![]() |
Tulisan bermuatan provokatif dalam unjuk rasa Forum Masyarakat Pemerhati Demokrasi (Foto: Dok. Istimewa) |
TIMURKOTA.COM, BONE- Banyak kalangan mantan aktivis dan pemuda di Kabupaten Bone mengecam aksi demonstrasi yang dilakukan oleh Forum Masyarakat Pemerhati Demokrasi, di Lapangan Merdeka, Kota Watampone, Sabtu (23/08/25).
Mereka mengusung aksi kedamaian tanpa perpecahan. Namun aksi yang mereka lakukan justru menampilkan tulisan yang bermuatan provokasi dan penghasutan.
Dalam gambar yang diterima tim timurkota.com, terdapat beberapa pria memegang tulisan berbunyi tangkap, Zakir Zabara (Prof Zakir Shabara), A. Singke (Dr.H.A. Singkeru Rukka), A. Mantra Bumi.
Selain itu ada juga tulisan dengan bunyi copot ketua DPRD. Tulisan ini kemudian viral di media sosial. Banyak, mantan aktivis menyayangkan aksi provokatif tersebut.
Jenderal Lapangan (Jendlap), Rahman yang dikonfirmasi tim timurkota.com mengatakan, bahwa pihaknya tak tahu menahu terkait dengan adanya tulisan tersebut.
"Sudah saya klarifikasi, saya tidak tahu karena melihat latar gedung di bekang itu pada saat setelah saya bubarkan massa, saya menuju Kapolres Bone," ungkapnya.
Dalam aksinya, para orator tidak menjelaskan secara detail mengenai tuntutan mereka.
Salah satu tokoh yang ikut menyampaikan orasinya yakni Saipullah Latif mantan anggota DPRD Kabupaten Bone.
Saipullah menegaskan bahwa pihaknya mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk mendukung program Bupati Bone, Andi Asman Sulaiman dan Wakil Andi Akmal Pasluddin.
"Kita masyarakat Kabupaten Bone ingin bersatu. Tidak boleh terpecah, bersama-sama mendukung kesuksesan pemerintah bapak bupati dan wakil bupati ke depan," ungkapnya.
Saipullah mengatakan, bahwa unjuk rasa merupakan hak warga negara namun harus dilakukan secara damai.
Tokoh lain yang ikut orasi yakni, Fahri Rusli mantan anggota DPRD Kabupaten Bone. Ia mengajak masyarakat untuk menjaga tali persaudaraan.
Dari pantauan tim timurkota.com, pihak kepolisian dan TNI sempat berjaga di sekitar Mapolres Bone. Namun perlahan mereka membubarkan diri. Pasalnya pendemo memilih bertahan di Lapangan Merdeka, sebelum membubarkan diri. (*)