![]() |
Tim akademis dari Uncapi berfoto bersama sambil menunjukkan produk sabu cuci piring yang baru saja diproduksi (Foto: Dok. Istimewa) |
TIMURKOTA.COM, BONE– Gerakan Milenial Lampoko (GEMILAP) menunjukkan kemajuan pesat dalam upaya pemberdayaan ekonomi lokal melalui produksi sabun cuci piring.
Berkat kolaborasi erat dengan tim akademisi dari Universitas Cahaya Prima (Uncapi) Bone dalam Program Kemitraan Masyarakat (PKM), inisiatif ini tak hanya menciptakan produk unggulan, namun juga membuka peluang ekonomi baru di Desa Mattirowalie, Kecamatan Mare.
Program PKM ini menjadi bentuk nyata dari pengabdian perguruan tinggi kepada masyarakat.
![]() |
Proses pembuatan sabun cuci piring (Foto: Dok. Istimewa) |
Melalui pendekatan partisipatif dan berbasis kebutuhan riil di lapangan, para akademisi tidak hanya mentransfer pengetahuan teknis, tetapi juga mendampingi mitra secara langsung dalam mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Ketua Tim PKM Uncapi, Abdul Rahman, S.Pd., M.Pd., mengungkapkan optimisme besarnya terhadap potensi dan masa depan usaha sabun cuci piring GEMILAP.
“Kami berharap kegiatan ini tidak berhenti pada pelatihan semata, tetapi menjadi cikal bakal usaha berkelanjutan yang mampu membuka lapangan kerja mandiri, terutama bagi generasi muda di pedesaan,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya inovasi dalam pengelolaan produk.
“Dengan kualitas yang baik, penggunaan bahan ramah lingkungan, dan strategi pemasaran yang tepat, sabun cuci GEMILAP memiliki peluang besar untuk bersaing di pasar regional bahkan nasional. Ke depan, kami akan terus mendampingi dari sisi pengemasan, digital marketing, hingga pengelolaan usaha,” tambahnya.
Selama pelaksanaan kegiatan, para anggota GEMILAP yang mayoritas merupakan pemuda dan pemudi di Dusun Lappa Lampoko, terlibat langsung dalam proses produksi.
Produk yang dihasilkan mengusung prinsip ramah lingkungan dengan tambahan bahan lokal seperti minyak cengkeh, yang tak hanya meningkatkan daya bersih sabun, tetapi juga memberi aroma khas yang disukai konsumen.
Selain pelatihan teknis produksi, Tim PKM juga memberikan penguatan kapasitas dalam pemasaran digital.
Mereka membimbing peserta untuk memanfaatkan media sosial dan platform online guna memperluas jangkauan pasar.
Hal ini terbukti efektif, terbukti dari meningkatnya jumlah pesanan yang tidak hanya berasal dari desa setempat, tetapi juga dari konsumen di wilayah kota Bone.
Mutmainnah, salah satu anggota aktif GEMILAP yang akrab disapa Inna, membagikan pengalamannya.
“Awalnya kami hanya mencoba-coba, tapi sekarang kami lebih percaya diri. Dengan pelatihan dari Tim PKM, kami belajar banyak tentang kualitas produk, cara menjual secara online, dan mengelola keuangan usaha,” katanya. “Kami bahkan sudah mulai kewalahan menerima pesanan dari luar desa.”
Inna juga menyampaikan apresiasinya kepada pihak kampus dan DPPM Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi yang telah mendukung kegiatan ini.
“Bagi kami, ini bukan sekadar pelatihan, tapi langkah awal untuk bangkit secara ekonomi dan tidak selalu bergantung pada pekerjaan di sektor informal atau pertanian semata,” lanjutnya.
Melihat antusiasme dan hasil yang menjanjikan, GEMILAP berencana memperluas varian produk dengan menghadirkan sabun cuci piring berbagai aroma dan kemasan yang lebih modern.
Inisiatif ini diharapkan mampu mengikuti tren pasar sekaligus memperkuat identitas produk lokal.
Dukungan dari berbagai pihak, baik akademisi, pemerintah desa, hingga kementerian, menjadi pondasi penting dalam pengembangan usaha ini.
PKM yang diinisiasi Uncapi Bone menjadi contoh baik kolaborasi kampus dan masyarakat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi desa secara berkelanjutan.
Dengan semangat gotong royong dan inovasi, GEMILAP siap menjadikan sabun cuci piring sebagai produk unggulan desa.
Program ini juga mencerminkan semangat baru dalam pengembangan Sociopreneur muda pelaku usaha sosial yang tidak hanya mengejar profit, tetapi juga dampak sosial bagi komunitasnya. (*)