 |
| Mayat bayi perempuan ditemukan di sungai perbatasan Desa Lapasa dan Mario, Kecamatan Mare, Kabupaten Bone (Foto: Dok. Istimewa) |
TIMURKOTA.COM, BONE- Pihak Kepolisian Resort Bone bersama Polsek Mare masih terus melakukan proses penyelidikan terkait dengan penemuan mayat bayi perempuan di sungai perbatasan Desa Lapasa dengan Mario di Kecamatan Mare, Senin (17/12/23) malam.
Menurut keterangan warga kronologi penemuan mayat terbut bermula saat seorang warga bernama, Afrisal melintas di lokasi saat hendak menangkap kepiting.
Awalnya, dia mencium bau tak sedap. Karena menganggap itu bangkai binatang ia terus melanjutkan perjalanan.
Dia baru menyadari bahwa sumber bau tersebut merupakan mayat bayi setelah ditemukan di pinggir sungai. Setelah memastikan bahwa yang ditemukan tersebut mayat bayi, warga kemudian melaporkan ke pemerintah setempat.
Sebelumnya, Warga di perbatasan Desa Lapasa dengan Desa Mario Kecamatan Mare digegerkan dengan penemuan mayat bayi di sungai tak jauh dari jembatan.
Mayat bayi berjenis kelamin perempuan itu ditemukan pertama oleh seorang pria berinisial, AF yang saat itu sedang mencari kepiting.
AF dikagetkan saat melintas di pinggir sungai, ia awalnya mencium bau tak sedap, kemudian setelah mendekat dirinya menemukan bayi yang sudah membusuk.
Menurut keterangan salah Seorang warga, saat ini pihak kepolisian bersama TNI sementara berada di TKP namun mayat bayi tersebut belum dievakuasi.
"Saat ini bayinya masih sementara berada di lokasi, belum ada yang mengangkat meski sudah ada beberapa polisi dan anggota TNI di sini,"ungkap, Ayuni.
Dirinya melanjutkan, bayi tersebut diduga telah dibuang sejak beberapa hari yang lalu karena sebagian tubuhnya telah hilang termasuk kaki dan tangan.
"Kalau kondisi bayinya memang sudah tidak utuh, Jadi kemungkinan bayi tersebut telah dibuang beberapa hari yang lalu namun baru ditemukan oleh warga," tukasnya.
Dia menambahkan, bayi tersebut diduga telah dikubur oleh orang yang tidak bertanggung jawab namun karena saat ini musim hujan sehingga tanah di pinggir sungai terkikis.
"Bayinya seperti sudah dikubur, namun kemungkinan tanah terkikis akibat musim hujan sehingga mayatnya ditemukan," tutupnya.
