 |
| Malam Ta'siah hari pertama dihadiri Kepala Desa Arasoe, Imam Desa, imam Dusun dan penceramah. (Foto: Dok. Istimewa) |
TIMURKOTA.COM, BONE- Innalillahi wainna ilahi rojiun. Kabar duka menyelimuti keluarga besar media timurkota.com, setelah kakak kandung dari seorang jurnalis Syamsul Bahri Arafah berpulang.
Almarhumah Nahirah Bin Arafah, yang meninggal dunia dalam keadaan sakit pada usia 65 tahun.
Almarhumah meninggalkan tiga anak yang kini merasakan kehilangan yang mendalam.
Pimpinan Redaksi Timurkota.com, Herman, S.Sos., M.Si mengucapkan duka mendalam atas berpulangnya kakak kandung dari salah seorang wartawannya.
"Mewakili teman-teman di redaksi timurkota.com, kami mengucapkan duka mendalam atas berpulangnya ibu Nahira Binti Arafah yang merupakan kakak dari wartawan kami, bapak Syamsul Bahri Arafah. Semoga amal ibadahnya diterima, diampuni dosa-dosanya dan keluarga diberikan ketabahan," ungkapnya.
Sementara itu untuk mengenang dan mendoakan almarhumah, diadakan acara Ta'siyah yang berlangsung pada Rabu malam, 15 April 2025.
Acara Ta'siyah ini dipimpin oleh Ustadz Ahmad Syaltut, SHI, Mhi, yang merupakan imam di Kelurahan Tanete, Kecamatan Cina.
Dalam ceramahnya, Ustadz Ahmad menjelaskan tentang makna kematian dan pentingnya mempersiapkan diri menghadapi kehidupan setelah mati.
Acara ini dihadiri oleh Kepala Desa Arasoe, Andi Amal Fahsyah, SPd, serta imam Desa Arasoe, Muhammad Yunus, S.AG, dan imam Dusun Kompleks Pasar Safari Budiman.
Ratusan jamaah, baik laki-laki maupun perempuan, memenuhi tempat acara untuk mendengarkan ceramah dan memberikan penghormatan terakhir kepada almarhumah.
Ustadz Ahmad dalam ceramahnya mengingatkan bahwa kematian adalah bagian dari kehidupan yang tidak bisa dihindari.
“Setiap makhluk yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Oleh karena itu, kita harus selalu bersiap dan memperbanyak amal ibadah,” ujarnya.
Masyarakat Desa Arasoe menunjukkan solidaritas yang tinggi dalam menghadapi kehilangan ini. Banyak yang datang untuk memberikan dukungan moral kepada keluarga almarhumah.
Mereka membawa makanan dan membantu dalam proses Ta'siyah, menunjukkan betapa eratnya tali persaudaraan di antara warga desa ini.
“Kami semua merasa kehilangan. Kami akan selalu siap membantu keluarga Nahirah dalam masa sulit ini,” tutur Andi Amal Fahsyah, Kepala Desa.
Acara Ta'siyah tidak hanya menjadi sarana untuk mengenang Nahirah, tetapi juga sebagai pengingat bagi semua yang hadir tentang pentingnya saling mendukung dalam komunitas. Ustadz Ahmad mengajak jamaah untuk terus menjaga kebersamaan dan persatuan di antara mereka.
“Inilah saatnya kita menunjukkan cinta dan perhatian kita kepada sesama, terutama dalam masa-masa sulit,” tambahnya. (*)
