantah dengan tegas bahwa tuduhan mengenai keterlibatan atau mendalangi kasus yang berujung bentrok itu tidak benar," ungkap, ATW dengan nada tegas, Sabtu (23/08/25).

Ketua DPRD Perempuan Pertama di Kabupaten Bone ini mengatakan, bahwa dirinya sebagai wakil rakyat selalu berkomitmen untuk menjaga keamanan bersama. 

"Tentunya sebagai wakil rakyat, saya menjunjung tinggi aturan perundang-undangan, serta menjaga ketertiban bersama," lanjutnya.

Prof Zakir Shabara juga menyampaikan bantahan tegas. Dia menyebut bahwa namanya difitnah oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

"Fitnah murahan pakai poster," tulis dalam akun media sosialnya. 

Andi Mantra Bumi aktivis pemuda yang ikut namanya disebut dalam tulisan itu mengatakan, bahwa pihaknya menyikapi dengan santai. 

Namun tetap berharap, aksi tersebut diusut dan dalangnya harus diungkap karena telah menyerang nama baik tanpa memiliki dasar.

"Saya apresiasi demo kemarin. Itulah bagian dari demokrasi. Baik itu orator dan Jendlap. Namun ada hal yang saya sayangkan, pertama berkaitan dengan tulisan yang menyebut nama saya. Kemudian kedua, ada lagi rilis berita tanpa konfirmasi yang mengaitkan saya dengan Pilkada lalu," ungkapnya.

Andi Mantra Bumi menyebut bahwa, hal yang dilakukan pelaku sebetulnya terlihat kecil. Namun itu sangat menggangu lantaran tuduhan datang tiba-tiba di saat upaya mengurangi ketegangan pasca demo berakhir ricuh.

"Okelah, saya sepakat kalau aksinya untuk bagaimana membuat suasana mencair. Namun karena tulisa itu justru membuat kita seolah dipancing untuk tegang," tutupnya melalui live akun tiktoknya. 

Sementara itu dari penelusuran tim timurkota.com, orang-orang yang memegang kertas tersebut diketahui sebagai merupakan perangkat desa.

Bahkan dalam video yang beredar disebutkan bahwa pasca memegang kertas tersebut para pria tersebut bersalaman dengan salah seorang oknum kepala desa. 

Setelah bersalaman terdengar teriakan yang menyebutkan bahwa mereka menggelar aksi damai. Kuat dugaan tulisa yang mencederai aksi damai peduli demokrasi ini telah disiapkan sebelumnya.

"Tulisan itu bukan dibuat di lapangan. Memang ada dia masukkan di tasnya, pas mau difoto baru dikasih keluar. Kejadiannya memang singkat, dan tidak terlihat oleh sebagian besar massa lain," ungkap sumber timurkota.com.

Sebelumnya diberitakan, Banyak kalangan mantan aktivis dan pemuda di Kabupaten Bone mengecam aksi demonstrasi yang dilakukan oleh Forum Masyarakat Pemerhati Demokrasi, di Lapangan Merdeka, Kota Watampone, Sabtu (23/08/25).

Mereka mengusung aksi kedamaian tanpa perpecahan. Namun aksi yang mereka lakukan justru menampilkan tulisan yang bermuatan provokasi dan penghasutan.

Dalam gambar yang diterima tim timurkota.com, terdapat beberapa pria memegang tulisan berbunyi tangkap, Zakir Zabara (Prof Zakir Shabara), A. Singke (Dr.H.A. Singkeru Rukka), A. Mantra Bumi. 

Selain itu ada juga tulisan dengan bunyi copot ketua DPRD. Tulisan ini kemudian viral di media sosial. Banyak, mantan aktivis menyayangkan aksi provokatif tersebut. (*)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Jendlap dan Dua Mantan Anggota DPRD Bantah Terlibat, Siapa Dalang Tulisan Bermuatan Provokatif Pada Demo FMPD?
« Prev Next »

Jangan lupa ikuti kami di

Konten Berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Wartawan timurkota.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.

Trending Now

Konten Berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Wartawan timurkota.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.

Iklan

.entry-content { line-height: 1.4em; }